Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Xanana: Timor Leste Batal Gabung ASEAN jika Isu Myanmar Tak Selesai

PM Xanana Gusmao saat usai dilantik pada Sabtu (1/7/2023). (IDN Times/Alya Achyarini)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao, mengatakan bahwa negaranya bisa saja batal bergabung dengan ASEAN jika organisasi tersebut tidak segera menyelesaikan konflik Myanmar.

“Jika ASEAN tidak dapat meyakinkan junta militer Myanmar, saya dapat mengatakan, Timor Leste belum dapat mempercayai asosiasi ini. Ini adalah posisi pemerintah,” kata Xanana, dikutip dari News-VIPTV, Senin (7/8/2023).

“Saya sudah menyampaikan posisi Timor Leste ini kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),” lanjut dia.

1. Lima Poin Konsensus (5PC) masih menjadi acuan ASEAN selesaikan isu Myanmar

ilustrasi kudeta Myanmar (ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer)

Selama ini, upaya Indonesia untuk menyudahi konflik di Myanmar mendapat apresiasi dari negara anggota ASEAN. Indonesia ikun andil menjembatani kesenjangan dan perbedaan, yang mengarah ke dialog inklusif untuk solusi yang komprehensif.

Pernyataan bersama Menteri Luar Negeri ASEAN bulan lalu memutuskan kontribusi Indonesia sebagai perkembangan positif. Adapun Lima Poin Konsensus (5PC) tetap menjadi acuan ASEAN untuk membantu Myanmar.

“Sejalan dengan Paragraf 14 soal Tinjauan dan Keputusan Para Pemimpin ASEAN tentang Pelaksanaan Lima Poin Konsensus, kami diberi pengarahan oleh Thailand tentang aktivitasnya baru-baru ini di Myanmar, yang dipandang oleh sejumlah negara anggota ASEAN sebagai perkembangan yang positif,” kata pernyataan itu.

“Kami menegaskan kembali persatuan ASEAN dan menegaskan kembali bahwa setiap upaya harus mendukung dan sejalan dengan 5PC dan berkoordinasi dengan Ketua ASEAN,” lanjut pernyataan tersebut.

Selain itu, implementasi 5PC akan ditinjau secara komprehensif dan menyampaikan rekomendasi ke KTT ASEAN ke-43 September nanti.

2. Indonesia sudah lakukan 110 pendekatan ke Myanmar

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi. (IDN Times/Sonya Michaella)

Hampir tujuh bulan keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi membeberkan sejumlah pendekatan yang intensif dan inklusif untuk menangani krisis Myanmar.

“110 pendekatan telah dilakukan, baik berupa pertemuan in person, virtual, maupun melalui percakapan per telepon, termasuk pendekatan saya secara in person baik dengan Menlu National Unity Government (NUG) maupun Menlu Dewan Administrasi Negara (SAC) dalam beberapa kali,” kata Retno, dalam jumpa pers beberapa waktu lalu.

“Dan juga pendekatan Office of Special Envoy, baik dengan Ethnic Resistance Organizations (EROs), wakil-wakil partai politik, dan CSO serta pihak-pihak lain di Myanmar,” lanjut Retno.

3. Pendekatan merupakan aspek penting

Pengunjuk rasa menggelar aksi protes terhadap kudeta militer di Kota Yangon, Myanmar, Sabtu (6/2/2021). Mereka menuntut pembebasan pemimpin terpilih Myanmar Aung San Suu Kyi. ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer/wsj.

Retno kembali menekankan pendekatan dengan semua pihak adalah kunci dari 5PC untuk membantu Myanmar.

Menurut Retno, pendekatan bukan tujuan, namun alat untuk mencapai dialog inklusif agar perdamaian yang kuat dan kokoh terwujud.

“Pendekatan yang intensif dan inklusif penting dilakukan dan menjadi kunci untuk membangun kepercayaan, mendengarkan posisi masing-masing pihak, mencoba membangun jembatan untuk mempersempit perbedaan," ujar Retno.

Dia mengatakan, pendekatan juga mendorong deeskalasi kekerasan.

"Mendorong dialog inklusif dan mengajak semua pihak untuk membantu dan mendukung pemberian bantuan kemanusiaan dengan prinsip no one left behind,” lanjutnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us