Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rusia: Bos UNICEF Lebih Peduli Anak-Anak Ukraina daripada Gaza

ilustrasi anak di Gaza (pixabay.com/hosnysalah)
ilustrasi anak di Gaza (pixabay.com/hosnysalah)
Intinya sih...
  • Rusia kritik UNICEF karena tidak memberikan pengarahan tentang anak-anak di Gaza ke Dewan Keamanan PBB.
  • Juru bicara UNICEF membantah tuduhan Rusia, menyebut Catherine Russell sedang fokus menangani krisis kemanusiaan di Davos.
  • Kepala bantuan PBB mengungkapkan perang di Gaza telah menyebabkan anak-anak terbunuh, kelaparan, dan mati kedinginan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Rusia, mengkritik bos badan anak-anak PBB (UNICEF) karena tidak memberikan argumen yang kuat atas penolakannya untuk memberikan pengarahan kepada Dewan Keamanan mengenai anak-anak di Gaza.

Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, menyebut Direktur Eksekutif UNICEF, Catherine Russell, yang merupakan warga Amerika, dengan cepat memberikan pengarahan mengenai kondisi anak-anak di Ukraina pada Desember 2024, saat Amerika Serikat (AS) menduduki kepresidenan Dewan.

“Jadi bagi UNICEF, anak-anak di Gaza kurang penting dibandingkan anak-anak di Ukraina,” kata Nebenzia kepada dewan yang beranggotakan 15 negara tersebut pada Kamis (23/1/2025).

“Penolakan pimpinan UNICEF untuk memberi pengarahan kepada Dewan Keamanan tentang tragedi mengerikan yang terkait dengan kematian puluhan ribu anak di Gaza adalah langkah yang mencolok, yang patut mendapat kecaman paling serius dari kami,” tambahnya.

Rusia menginvasi negara tetangganya, Ukraina, pada Februari 2022 dan masih berperang hingga saat ini. Sementara itu, gencatan senjata di Gaza dimulai pada Minggu (19/1/2025), menghentikan perang antara Israel dan kelompok Palestina Hamas yang telah meletus sejak Oktober 2023.

1. Russell berada di Davos untuk hadiri Forum Ekonomi Dunia

Menanggapi tuduhan Rusia, juru bicara UNICEF mengatakan bahwa Russell saat ini menghadiri Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss dengan fokus menangani krisis kemanusiaan. Oleh sebab itu, ia tidak dapat menyesuaikan jadwalnya untuk memberikan pengarahan kepada Dewan Keamanan.

"Russell telah menawarkan kepada Direktur Keadaan Darurat untuk menyampaikan pernyataannya atas namanya. Direktur Eksekutif UNICEF telah beberapa kali memberikan pengarahan kepada Dewan Keamanan mengenai situasi anak-anak di Gaza dan menghargai perhatian dewan terhadap anak-anak yang terdampak perang," kata juru bicara tersebut.

Dewan Keamanan telah mengadakan puluhan pertemuan untuk membahas perang di Gaza. Adapun pasukan bersenjata dan keamanan Israel, Hamas dan Jihad Islam, serta pasukan bersenjata Rusia masuk dalam daftar pelanggar global PBB karena membunuh dan melukai anak-anak.

2. AS dituduh ikut bertanggung jawab atas kematian anak-anak di Gaza

Nebenzia, pada Kamis, juga menuduh Washington turut bertanggung jawab atas kematian anak-anak di Gaza setelah AS menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan untuk melindungi Israel selama perang. Ia juga mengatakan bahwa AS mengabaikan permintaan Rusia untuk mengadakan pertemuan terkait kondisi anak-anak di Gaza pada Desember lalu.

Namun, penjabat Duta Besar AS, Dorothy Shea, membantah tuduhan tuduhan

“Gagasan bahwa Amerika Serikat bertanggung jawab atas penderitaan yang mengerikan di sana tidak dapat kami terima dan kami menolaknya sepenuhnya,” kata Shea kepada Dewan Keamanan.

3. Lebih dari 17 ribu anak hidup tanpa keluarga di Gaza

Kepala bantuan PBB, Tom Fletcher, mengungkapkan bahwa perang di Gaza selama 15 bulan terakhir telah menyebabkan anak-anak terbunuh, kelaparan, dan mati kedinginan. 

“Mereka menjadi cacat, yatim piatu, terpisah dari keluarga mereka. Perkiraan konservatif menunjukkan bahwa ada lebih dari 17 ribu anak tanpa keluarga di Gaza. Satu generasi telah mengalami trauma," tuturnya dalam pengarahan kepada Dewan Keamanan melalui video dari Stockholm, Swedia, pada Kamis.

Sementara itu, Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melaporkan bahwa 653 truk bantuan telah memasuki Jalur Gaza pada hari kelima gencatan senjata Israel-Hamas.

Berdasarkan kesepakatan tersebut, Israel harus mengizinkan sedikitnya 600 truk bantuan masuk ke Gaza setiap hari selama 6 minggu pertama gencatan senjata. Setengah di antaranya akan dikirim ke wilayah utara, di mana krisis pangan yang parah sedang terjadi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us