Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rusia Tuding Ukraina Sengaja Serang Pipa Gas TurkStream

ilustrasi bendera Rusia (unsplash.com/sampowl)
Intinya sih...
  • Rusia tuduh Ukraina rencanakan serang teroris di pipa gas TurkStream, mengancam pasokan gas Eropa.
  • Kiev menolak pengakhiran kontrak transit gas Rusia, memicu ketegangan dengan negara-negara Eropa seperti Slovakia.
  • Ukraina klaim serang kilang minyak di Tatarstan, Rusia. Pemerintah Tatarstan bantah adanya kebakaran, hanya proses evakuasi.

Jakarta, IDN Times - Rusia, pada Senin (13/1/2025), mengklaim bahwa Ukraina merencanakan serangan teroris di pipa gas alam TurkStream. Moskow menuding Kiev berusaha memicu keamanan pasokan gas di Eropa dengan merusak pipa yang melewati Turki tersebut. 

Sebulan terakhir, situasi di beberapa negara menegang usai berakhirnya kontrak transit gas alam Rusia di Ukraina. Slovakia menjadi negara yang menentang keras keputusan Ukraina dan mengancam akan membalas dengan memutus aliran listrik.  

1. Klaim akan berdampak pada konsumen gas di Eropa

Juru Bicara Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, mengatakan bahwa tindakan Ukraina menyerang stasiun kompresor di Kransodar sangat membayahakan konsumen gas alam di Eropa. 

"Ini adalah sesuatu yang baru, sebuah pipa yang menghubungkan konsumen di Eropa menjadi target peledakan seperti yang sudah dilakukan di pipa gas Nord Stream. Ini mengakibatkan terhentinya transi gas dan kompresor di Sudzha dan sebagainya," terang Peskov, dikutip Tass.

Ia pun menuding, Ukraina telah merencanakan serangkaian aksi terorisme di fasilitas energi di dalam teritori Rusia. Di sisi lain, Moskow sudah berunglang kali melancarkan serangan di infrastruktur energi Ukraina. 

Kementerian Pertahanan Rusia menyebut drone tersebut berhasil ditembak jatuh dan hanya ada kerusakan kecil di fasilitas pipa gas tersebut. Serangan ini disebut tidak berdampak pada pengiriman gas alam. 

2. Hungaria protes serangan di pipa gas alam TurkStream

Menanggapi dugaan serangan di fasilitas pipa TurkStream, Menteri Luar Negeri Hungaria, Peter Szijjarto, menyebut bahwa keamanan dan operasional pipa gas alam tersebut harus dihormati. 

"Keamanan suplai energi adalah masalah kedaulatan, maka dari itu segala aksi yang mengancam keamanan suplai energi kami dapat dipandang sebagai sebuah serangan keapda kedaulatan Hungaria," tuturnya, dilansir The Moscow Times.

Pipa gas alam TurkStream memiliki panjang 930 km yang melewati Laut Hitam dan Anapa hingga Kiyikoy di Turki. Pipa tersebut yang menjadi jalur utama pengiriman gas alam dari Rusia menuju ke negara-negara Balkan hingga Eropa Barat. 

Meski dianjurkan untuk mencari alternatif, beberapa negara Eropa, termasuk Hungaria dan Slovakia diketahui masih menggantungkan pada gas alam dari Rusia. Keduanya juga menolak pengakhiran kontrak transit gas alam Rusia di Ukraina. 

3. Ukraina klaim sukses serang kilang minyak terbesar Rusia

Pada Sabtu (11/1/2025), Kepala Pusat Perlawanan Disinformasi Ukraina, Andrii Kovalenko mengklaim berhasil menyerang salah satu kilang minyak terbesar Rusia di Nizhnekamsk, Tatarstan. Serangan di kilang minyak Taneco tersebut menjadi yang kedua kali dilakukan. 

Ia menambahkan, kilang minyak Taneco menjadi salah satu yang paling modern di Rusia. Dalam potongan video yang tersebar di media sosial menunjukkan adanya kebakaran hebat di area tersebut.

"Kilang minyak Taneco memiliki kapasitas produksi minyak mencapai 16 juta ton per tahun dan berperan penting dalam menyuplai bahan bakar militer Rusia untuk melancarkan serangan ke Ukraina," ungkap Kovalenko, dikutip CNN.

Meskipun demikian, pemerintah Republik Tatarstan menampik adanya kebakaran di area kilang minyak. Namun, mereka mengatakan hanya ada proses evakuasi sebagai bentuk pelatihan keamanan dan cahaya merah itu bukanlah sebuah ledakan. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ernia Karina
EditorErnia Karina
Follow Us