Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perkembangan Politik Terakhir di Indonesia dan Amerika Serikat

Presiden Prabowo tiba di New Delhi, India (dok. Sekretariat Presiden)

Bapak Presiden Prabowo melakukan kunjungan kenegaraan sekaligus menghadiri peringatan perayaan Kemerdekaan India ke 76, 23-26 Januari 2025. Presiden Prabowo didampingi sejumlah pejabat tinggi negara, termasuk Menko Ekuin Erlangga Hartarto, Menlu Sugiono, Menseneg Teddy, Menteri Kominfo Mutia Hafid, dan Menteri Kebudayaan Fadlizon, serta Ketua Kadin, Anida Bakrie. Selain itu ada 326 perwira dan kadet Akabri, lengkap dengan drumband-nya, yang ikut merayakan defile Hari Kemerdekaan India.

Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Modi, Presiden Prabowo menyampaikan terima kasih atas dukungan India pada waktu Indonesia masuk menjadi anggota penuh BRICS+. Presiden Prabowo kemudian mengundang para investor India untuk berusaha di Indonesia, ikut memajukan mutu pendidikan serta kemampuan teknologi Indonesia. Demikian pula pelestarian kebudayaan termasuk yang berkaitan dengan India.

Pada prinsipnya kunjungan ini dimaksudkan untuk mempererat kerjasama kedua negara, meningkatkan hubungan politik, ekonomi, keuangan, perdagangan, dan kebudayaan, meningkatkan strategic partnership yang sudah dimulai sejak 2018. Sebagai tambahan,
beberapa ajudan Presiden Prabowo dan Menlu Sugiono serta Mensekneg Teddy membuat kejutan melantunkan lagu popular Bollywood, “Kuch Kuch Hota Hai” yang spontan disambut hangat dan meriah oleh tuan rumah Presiden Draupadi Murmu dan seluruh hadirin. Hal ini seolah-olah menyambut suksesnya kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo dan rombongan mempererat hubungan bilateral India-Indonesia.

Perjalanan tersebut dilaksanakan sehari setelah Presiden Prabowo memimpin Rapat Kabinet Paripurna, yang dihadiri semua Menko, Menteri,Wakil Menteri dan para Kepala Badan, membahas selesainya penyusunan Anggaran Penerimaan dan Belanja negara. Presiden Prabowo menyampaikan terima kasih kepada Menkeu dan seluruh jajarannya yang telah bekerja keras menghasilkan APBN. Demikian pula seluruh menteri dan jajarannya yang telah sangat bagus bekerja sama sampai kesiapan anggaran tersebut.

Presiden Prabowo sangat menghargai seluruh anggota kabinet karena dalam proses penyiapannya Presiden terus menerus menyimak secara teliti, sampai mempelajari di Satuan Sembilan, yang mungkin para Menteri sendiri tidak sadar. Presiden terus menekankan bahwa anggaran ini harus mencerminkan upaya bersama untuk menciptakan kesempatan kerja, meningkatkan efisiensi, mengurangi semua pengeluaran yang kurang penting, seperti berbagai perayaan ataupun perjalanan keluar negeri, demikian pula harus menunjukkan upaya kita meningkatkan kemampuan teknologi.

Presiden Prabowo menyebutkan bahwa  berkat kerja keras, profesionalisme, kerjasama dan koordinasi yang rap, target yang ingin kita capai akan terlaksana Insya Allah dalam waktu yang lebih cepat dari yang semula kita perkirakan.

Dari gambaran di atas, kiranya tidak salah mengatakan bahwa kinerja Presiden
Prabowo dengan pemerintahnya dalam serratus hari kerja pertamanya telah berhasil
dengan bagus, memenuhi janji-janji yang diucapkan waktu kampanye sebelumnya, seperti memberikan makan siang bergizi gratis kepada seluruh siswa-siswi sekolah dan ibu-ibu yang mengandung. Memulai pembangunan rice estate dalam rangka mencapai swa sembada pangan dan energi. Selamat kapada Presiden, Wakil Presiden dan seluruh anggota Kabinet, teruskan kerja bagus tersebut, kami semua mendukung bapak-ibu sekalian.

