Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ukraina Butuh Rp15 Triliun Lebih untuk Bangun Kembali Pusat Ilmiah

bendera Ukraina (unsplash.com/Yehor Milohrodskyi)

Jakarta, IDN Times - Badan kebudayaan PBB (UNESCO) mengatakan bahwa Ukraina membutuhkan lebih dari 1 miliar dolar AS (sekitar Rp15 triliun) untuk membangun kembali infrastruktur ilmiahnya yang telah rusak atau hancur akibat invasi Rusia.

Dalam laporan UNESCO yang dirilis pada Senin (11/3/2024), sebanyak 1.443 bangunan milik 177 lembaga ilmiah telah rusak atau hancur akibat perang. Memulihkan fasilitas tersebut akan menelan biaya lebih dari 1,21 miliar dolar AS (sekitar Rp18 triliun), termasuk 980,5 juta dolar AS (sekitar Rp15 triliun) untuk universitas yang mengalami kerusakan parah. 

Selain bangunan, lebih dari 750 peralatan penting untuk penelitian juga telah rusak, dengan 643 unit di antaranya tidak dapat diperbaiki lagi. Total biaya untuk memulihkan peralatan ini diperkirakan mencapai 45,9 juta dolar AS (sekitar Rp 711 miliar).

1. Peralatan untuk memantau industri nuklir telah dicuri atau dihancurkan

Situasi di sekitar Institut Masalah Keamanan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, dekat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia yang diduduki Rusia di tenggara Ukraina, menjadi perhatian khusus. Pasalnya, peralatan penting untuk memantau industri nuklir telah dicuri atau dihancurkan. Hal ini merupakan ancaman bagi keselamatan di wilayah tersebut dan sekitarnya. 

Sebelum perang, Ukraina dikenal secara internasional karena kontribusinya yang signifikan di bidang ilmu komputer, fisika nuklir, astronomi, dan bidang lainnya.

“Kita harus melindungi dan mendukung penelitian (ilmiah) di Ukraina. Ilmuwan, insinyur, dan pakar lainnya akan berperan penting dalam pemulihan negara," kata Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay, dikutip Associated Press.

2. Sekitar 10.429 ilmuwan Ukraina mengungsi atau hidup dalam pengasingan

Sejak dimulainya perang pada 24 Februari 2022, sekitar 10.429 ilmuwan telah menjadi pengungsi atau diasingkan. Sebagian besar dari mereka yang meninggalkan Ukraina kini tinggal di Jerman dan Polandia.

Sekitar 30 persen ilmuwan Ukraina kini terpaksa bekerja jarak jauh. Jumlah ini mencakup para emigran dan pengungsi internal, seperti mereka yang terpaksa mengungsi dari wilayah yang paling terkena dampak pemboman.

Sebelum perang, Ukraina mempekerjakan 88.629 ilmuwan.

3. Ukraina kehilangan pendapatan lebih dari Rp294 triliun di sektor budaya dan pariwisata

Bulan lalu, UNESCO memperkirakan bahwa sektor budaya dan pariwisata di Ukraina telah kehilangan pendapatan lebih dari 19 miliar dolar AS (sekitar Rp294 triliun) selama perang. Pertempuran telah merusak 341 situs budaya di seluruh Ukraina, termasuk di ibu kota Ukraina, Kiev, dan di kota Lviv di barat serta Odessa di selatan.

Badan tersebut memperkirakan bahwa Ukraina akan membutuhkan hampir 9 miliar dolar AS (sekitar Rp139 triliun) selama dekade berikutnya untuk membangun kembali situs budaya dan industri pariwisatanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us