Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Uni Eropa Peringatkan AS soal Tarif Resiprokal Trump

Bendera Uni Eropa (unsplash.com/Guillaume Périgois)
Intinya sih...
  • Uni Eropa (UE) dikenai tarif 20 persen oleh Amerika Serikat (AS).
  • Kepala Kebijakan Luar Negeri UE mengatakan tak akan ada pemenang dalam perang dagang.
  • Presiden Komisi UE siap menanggapi tarif tersebut, sementara Perdana Menteri Italia menilai tarif tersebut tak adil.

Jakarta, IDN Times – Uni Eropa (UE) mengeluarkan peringatan terkait tarif yang dikenakan Amerika Serikat (AS) terhadap puluhan negara, termasuk negara-negara Eropa. Kepala Kebijakan Luar Negeri UE, Kaja Kallas, mengatakan, tak akan ada pemenang dalam perang dagang.

“Jelas bahwa semua tarif ini akan menaikkan harga bagi konsumen,” kata Kaja Kallas di depan pintu pertemuan Menteri Pertahanan di Polandia pada Kamis (3/4/2025), dilansir Anadolu Agency.

Kebijakan Presiden Donald Trump yang diumumkan pada Rabu menjatuhkan tarif 20 persen terhadap UE. Tarif ini menjadi yang terburuk sejak Great Depression pada dekade 1930-an.

Tak lama setelah pengumuman itu, Presiden Komisi UE, Ursula Von Der Leyen, mengatakan akan siap menanggapi tarif tersebut.

"Tampaknya tidak ada keteraturan dalam kekacauan ini. Tidak ada jalan yang jelas untuk mengatasi kerumitan dan kekacauan yang tengah terjadi, karena semua mitra dagang AS akan terkena dampaknya," kata von der Leyen, dikutip Politico.

1. Tarif yang tak adil

Kunjungan PM Italia, Giorgia Meloni, ke Brussel pada 20 Desember 2024 dan bertemu dengan Ketua Komisi Uni Eropa, Ursula Von Der Leyen. (commons.wikimedia.org/Christophe Licoppe)

Perdana Menteri Italia, Giorgia Meloni, juga bereaksi terhadap tarif yang dikenakan Trump. Ia menganggap tarif tersebut tak adil dan tak sesuai dengan kepentingan kedua belah pihak.

"Kami akan melakukan apa pun yang kami bisa untuk menggarap kesepakatan dengan AS dengan tujuan menghindari perang dagang yang mau tidak mau akan melemahkan Barat demi kepentingan pemain global lainnya," kata Meloni.

Meloni merupakan negara UE pertama yang menanggapi tarif tersebut. Ia dikenal sebagai pemimpin yang cukup dekat dengan Trump.

2. Fokus kembangkan alat pertahanan dalam negeri

Ilustrasi pesawat tempur. (pixabay.com/Günter Lohmeyer)

Alat pertahanan menjadi sektor yang paling terdampak atas tarif terbaru. Kallas mengatakan akan menyiasatinya dengan fokus pada pengembangan industri dalam negeri.

"Saat ini kami banyak membeli dari AS, tetapi kami perlu mendiversifikasi portofolio kami sehingga kami memiliki kemampuan untuk memproduksi di sini," katanya.

Tarif diumumkan di tengah upaya perundingan konflik Rusia-Ukraina. Terhentinya dukungan AS terhadap Ukraina menjadi tanggungan berat bagi UE. Apalagi selama ini, alat pertahanan kebanyakan dikirim oleh Washington.

Kallas mengatakan, negara-negara UE sudah memasok lebih dari separuh amunisi Ukraina. Namun mereka masih menyerukan tindakan yang lebih cepat.

“Hal-hal ini berjalan dengan sangat baik, kita perlu mengirimkan bantuan ke Ukraina secepat mungkin,” katanya.

3. Trump sebut UE pedagang jahat

Presiden AS, Donald Trump. (commons.wikimedia.org/Gage Skidmore)

Di Gedung Putih, Trump mengatakan bahwa UE selama ini telah menimbulkan kerugian dagang bagi Washington. Ia menyebut, beberapa negara telah “menjarah” negaranya selama puluhan tahun.

"Sekarang kita akan menuntut UE. Mereka sangat jahat. Para pedagang yang sangat, sangat jahat. Anda tahu, Anda membayangkan UE, sangat ramah. Mereka menipu kita. Sungguh menyedihkan melihatnya,” kata Trump.

Trump memperkirakan tarif yang dikenakan UE kepada AS sebesar 39 persen. Ia kemudian memotong angka itu hingga setengahnya sehingga mencapai 20 persen, yang oleh Trump disebut sebagai tarif timbal balik yang baik. 

Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan tarif 10 persen akan berlaku pada pagi hari tanggal 5 April dan tarif tambahan pada pelanggar terburuk pada tanggal 9 April.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sonya Michaella
EditorSonya Michaella
Follow Us