Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Utusan PBB Minta Gencatan Senjata di Yaman Selama Ramadan 

Logo PBB di markas besarnya di kota New York (instagram.com/unitednations)

Jakarta, IDN Times - Utusan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Hans Grundberg, mengatakan pada Minggu (20/3/2022) bahwa dia sedang mengupayakan gencatan senjata di Yaman selama Ramadan. Rencana itu akan dimulai awal bulan depan.

Grundberg bertemu dengan kepala negosiator Houthi, Mohammed Abdulsalam, dan pejabat Oman pada Sabtu. Kedua belah pihak membahas konsultasi PBB yang sedang berlangsung dan upaya untuk menyelesaikan situasi kemanusiaan yang mengerikan di Yaman, dilansir Anadolu Agency.

1. PBB akan berdiskusi dengan pihak terkait

Logo PBB (twitter.com/SABC News)

Salah satu yang dibahas dalam pertemuan adalah isu kemungkinan gencatan senjata. Grundberg menambahkan bahwa dia akan melanjutkan untuk berdiskusi dengan pihak-pihak yang berkonflik.

Oman tetap mempertahankan hubungan yang baik dengan kelompok Houthi dan pemerintah Yaman.

Pada 7 Maret, Grundberg mengadakan pembicaraan di Yordania dengan beberapa pihak Yaman dalam upaya untuk menemukan penyelesaian atas pertempuran yang sedang berlangsung di Yaman.

2. Pembicaraan dengan GCC juga akan dihelat pada akhir bulan ini

Nayef Al-Hajraf, Sekjen GCC (Twitter.com/Nabeel Nowairah)

Dilansir MEHR, pembicaraan pada Sabtu dilakukan setelah sekretaris jendral Dewan Kerjasama Teluk (GCC), Nayef al-Hajraf, mengatakan pada Kamis bahwa mereka akan menjadi tuan rumah pembicaraan antara pihak-pihak yang bertikai Yaman di Riyadh dari 29 Maret hingga 7 April.

Pembicaraan akan mencakup enam topik, termasuk militer dan politik. Hajraf mengatakan dalam konferensi pers bahwa langkah GCC untuk mengadakan negosiasi ini bukanlah inisiatif baru, tetapi penegasan kembali bahwa solusi untuk konflik ada di tangan Yaman sendiri.

3. Konflik menyebabkan krisis kemanusiaan terburuk

Seorang wanita Yaman sedang memasak dengan bantuan pangan yang diberikan oleh WFP. (twitter.com/WFP Yemen)

Yaman telah dilanda kekerasan dan ketidakstabilan sejak 2014, ketika kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran merebut sebagian besar negara itu, termasuk ibu kota Sanaa.

Konflik tersebut telah menciptakan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia, di mana hampir 80 persen warga negara atau sekitar 30 juta orang membutuhkan bantuan dan perlindungan kemanusiaan. Sementara, lebih dari 13 juta orang berada dalam bahaya kelaparan, menurut perkiraan PBB.   

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us