Warga Gaza: Kini Palestina Dilupakan, Semua Tertuju ke Iran-Israel

- Upaya gencatan senjata bisa tergangguSejak serangan awal Israel ke Iran dimulai pada 13 Juni, sejumlah lokasi distribusi bantuan di Gaza telah ditutup. Al-Halabi mengungkapkan bahwa keluarganya kini kesulitan mendapatkan tepung, dengan harga satu karung seberat 25 kilogram melonjak hingga lebih dari sekitar Rp5,7 juta.
- Perang Israel-Hamas masih tetap berlangsungSharif al-Buheisi, warga Deir al-Balah di Gaza tengah berusia 56 tahun, menyebutkan bahwa perang kemungkinan besar akan terus berlangsung terlepas dari ketegangan Israel-Iran. Al-Buheisi menilai Israel kini bisa melakukan berbagai tindakan kontroversial tanpa mendapat tekanan berarti
Jakarta, IDN Times - Warga Palestina di Jalur Gaza khawatir eskalasi konflik antara Israel dan Iran dapat mengalihkan perhatian dunia dari krisis kemanusiaan yang tengah mereka alami. Selama dua hari terakhir, militer Israel melancarkan serangan udara terhadap fasilitas nuklir Iran. Teheran telah membalas dengan rentetan rudal balistik yang menghantam sejumlah kota di Israel.
Di tengah ketegangan tersebut, warga Gaza terus berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar, termasuk memperoleh makanan, akses internet, dan bertahan dari serangan yang terus berlangsung.
"Semua orang kini membicarakan Iran," ujar Khalil al-Halabi, 71 tahun, seorang pensiunan pejabat PBB yang tinggal di rumahnya yang rusak di Kota Gaza.
"Gaza tidak lagi jadi perhatian,” tambahnya, dikutip dari The New York Times.
1. Upaya gencatan senjata bisa terganggu

Sejak serangan awal Israel ke Iran dimulai pada 13 Juni, sejumlah lokasi distribusi bantuan di Gaza telah ditutup. Al-Halabi mengungkapkan bahwa keluarganya kini kesulitan mendapatkan tepung, dengan harga satu karung seberat 25 kilogram melonjak hingga lebih dari sekitar Rp5,7 juta.
Namun, kekhawatirannya justru berkaitan dengan proses gencatan senjata yang semakin terhambat akibat konflik baru ini. Sejumlah upaya negosiasi antara Israel dan Hamas terus menemui jalan buntu dalam beberapa bulan terakhir. Israel bersikeras baru akan menghentikan perang setelah Hamas dibubarkan, sementara Hamas menolak menyerah.
2. Perang Israel-Hamas masih tetap berlangsung

Sharif al-Buheisi, warga Deir al-Balah di Gaza tengah berusia 56 tahun, menyebutkan bahwa perang kemungkinan besar akan terus berlangsung terlepas dari ketegangan Israel-Iran.
"Israel dan Hamas sepakat untuk melanjutkan perang. Keduanya sama-sama mengambil keuntungan dengan cara mereka masing-masing,” ujar dia.
Al-Buheisi, yang sebelumnya bekerja sebagai administrator universitas sebelum perang pecah, menambahkan bahwa berkurangnya perhatian internasional terhadap Gaza bisa berdampak negatif bagi Palestina. Ia menilai Israel kini bisa melakukan berbagai tindakan kontroversial tanpa mendapat tekanan berarti dari dunia internasional.
3. Kata Iran soal serangannya terhadap Israel

Al-Buheisi pun menyoroti sistem baru penyaluran bantuan yang dinilai masih kacau dan kerap memakan korban jiwa. Akibat kondisi fisiknya yang menderita hipertensi, ia tidak mampu bersaing dalam antrean panjang dan tidak teratur untuk memperoleh sekotak bantuan makanan.
Sejak sistem bantuan baru diterapkan pada Mei lalu, sejumlah warga Palestina tewas atau terluka saat berusaha mengambil paket makanan di lokasi-lokasi distribusi yang dikelola kontraktor keamanan asal Amerika Serikat. Beberapa saksi mata Palestina menyebutkan bahwa sebagian korban tewas akibat tembakan tentara Israel yang menjaga perimeter lokasi distribusi.
Militer Israel menyatakan bahwa pasukannya hanya melepaskan tembakan peringatan ke arah warga yang dinilai mendekat secara membahayakan.
Al-Halabi menambahkan bahwa perhatian dunia yang terus berpindah-pindah hanya memperlihatkan betapa tak berdayanya warga Gaza dalam menghadapi situasi ini.
"Kami hidup dalam kesengsaraan di sini. Tapi apa yang bisa kami lakukan?"
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, kekeuh bahwa apa yang dilakukan oleh negaranya adalah upaya untuk membela diri. Dia pun menegaskan bahwa serangan Teheran akan berhenti jika pihak asing juga berhenti melakukan serangan.
“Serangan Israel tidak akan pernah terjadi tanpa lampu hijau dan dukungan AS,” kata Araghchi, seraya menambahkan Teheran tidak percaya pernyataan Amerika Serikat bahwa Washington tidak terlibat dalam serangan baru-baru ini, ujarnya dikutip dari The Straits Times.