Dalam pada itu, cerita tentang pembentukan Kabinet Presiden Trump yang seret ini terus
berlanjut. Dengan pemungutan suara pemungutan imbang 50 : 50, suara Wapres Vance
telah menyebabkan lolosnya calon Menhan yang menjalani proses konfirmasi sangat seret di Senat. Sekarang, meskipun banyak suara yang berkeberatan menyangkut kualifikasinya, banyaknya masalah pelanggaran seksual dan latar belakang keluarga yang amburadul, akhirnya mantan Fox Weekend Anchor, Pete Hegseth, resmi menjadi Menhan AS baru, yang menguasai pasukan yang terkuat di dunia.

Seperti membuktikan ketidakmampuannya bekerja secara baik, waktu baru-baru ini ada kecelakaan tabrakan pesawat komersial American Airlines dan Blackhawk Helicopter AU AS yang menyebabkan tewasnya semua penumpang dan awak pesawat, jatuh di Sungai Potomac.  Menhan Hegseth bukannya ikut menangani musibah tersebut, tetapi sibuk  melaksanakan hukuman terhadap lawan politik Presiden Trump, Jenderal Mark Miley, mantan kepala Gabungan Angkatan Bersenjata AS dengan rencana menurunkan pangkatnya dari empat bintang menjadi tiga.

Satu hal yang menyesakkan juga, waktu hearing, Senator Hirono dari Hawaii meminta agar Pete Hegseth menyebutkan beberapa nama negara anggota ASEAN, ternyata yang bersangkutan tidak tahu, malah menyebutkan Jepang dan Korea Selatan. Suatu lelucon yang konyol, seperti berasal dari negara ‘banana Republic atau negara antah berantah saja.

Dan rupanya hal di atas belum cukup. Cerita lucu dan ajaib di Gedung Putih, diberitakan
bahwa Chief of Staffs Susie Wiles menolak memberi Elon Musk kamar di West Wing, yang tentu saja bikin Elon Musk marah. Tapi apa mau dikata, uang tidak selalu membuka jalan, kekuasaan yang bisa, itu aturan birokrasi Mas Elon, harap mahfum. Dan tidak berhenti di situ, Press Secretary President Trump Karoline Levits menghadapi masalah uang, disebabkan sebelumnya dia berlaga ingin menjadi Congresswoman dari New Hemshire, menerima dana kampanya banyak yang sebagian melebihi batas yang diperbolehkan oleh Komisi Pemilihan.

Dalam aturannya dia harus mengembalikan dana tersebut, tetapi sampai sekarang belum dilakukan. Gaji Press Secretary US$180.000, nampaknya dia harus menggunakan uang tersebut untuk memenuhi kewajibannya. Bagaimana pun, nampaknya Kabinet Presiden Trump mulai kelihatan bentuknya, ya sejumlah menteri diragukan kemampuan mereka dan kita hanya bisa menunggu apa yang akan terjadi dengan sepak terjang mereka nanti. Akan saya laporkan.

Di bidang keuangan, Fed Chair Jerome Powell tentunya cukup senang bekerjasama dengan partnernya Menkeu Scott Bessent, seorang yang dia kenal sebelumnya sebagai fund manager dan partner dari Soros Fund Management. Ada pos yang belum teriisi, seperti FBI Chief, di mana calonnya masih dipanggang habis oleh para Senator dari Partai Demokrat yang kurang yakin akan kemampuannya, seperti Senator Adam Schiff dari California, Elizabeth Warrant dari Massachusetts, Dick Durbin dari Illinois, juga pos Menteri Transport dan Dalam Negeri serta Tenaga Kerja, saya belum mendengar mereka.
(Dradjad, 31/01/2025)

Guru Besar Ekonomi Emeritus, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (FEBUI), Jakarta.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
J. S. Djiwandono
EditorJ. S. Djiwandono
Follow Us