Trump Gugat California terkait Kebijakan Atlet Transgender

Jakarta, IDN Times- Pemerintahan Presiden Donald Trump, melalui Kementerian Kehakiman AS (DOJ), menggugat negara bagian California pada Rabu (9/7/2025). Gugatan yang diajukan di pengadilan federal Los Angeles ini menargetkan kebijakan negara bagian terkait transgender.
Gugatan tersebut menuduh kebijakan California yang mengizinkan atlet transgender berkompetisi di tim olahraga perempuan melanggar hukum hak-hak sipil federal yang dikenal sebagai Title IX. Departemen Pendidikan California (CDE) dan Federasi Antarsekolah California (CIF) menjadi pihak tergugat dalam kasus ini.
1. Pemerintahan Trump sebut kebijakan California ilegal dan tidak adil
Menurut DOJ, kebijakan California mengabaikan perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan. Kebijakan ini dianggap merusak integritas kompetisi dan kesempatan yang setara bagi atlet perempuan di sekolah.
"Bukan hanya 'sangat tidak adil', kebijakan itu juga ilegal menurut hukum federal. Kementerian Kehakiman ini akan melanjutkan perjuangannya untuk melindungi kesempatan yang setara bagi perempuan dan anak perempuan dalam olahraga," kritik Jaksa Agung AS, Pam Bondi, dilansir dari The Guardian.
Gugatan ini menuntut pengadilan untuk mengeluarkan perintah yang melarang California menerapkan kebijakannya. Selain itu, pemerintah federal juga meminta kompensasi bagi para atlet telah dirugikan oleh kebijakan tersebut.
Langkah hukum ini membawa ancaman serius bagi California, yaitu potensi penahanan sisa dana pendidikan federal untuk tahun fiskal ini. Nilai dana ini mencapai 3,8 miliar dolar AS atau sekitar Rp62 triliun, dilansir Politico.
2. Tanggapan pemerintah California atas gugatan
Pihak California berargumen bahwa kebijakan yang dipermasalahkan bukanlah aturan baru, melainkan hukum negara bagian yang telah berlaku sejak 2013. Badan pengelola olahraga sekolah, CIF, pernah menyatakan akan terus mematuhi hukum negara bagian tersebut, bukan arahan dari pemerintah federal.
Kantor Gubernur Gavin Newsom mengecam gugatan pemerintah federal.
"Tidak ada pengadilan yang pernah mengadopsi interpretasi Title IX yang diajukan oleh pemerintah federal. Baik Gubernur maupun mereka (CDE/CIF), tidak bisa seenaknya membatalkan hukum begitu saja, tidak seperti Donald Trump, California mengikuti hukum," kata juru bicara Newsom, Elana Ross, dilansir NBC.
Gugatan ini menjadi babak baru dalam perseteruan politik yang telah lama terjadi antara Trump dan Newsom. Kelompok advokasi hak-hak LGBTQ+ menyebut tindakan hukum ini sebagai serangan politik yang menargetkan anak-anak transgender.
Dalam gugatannya, DOJ justru mengutip komentar Newsom dari sebuah podcast pada Maret lalu. Saat itu, Newsom mengakui bahwa kompetisi yang melibatkan atlet transgender adalah hal yang sangat tidak adil.
3. Kasus atlet AB Hernandez sempat jadi sorotan
Isu ini menjadi sorotan setelah seorang atlet transgender, AB Hernandez, memenangkan kejuaraan atletik tingkat negara bagian pada Mei 2025. Kemenangannya menarik perhatian nasional dan memicu kritik langsung dari Presiden Trump sendiri.
Melalui unggahan di media sosial, Trump menyebut partisipasi Hernandez merendahkan perempuan dan meminta otoritas untuk tidak mengizinkannya berpartisipasi. Akibat sorotan tersebut, Hernandez dilaporkan menjadi sasaran perundungan daring.
Ketua Komite Pendidikan Majelis California, Al Muratsuchi, menilai isu ini dijadikan alat politik oleh pemerintah federal.
"California akan berdiri untuk mendukung dan membela semua siswa kami, terlepas dari identitas gender mereka. Olahraga remaja harus tetap terbuka untuk semua siswa, dan jumlah atlet transgender dalam olahraga perempuan sangat kecil sehingga pemerintahan Trump harus berhenti menggunakan ini sebagai isu pemecah belah" ujar Muratsuchi.