Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ukraina Klaim Putin Berniat Memanipulasi Trump dan Pemimpin Dunia

Bendera Ukraina. (pexels.com/andrii-smuryhin)
Intinya sih...
  • Presiden Ukraina Zelenskyy menuduh Putin ingin memanipulasi Trump dengan bernegosiasi damai untuk melanjutkan perang di Ukraina
  • Zelenskyy memperingatkan bahwa Rusia ingin menentukan nasib Eropa tanpa melibatkan negara-negara Eropa dan Ukraina dalam negosiasi
  • Putin mengatakan krisis di Ukraina akan terhindarkan jika Trump menjadi presiden pada 2020, namun memperingatkan ancaman sanksi baru dari AS jika tidak mau bernegosiasi damai

Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin berniat memanipulasi Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan mengaku bersedia bernegosiasi dalam mengakhiri perang di Ukraina. Hal itu disampaikan Zelenskyy pada Jumat (24/1/2025).

Sebelumnya, Trump mengaku akan memberikan sanksi tambahan kepada Rusia jika tidak mau bernegosiasi damai. Ia akan menetapkan pajak tinggi kepada barang-barang impor asal Rusia jika tidak kunjung mengakhiri konflik di Ukraina. 

1. Klaim Putin hanya ingin melanjutkan perangnya di Ukraina

Zelenskyy memperingatkan, Putin sebenarnya hanya ingin melanjutkan perangnya di Ukraina dan berniat memanipulasi sejumlah pemimpin di dunia. 

"Dia (Putin) ingin memanipulasi keinginan dari Presiden Trump untuk mewujudkan perdamaian di Ukraina. Saya percaya bahwa harapan Rusia untuk memanipulasi Trump tidak akan berhasil," tuturnya, dikutip Deutsche Welle.

Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina Andriy Yermak mengungkapkan bahwa negaranya tidak akan mendukung negosiasi antara Trump dan Putin tanpa melibatkan Ukraina dan negara-negara Eropa.

"Putin ingin menentukan nasib Eropa tanpa melibatkan negara-negara Eropa dan berniat berbicara soal Ukraina tanpa melibatkan Ukraina. Kremlin berniat memulai negosiasi dengan AS yang dimulai sendiri oleh Rusia," ungkapnya. 

2. Putin sebut konflik di Ukraina akan terhindar jika Trump jadi presiden

Pada hari yang sama, Putin mengatakan bahwa krisis di Ukraina akan terhindarkan jika Trump menjadi presiden pada 2020. Ia pun mengaku berniat berbicara dengan Trump untuk mengakhiri konflik di Ukraina. 

"Saya tidak dapat membantu, tapi saya setuju dengan dia (Trump) bahwa jika kemenangannya tidak dicuri pada 2020. Maka, kemungkinan besar krisis di Ukraina tidak akan memuncak pada 2022, Rusia akan selalu terbuka mengenai dialog negosiasi damai," terangnya, dilansir CNN

Sementara itu, Putin memperingatkan Trump mengenai ancaman sanksi baru kepada Rusia jika tidak mau bernegosiasi damai. Ia mengklaim bahwa tambahan sanksi kepada Rusia akan menjadi bumerang dan berdampak buruk pada ekonomi AS. 

3. Zelenskyy ingin setidaknya ada 200 ribu tentara penjaga perdamaian di Ukraina

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. (commons.wikimedia.org/Офіс Президента)

Zelenskyy meralat perkataannya terkait dengan pengiriman setidaknya 200 ribu tentara penjaga perdamaian Eropa di Ukraina. Ia menyebut, kebutuhkan tentara penjaga perdamaian disesuaikan dengan jumlah tentara Ukraina. 

"Mengenai tentara penjaga perdamaian, saya tidak mengatakan bahwa kami hanya membutuhkan 200 ribu. Jumlah tentara dapat lebih atau kurang tergantung pada jumlah tentara Ukraina. Jika AS dan Eropa tidak ingin membantu dan Ukraina mengurangi jumlah tentara, maka tentara lain harus menggantikannya," ungkapnya, dilansir The Kyiv Independent.

Presiden Ukraina itu menambahkan bahwa pengiriman tentara penjaga perdamaian adalah salah satu opsi. Ia mengklaim bahwa aksesi Ukraina dalam NATO adalah cara termurah untuk mencapai stabilitas perdamaian di Ukraina dan Barat. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us