Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Tunisia: Warga Protes Perebutan Kekuasaan Presiden Saied

Suasana demonstran di Tunis, Ibu kota Tunisia. (twitter.com/majalla)
Suasana demonstran di Tunis, Ibu kota Tunisia. (twitter.com/majalla)

Jakarta, IDN Times - Ribuan pengunjuk rasa berbaris di jalan-jalan ibu kota Tunisia pada hari Sabtu (18/09/2021) untuk menuntut kembalinya demokrasi parlementer setelah perebutan kekuasaan yang dilakukan oleh Presiden Kais Saied.

Aksi demonstrasi itu dikawal ketat oleh pasukan keamanan serta dipantau langsung oleh kementerian dalam negeri dengan menggunakan pesawat tak berawak, laporan Africanews (19/09/2021).

1. Dituduh melakukan kudeta

Melansir Aljazeera, Ribuan orang berunjuk rasa di pusat Tunisia pada hari Sabtu meneriakkan “hentikan kudeta” dan “kami ingin kembali ke legitimasi”. Pendukung Saied mengadakan kontra-demonstrasi meneriakkan, "rakyat ingin membubarkan parlemen".

“Ini adalah demonstrasi untuk menunjukkan bahwa ada pria dan wanita Tunisia yang menolak kudeta dan langkah-langkah yang diambil oleh Presiden Saied,” kata Jawhar Ben Mbarek, seorang tokoh kiri terkemuka di antara para pengunjuk rasa.

Protes yang disambut oleh kehadiran banyak polisi di jalan Habib Bourguiba adalah demonstrasi besar pertama sejak Saied menyatakan pada 25 Juli bahwa dia memecat perdana menteri, menangguhkan parlemen dan mengambil alih otoritas eksekutif. Hal ini dicap sebagai aksi kudeta oleh lawan-lawannya.

2. Saied menolak tuduhan kudeta

Kais Said (twitter.com/Kennedy Wander)
Kais Said (twitter.com/Kennedy Wander)

Melansir Alarabiya, Saied dengan keras menolak tuduhan kudeta yang dilayangkan padanya. Saied mengatakan langkah-langkah itu diperlukan untuk menyelamatkan negara di tengah ketegangan atas krisis ekonomi dan virus Tunisia, dan hanya akan bertahan sebulan. Tapi dia kemudian memperpanjangnya sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Pekan lalu, salah satu penasihat Saied mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa presiden berencana untuk menangguhkan konstitusi dan menawarkan versi amandemen melalui referendum serta mendorong oposisi dari partai politik dan serikat buruh UGTT yang kuat.

Sebelumnya pada 25 Juli, Saied memecat pemerintah, membekukan parlemen, mencabut kekebalan anggota parlemen dan menempatkan dirinya sebagai penanggung jawab semua penuntutan.

3. Meminta konstitusi untuk mendukung reformasi 25 Julinya

Saied menegaskan tindakannya dijamin oleh Pasal 80 konstitusi, yang menetapkan kepala negara dapat mengambil "langkah-langkah luar biasa" jika terjadi bahaya yang akan segera terjadi terhadap keamanan nasional.

Pada 25 Juli lalu, Saied mengatakan dalam pidato yang disiarkan bahwa ia berencana untuk mengambil alih otoritas eksekutif dengan bantuan perdana menteri baru untuk menggantikan Mechichi yang sekarang digulingkan.

"Kami mengambil keputusan ini agar perdamaian sosial kembali ke Tunisia dan kami menyelamatkan negara," kata Saied yang dilansir dari Alarabiya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zidan Patrio
EditorZidan Patrio
Follow Us