Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Uni Eropa Setuju Pakai Aset Rusia yang Dibekukan untuk Bantu Ukraina  

Ilustrasi Bendera Uni Eropa. (unsplash.com/Christian_Lue).
Ilustrasi Bendera Uni Eropa. (unsplash.com/Christian_Lue).

Jakarta IDN Times - Pertemuan puncak pemimpin Uni Eropa (UE) di Brussels pada Kamis (23/3/2023) menyepakati proposal untuk mengambil alih sebagian besar keuntungan dari aset Rusia yang dibekukan dan memberikannya kepada Ukraina. Ini diperkirakan dapat menghasilkan dana sebesar 3 miliar euro atau setara Rp51 triliun selama 2024.

Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, menyatakan bahwa 1 miliar euro pertama dapat dicairkan ke Ukraina pada awal Juli.

"Saya mengatakan kepada para pemimpin bahwa jika kita bertindak cepat sekarang dalam menyimpulkan proposal ini, kita dapat mencairkan 1 miliar euro pertama tanggal 1 Juli. Jadi, semua tergantung pada kita," ujar Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, dikutip dari The Guardian.

1. Kesepakatan dicapai setelah negosiasi panjang

Kesepakatan akhirnya tercapai setelah melalui negosiasi hampir setahun. Negosiasi fokus pada dasar hukum untuk melakukan penyitaan secara efektif terhadap 190 miliar euro aset Rusia yang saat ini disimpan di Euroclear, lembaga penyimpanan sekuritas sentral di Belgia.

Salah satu tantangannya adalah penolakan dari Hungaria terhadap penggunaan uang tersebut untuk mempersenjatai Ukraina. Namun, jalan menuju kesepakatan akhirnya terbuka setelah dilakukan perubahan pada narasi di dalam proposal untuk mengakomodasi keberatan Hungaria. 

Bagaimana dana tersebut akan dibagi masih belum diputuskan, namun proposal yang ada menyebutkan bahwa 90 persen akan digunakan untuk program militer dan 10 persen untuk rekonstruksi.

Selain itu, ada kemungkinan sebagian dana dapat dialihkan ke pendanaan UE untuk misi penjaga perdamaian di seluruh dunia guna memenuhi kekhawatiran Hungaria.

2. Kekhawatiran negara netral

Beberapa negara UE yang secara historis bersikap netral dalam konflik militer keberatan terhadap penggunaan dana tersebut untuk pembelian senjata. Kanselir Austria, Karl Nehammer, menegaskan bahwa bagi negara netral penting untuk memastikan bahwa uang yang mereka setujui tidak digunakan untuk membeli senjata dan amunisi, dikutip dari Reuters.

Di sisi lain, beberapa bank besar di Eropa Barat juga melakukan lobi untuk menentang proposal UE tersebut. Mereka khawatir keputusan ini dapat berujung pada tuntutan hukum yang mahal. 

Dalam pertemuan, para pemimpin dari 27 negara anggota UE juga mendiskusikan langkah-langkah yang dapat diambil oleh Eropa untuk meningkatkan pertahanannya sendiri dan memperkuat industri persenjataan mereka. Hal ini mencerminkan kekhawatiran bahwa konflik dengan Rusia mungkin tidak akan berakhir hanya di Ukraina saja.

3. Dukungan untuk keanggotaan Ukraina dan Moldova

Dalam pertemuan yang sama, para pemimpin UE juga memberikan dukungan yang lebih kuat terhadap keinginan Ukraina dan Moldova untuk bergabung menjadi anggota UE. Mereka sepakat meminta Komisi Eropa agar segera mengadopsi kerangka negosiasi untuk proses aksesi kedua negara tersebut tanpa menunda-nunda.

Mereka juga menyetujui bahwa sudah waktunya untuk melanjutkan pembicaraan keanggotaan dengan Bosnia dan Herzegovina. Namun, hal ini baru dapat dilakukan setelah Bosnia dan Herzegovina berhasil memenuhi semua persyaratan reformasi yang diperlukan untuk mendapatkan status sebagai negara kandidat anggota UE.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Leo Manik
EditorLeo Manik
Follow Us