Ukraina Tingkatkan Pertahanan di Perbatasan Rusia-Belarus

Jakarta, IDN Times - Juru bicara Pasukan Penjaga Perbatasan Ukraina (SBGSU) Andriy Demchenko, pada Senin (8/4/2024), mengumumkan peningkatan benteng pertahanan di sepanjang perbatasan Rusia dan Belarus. Langkah ini sebagai pencegahan kemungkinan serangan Rusia dari sisi lain.
Pekan lalu, Kementerian Pertahanan Belarus telah mengadakan latihan militer besar-besaran di perbatasan Ukraina dan perbatasan Polandia-Lithuania. Bahkan, Presiden Belarus Alexander Lukashenko menyatakan ini sebagai persiapan perang.
1. Masih anggap Belarus sebagai ancaman

Demchenko mengatakan, sebenarnya tidak ada tentara Rusia yang mengancam di perbatasan Belarus-Ukraina. Namun, ia menyebut terdapat kemungkinan serangan karena Belarus mendukung Rusia.
"Jika kita berbicara tentang perbatasan dengan Belarus, di sisi lain kami tidak melihat bahwa Rusia memiliki pasukan di sana untuk menginvasi negara kami. Sayangnya, Belarus melanjutkan dukungan kepada agresor yang menyerang negara kami. Kami pun menganggap mereka sebagai ancaman," ungkapnya, dikutip Ukrinform.
"Di saat yang sama, kami akan terus membangun benteng dan memperkuat kapabilitas pertahanan kami di tengah ancaman aliansi tersebut," sambungnya.
Ia menekankan bahwa pengrusakan dari musuh masih ada dan sejumlah kelompok pengintai masih aktif di perbatasan Rusia, terutama di Sumy. Demchenko juga menyebut Rusia masih melancarkan serangan dari Sumy, Chernihiv, dan Kharkiv.
2. Ukraina tambah dana Rp2,3 triliun untuk bangun benteng pertahanan
Pekan lalu, Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal mengungkapkan penambahan dana alokasi pembangunan benteng pertahanan di perbatasan negara sebesar 5,6 miliar hryvnia (Rp2,3 triliun), terutama Donetsk, Kherson, Zaporizhzhia, Mykolaiv, dan Sumy.
Dilansir The Kyiv Independent, Ukraina sudah menggelontorkan dana sebesar 20 miliar hryvnia (Rp8,1 triliun) untuk membangun benteng pertahanan sepanjang 2024. Namun, terdapat kritik lantaran pembangunan dinilai cukup lambat.
Di sisi lain, pada Maret lalu, Presiden Volodymyr Zelenskyy mengungkapkan bahwa Ukraina akan membangin 2.000 km benteng pertahanan di sepanjang tiga garis pertahanan. Ia pun mengklaim pembangunan ini begitu besar, tapi langkahnya sudah tepat.
3. Lukashenko klaim Belarus dapat jadi penengah antara Rusia-Ukraina

Presiden Lukashenko mengklaim negaranya dapat berperan sebagai pihak ketiga dalam resolusi konflik Rusia-Ukraina.
"Saya tidak paham dengan situasi Ukraina saat ini. Kenapa mereka harus merusak hubungan dengan Belarus? Adanya pihak ketiga tepat untuk menyelesaikan masalah. Dalam kasus ini, Rusia-Ukraina membutuhkan negara yang cinta damai, seperti Belarus," terangnya.
"Lihatlah bagaimana Presiden Rusia Vladimir Putin bertindak. Dia sangat hati-hati dan waspada. Dia tahu bahwa cepat atau lambat perdamaian akan tiba. Perdamaian macam apa yang diinginkan tergantung pada mereka. Ini bukan urusan kami. Namun, mereka membutuhkan Belarus," sambungnya.
Lukashenko menolak militerisasi di perbatasan Ukraina-Belarus dan menyebut Kiev melakukan aksi-aksi kotor, termasuk melancarkan serangan terorisme di negaranya.