Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Asyiknya Jadi Food Writer: Sering Buka Puasa di Hotel Mewah

Potret buka puasa di hotel (IDN Times/Fina Wahibatun Nisa)
Intinya sih...
  • Ramadan menjadi momen spesial bagi umat Islam, termasuk perantau yang bekerja di luar kota.
  • Buka puasa di hotel-hotel ternama menjadi rutinitas baru sebagai food travel writer.
  • Meski menarik, pentingnya kesehatan terutama kolesterol dan asam urat harus tetap diperhatikan.

Ramadan selalu menjadi momen spesial untuk sebagian besar umat Islam, termasuk saya pribadi. Banyak hal yang selalu saya tunggu-tunggu pada bulan suci ini. Mulai dari berburu takjil, buka bersama keluarga, Salat Tarawih berjamaah di rumah, hingga dibangunkan sahur oleh ibunda tercinta.

Terdengar sederhana, tetapi kini hal tersebut sudah tak bisa saya rasakan setiap hari. Mengingat saya adalah seorang perantau yang bekerja di luar kota. Jadi, saya hanya bisa pulang ke rumah saat akhir pekan. 

Rutinitasnya pun menjadi berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Jika begini, saya jadi tahu bagaimana rasanya adulting life alias beranjak dewasa. Kesepian, sih, tapi mau bagaimana lagi. Namanya juga hidup, ya, gak?

Potret buka puasa di hotel (IDN Times/Fina Wahibatun Nisa)

Sambil memproses realitas yang ada, untungnya muncul rutinitas baru yang bisa mendistraksi rasa kesepian saya, yakni buka puasa di hotel-hotel ternama. Hal tersebut merupakan bagian dari pekerjaan saya sebagai food travel writer. Fyi, selain menulis, menghadiri undangan sekaligus liputan termasuk salah satu jobdesk yang saya lakukan. 

Jujur, saya merasa cukup terbantu dengan adanya "tugas" ini. Dengan bertemu banyak orang, saya jadi tak merasa sendirian. 

Di bulan puasa kali ini, cukup banyak undangan berdatangan. Sebagian besar dari hotel-hotel populer di Surabaya. Biasanya, setelah bekerja dari pagi hingga sore, saya berangkat liputan ke tempat tujuan. 

Sesampainya di sana, saya langsung mengaktifkan "working mode." Mulai dari melakukan interview hingga mengambil foto. Ingat, saya sedang bekerja, bukan sekadar buka puasa semata, lho!

Setelah semua pekerjaan sudah dilakukan dan azan berkumandang, baru saya mencicipi makanan dan minuman yang tersedia. Nah, bagian inilah yang membuat banyak orang iri. Bagaimana tidak, siapa yang tak mau mencicipi makanan dan minuman lezat dengan kualitas terbaik?

Berbagai macam menu daging-dagingan, seafood, aneka dessert, dan minuman segar mungkin sudah pernah saya rasakan. Baik itu sajian khas Nusantara, Western, Jepang, Chinese, hingga Timur Tengah. Bisa dibilang saya sudah "khatam" merasakan kenikmatan ini. 

Awalnya excited dan ingin mencoba semuanya, apalagi makanan memang salah satu hal yang saya sukai. Namun, belakangan saya mencoba mindful dengan pilihan menu yang saya ambil. Toh, kalaupun harus mencoba semuanya demi review, ambil secukupnya saja.

Semakin bertambah umur, saya mulai sadar akan pentingnya kesehatan. Terutama kolesterol dan asam urat. Ya, walaupun terkadang saya juga masih kalap, sih, hehe. 

Menjadi seorang food travel writer memang seru. Apalagi bisa mencoba berbagai makanan yang lezat dan menggiurkan. Namun, tetap tak ada yang bisa mengalahkan kehangatan di rumah sendiri. 

Ah, mendadak jadi rindu rumah...

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dewi Suci Rahayu
Fina Wahibatun Nisa
Dewi Suci Rahayu
EditorDewi Suci Rahayu
Follow Us