5 Cara Menghentikan Tindakan Bullying Sesama Kucing

Sebagai pemilik beberapa anabul, kita sering dihadapkan drama para kucing yang terkadang sulit dimengerti. Masalah yang mungkin sering muncul adalah perilaku bully sesama kucing. Yap, bukan hanya manusia, beberapa kucing pun gemar menindas sesamanya, lho!
Bisa bayangkan bagaimana tertekannya kucing yang suka di-bully oleh temannya? Agar penindasan ini gak berlangsung lama, lakukan lima cara ini untuk menghentikan tindakan bullying yang dilakukan sesama kucing.
1. Cari tahu penyebabnya

Sebelum mencari cara tepat untuk menghentikan perilaku bully pada kucing, kita perlu memahami penyebabnya. Hierarki sosial dalam kelompok kucing menjadi salah satu penyebab perilaku bully terjadi.
Dilansir Hillspet, kucing yang kuat akan melakukan intimidasi pada kucing yang dirasa lebih lemah. Dia gak segan untuk memperlihatkan dominasi dan agresi yang intens pada kucing yang dinilai lebih rendah.
Penyebab selanjutnya adalah lingkungan yang gak familier bagi kucing. Perasaan takut terhadap lingkungan sekitar, tak jarang membuatnya berperilaku agresif, lho. Bisa dibilang, penindasan pada kucing lain dilakukannya untuk mengelabui rasa takutnya.
2. Memantau perilaku kucing

Setelah memahami sebab kucing suka mem-bully, berarti ini saatnya kita memantau perilakunya lebih intens. Amati interaksi antara kucing dan catat apa saja yang membuat dia jadi agresif. Kemudian, baca kembali catatan yang dibuat untuk menentukan pola tertentu yang dapat memicu perilaku agresifnya. Sebaiknya, hindari pola tersebut agar kucing gak mengamuk, ya.
Gak cuma perubahan sikap kucing, kamu juga perlu melihat dan mencatat perubahan lingkungan di sekitar kucing. Cermati apakah ada perubahan suasana lingkungan, ada hewan asing yang masuk ke dalam rumah, atau hal-hal lain yang bisa membuat kucing jadi agresif.
3. Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman

Dalam studi ilmiah American Association of Feline Practitioners, dikatakan bahwa lingkungan yang tenang dan nyaman dapat membuat para kucing merasa lebih damai. Itu sebabnya kita perlu memperhatikan lingkungan apa yang disukai anabul sesuai dengan karakter masing-masing kucing.
Ada kucing dengan karakter solitaire atau penyendiri, sehingga dia merasa nyaman kalau mempunyai ruang pribadi yang cukup. Ruang ini biasanya terdiri dari tempat tidur, kotak makan, dan area boks pasir yang terpisah sehingga kucing merasa aman dan terlindungi. Ada juga yang gak masalah jika berbagi dengan kucing lain yang tentunya hal ini lebih mudah ditangani.
Kita juga perlu mereduksi hal-hal yang membuat kucing merasa stres, seperti perubahan rutinitas secara mendadak, kebisingan berlebih, atau munculnya hewan peliharaan lain yang membuat dia merasa kedudukannya terancam. Kalau semua sudah kita siapkan dengan baik, kemungkinan kucing merasa happy sangat terbuka lebar.
4. Atasi masalah medis

Kalau perilaku bully tak kunjung berhenti, coba konsultasikan hal ini pada dokter hewan. Mungkin saja selama ini kucing menjadi agresif karena mempunyai masalah medis yang harus segera dipulihkan.
Sakit yang dirasa bisa membuat kucing merasa kesal ketika ada yang ingin mendekatinya. Jadi gak ada salahnya lakukan pemeriksaan menyeluruh untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang mungkin dialaminya.
5. Berikan reward sebagai penguatan positif

Memberikan respons positif atas usaha anabul untuk tetap tenang bisa membuatnya bersemangat untuk gak bully sesamanya, lho. Coba perlihatkan secara nyata untuk mendukungnya berperilaku yang menyenangkan, seperti memberikan reward dalam bentuk pujian, perhatian ekstra, atau camilan favorit. Alhasil, dia jadi doyan mengulangi perilaku positif, deh.
Menghentikan perilaku bully pada kucing memang membutuhkan proses yang gak sebentar. Diperlukan perhatian lebih dan perawatan yang tepat untuk menciptakan lingkungan yang menyenangkan bagi para anabul di rumah. Kita sebagai pemilik perlu bersabar menghadapi tindakan kucing yang sering kali nyentrik.



















