Venezuela Protes Brasil soal Intervensi Urusan dalam Negaranya

- Pemerintah Venezuela protes Brasil terkait veto masuknya ke dalam BRICS
- Kementerian Luar Negeri Venezuela memanggil Duta Besar Venezuela di Brasilia sebagai bentuk protes
- Brasil menolak klaim kemenangan Maduro dan pemimpin oposisi, Edmundo Gonzalez Urrutia
Jakarta, IDN Times - Pemerintah Venezuela, pada Rabu (30/10/2024), memprotes Brasil terkait veto untuk bergabung dalam BRICS. Pihaknya menyebut putusan tersebut telah merusak relasi kedua negara dan menganggap Brasil terus mengintervensi urusan dalam negeri Venezuela.
Pekan lalu, Brasil menolak masuknya Venezuela sebagai negara mitra BRICS. Kepala Penasehat Kepresidenan Brasil, Celso Amorim mengungkapkan bahwa Caracas sudah mengkhianati kepercayaan Brasilia karena tidak mau memublikasikan hasil pilpres secara terbuka.
1. Kemlu Venezuela tarik Duta Besar dari Brasil
Kementerian Luar Negeri Venezuela resmi memanggil Duta Besar Venezuela di Brasilia, Manuel Vadell sebagai bentuk protes. Caracas juga mengklaim Brasilia terus menyerang dan mengkritisi pemerintahan Presiden Venezuela Nicolas Maduro.
"Deklarasi pemerintah Brasil belakangan ini seperti halnya pesan yang selalu disampaikan oleh imperialisme Amerika Serikat (AS). Mereka hanya mendedikasikan dirinya untuk menilai negara lain, padahal itu seharusnya hanya menjadi masalah warga Venezuela," terangnya, dilansir Mercopress.
Juru Bicara Parlemen Venezuela Jorge Rodriguez mengungkapkan rencana untuk mendeklarasikan persona non-grata kepada Amorim. Ia bahkan mengklaim Amorim mengatakan hal itu atas perintah dari Penasehat Keamanan Nasional AS, Jake Sullivan.
2. Brasil akan ikut mempertahankan demokrasi di Venezuela

Sehari sebelumnya, Amorim mengungkapkan rezim Maduro tidak menegakkan prinsip transparansi dalam proses pemilu di Venezuela. Ia menyebut Brasil akan mendukung dan ikut mempertahankan demokrasi di Venezuela.
"Prinsip utama tranparansi tidak dihargai dalam proses pemilu di Venezuela. Maka dari itu, klaim kemenangan Maduro tidak dapat diakui. Brasil akan menghargai prinsip mempertahankan demokrasi dan non-intervensi urusan dalam negeri dan resolusi damai untuk mengakhiri polemik pemilu ini," terangnya.
Ia menambahkan, Brasil tidak akan mengakui klaim kemenangan dari Maduro maupun pemimpin oposisi, Edmundo Gonzalez Urrutia yang kini mengasingkan diri di Spanyol usai mendapat perintah penangkapan.
3. Maduro sebut tidak ada negara yang dapat membungkam Venezuela

Pekan lalu, Presiden Maduro mengatakan bahwa tidak ada satu pun negara yang dapat memveto atau membungkam Venezuela.
"Tidak ada satu pun kekuatan yang dapat membungkam suara pemberontakan dan keadilan kepada Venezuela. Tidak hari ini atau di masa yang akan datang, tidak ada yang dapat membungkam Venezuela dan siapapun yang melakukannya akan terlupakan," tuturnya, dilansir EFE.
Maduro menambahkan bahwa Venezuela selama ini sudah berada di pihak yang benar dalam sejarah dunia. Ia mengklaim negaranya menjadi yang terdepan dalam membentuk lahirnya dunia multipolar baru.
Ia pun menyebut selama ini Kemlu Brasil atau Itamaraty yang menghalangi Venezuela untuk masuk ke dalam organisasi Mercosur. Maduro menyebut Itamaraty mempromosikan paham anti-Venezuela untuk mengasingkan negaranya.