Venezuela Janji Bebaskan Warganya dari El Salvador

Jakarta, iDN Times - Venezuela berjanji membebaskan warganya yang dideportasi Amerika Serikat (AS) ke El Salvador. Caracas mengecam Washington dan mengklaim aksi ini sebagai pelanggaran hak asasi manusia (HAM).
Sehari sebelumnya, AS sudah mengirimkan ratusan terduga anggota geng kriminal Tren de Aragua untuk ditempatkan di El Salvador. Langkah ini sebagai bagian kebijakan keamanan baru AS di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump.
AS juga memulangkan sejmlah anggota geng MS-13 atas permintaan Kejaksaan El Salvador. Mereka dikirimkan menggunakan pesawat dan langsung diarahkan ke Centro de Confinamiento del Terrorismo (CECOT).
1. Klaim tindakan AS akan membayakan kawasan
Presiden Parlemen Venezuela, Jorge Rodriguez, mengatakan bahwa jajaran pemerintah tidak tenang sebelum semua warga dipulangkan dari El Salvador.
"Apa yang dilakukan kepada warga Venezuela adalah penculikan di El Salvador dan perlawanan terhadap migran Venezuela di AS. Ini adalah sebuah kejahatan terhadap kemanusiaan dan HAM," terangnya pada Senin (17/3/2025), dikutip dari EFE.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Diosdado Cabello mengungkapkan bahwa deportasi tersebut adalah bentuk serangan terhadap warga Venezuela. Ia pun mengklaim tindakan itu akan membahayakan kawasan.
"Kami menyerukan desakan dan akan menghubungi komunitas internasional, terutama Community of Latin American and Caribbean States (CELAC) untuk ikut mengecam kasus ini dan berperan aktif dalam meneggakkan kasus ini," ungkapnya.
2. Rodriguez usulkan larangan bepergian ke AS
Rodriguez mengatakan akan meminta pemerintah Venezuela melarang warganya pergi ke AS untuk sementara waktu. Ia mengklaim bahwa di AS bukan negara yang aman bagi warga Venezuela.
"Menurut saya, AS tidak lagi memiliki hukum melindungi hak asasi manusia yang dmiliki oleh migran Venezuela. Tuduhan ini bahwa orang-orang tersebut adalah bagian dari Tren de Aragua. Ini semua adalah manipulasi untuk menculik warga Venezuela," tuturnya.
Ia menambahkan, siapapun warga di Venezuela, baik itu berasal dari anggota Tren de Aragua, maupun warga berusia 14 tahun di teritori AS dapat diculik. Mereka kemudian dapat dijebloskan ke dalam penjaga di El Salvador.
3. Maduro sebut Bukele ingin permalukan migran Venezuela
Presiden Nicolas Maduro buka suara terkait pengiriman migran Venezuela ke El Salvador. Ia menyebut tindakan Washington tersebut mencerminkan fasisme.
"Jika AS sedang menghadapi banyaknya warga Venezuela yang terjerat gugatan hukum, maka dialog bisa dimulai sesuai dengan hukum kami. Namun, apa yang dilakukan adalah tindakan fasisme. Venezuela mengecam pelanggaran HAM ini," ujarnya, dilansir dari Telesur.
Ia pun mengkritisi Bukele yang mendukung kebijakan tersebut. Maduro mengklaim bahwa AS berniat mendirikan kamp konsentrasi dan memenjarakan warga Venezuela yang tidak bersalah tanpa adanya bukti bahwa mereka anggota geng kriminal.
Maduro menyebut bahwa seseorang tidak bisa ditangkap hanya karena nasionalitasnya. Ia menyatakan bahwa warga Venezuela sudah ditangkap tanpa perlindungan hukum dan tanpa adanya proses hukum.