Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Vietnam Jadi Partner Rusia untuk Pengembangan Energi Nuklir

ilustrasi (Unsplash.com/Wim van 't Einde)

Jakarta, IDN Times - Rusia dan Vietnam melakukan penandatanganan perjanjian nuklir pada Selasa (14/1/2025) saat Perdana Menteri Rusia, Mikhail Mishustin, mengunjungi Hanoi. 

Direktur Rosatom, Alexey Likhachev, disebut sangat tertarik untuk bekerja sama dengan Vietnam. Ini khususnya proyek dua pembangkit listrik tenaga nuklir Ninh Thuan.

Vietnam dan Rusia telah menjadi sekutu sejak Perang Dingin. Sampai saat ini, hubungan antara dua negara tersebut masih erat. Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi negara itu pada Agustus 2024.

1. Vietnam berusaha mencapai kemandirian energi

Apa yang dilakukan oleh Vietnam adalah upaya membangkitkan kembali proyek listrik nuklirnya. Pembangunan dua pembangkit tertunda karena masalah biaya yang membengkak dan kekhawatiran keselamatan.

Dilansir Associated Press, perjanjian terbaru Rusia-Vietnam ditandangani Rosatom dan perusahaan listrik negara Vietnam, EVN.

Vietnam berambisi mencapai kemandirian energi pada 2050 dan berupaya mengekang emisi gas rumah kaca. PLTN diharapkan membantu untuk mencapai target tersebut.

"Vietnam merupakan mitra penting Rusia di Asia Tenggara. Hari ini kami berencana untuk membahas dengan Anda rencana kerja sama komprehensif antara Rusia dan Vietnam, yang akan berlangsung hingga 2030," kata Mihustin ketika bertemu mitranya Pham Minh Chinh.

2. Rincian perjanjian tenaga nuklir tidak bersifat publik

Sayangya, perjanjian kerja sama pengembangan energi nuklir Vietnam itu tidak bersifat publik. Rincian terkait perjanjian tersebut tidak diketahui.

Dilansir The Moscow Times, perjanjian nuklir itu merupakan salah satu dari tujuh perjanjian Rusia-Vietnam. Perjanjian itu juga mencakup kerja sama teknologi digital dan elektronik.

Proyek PLTN Vietnam memiliki kapasitas 4 ribu megawatt. Awalnya, proyek itu akan dikembangkan dengan bantuan Rosatom dan konsorsium Jepang, JINED. Tapi pada 2016, rencana tersebut dibatalkan.

3. Rusia akan sediakan kapal riset untuk studi kelautan

ilustrasi (Unsplash.com/Ricardo Resende)

Likhachev dari Rosatom tiba di Hanoi pada Senin (13/1/2025). Dia menyatakan kesiapan perusahaan membantu Vietnam dalam pembangunan PLTN dan pusat penelitian.

Dilansir Euro News, media Vietnam mengabarkan bahwa Rosatom juga akan berbagi dan melokalkan teknologi nuklir Rusia.

Selain perjanjian energi nuklir, Moskow setuju untuk menyediakan kapal penelitian ilmiah untuk Vietnam. Kapal itu untuk studi kelautan.

Kedekatan Vietnam dan Rusia bukanlah hal rahasia. Moskow telah menjadi pemasok senjata utama Hanoi selama beberapa dekade. Antara 1995 hingga 2023, impor senjata Vietnam dari Rusia mencapai lebih dari 80 persen.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us