7 Fakta Nematomorpha, si Cacing Zombie yang Hidup di Perut Belalang

Setidaknya video penampakan makhluk aneh seperti cacing yang menggeliat keluar dari perut belalang pernah lewat di beranda media sosialmu dan sukses membuat kamu bergidik ngeri. Makhluk yang tampak asing itu adalah cacing Gordius sp. anggota filum Nematomorpha. Nama Gordius sendiri diambil dari legenda mitologi Yunani, dimana seorang raja yang mengikat kereta kudanya dengan simpul yang sangat rumit.
Siapa pun yang bisa membuka simpul itu diyakini akan menjadi penguasa Asia. Legenda ini kemudian dikaitkan dengan cacing Gordius, yang sering ditemukan melilit batang tanaman dalam bentuk simpul yang kompleks. Mereka juga disebut cacing rambut kuda dan juga sering mendapat julukan cacing zombie, lho.
Nah, pertanyaannya adalah bagaimana bisa cacing dapat hidup di perut belalang? Untuk menemukan jawaban yang lebih jelas, yuk simak fakta-fakta tentang si cacing zombi ini!
1. Keajaiban sehelai rambut kuda

Cacing Nematomorpha adalah salah satu keajaiban yang terjadi pada rambut kuda yang jatuh ke dalam wadah air. Begitulah kira-kira orang dulu berasumsi tentang terciptanya kehidupan baru dari sehelai rambut kuda. Asumsi tidak masuk akal yang mengusik logika Joseph Leidy yang merupakan seorang ilmuwan paleontologi dan parasitologi kala itu.
Dengan keyakinan bahwa makhluk tersebut bukanlah sehelai rambut kuda, dia mencoba membuktikan kekeliruan asumsi tersebut dengan mengamati rambut kuda yang direndam dalam air. Butuh berbulan-bulan untuknya menunggu keajaiban itu. Namun hasilnya tidak ada keajaiban yang datang, rambut kuda itu tetap menjadi rambut kuda.
Faktanya makhluk aneh mirip sehelai rambut kuda yang ditemukan di tempat minum kuda itu adalah spesies cacing dari filum Nematomorpha. Kerena diameter tubuhnya yang tipis dan panjang yang menyerupai surai kuda menjadi awal rumor itu muncul dan menjadi asal mula julukan cacing rambut kuda tercipta.
2. Ragam spesies

Cacing rambut kuda, yang juga dikenal sebagai cacing gordian atau cacing Nematomorpha adalah sejenis makhluk parasitoid dengan bentuk tubuh yang panjang dan tipis menyerupai rambut kuda. Meskipun terlihat sederhana, kelompok makhluk ini memiliki berbagai macam spesies dan merupakan subjek yang menarik untuk dipelajari.
James H. Thorp dan D. Christopher Rogers dalam bukunya yang berjudul Thorp and Covich's Freshwater Invertebrates, menyatakan bahwa filum Nematomorpha terbagi menjadi dua ordo yang sebagian besarnya adalah ordo Gordioidea yang hidup di air tawar dan ordo Nectonematoidea yang hidup bebas laut lepas. Sekiranya tercatat 350 spesies Gordioidea yang telah dideskripsikan, inang dari spesies ini adalah Arthropoda darat seperti mantis, belalang dan masih banyak lagi.
Sementara ordo Nectonematoidea hidup bebas laut lepas dengan 4 spesies yang diketahui dan memanfaatkan Arthropoda laut seperti udang sebagai inangnya. Saat ini terdapat 19 genera telah diakui sebagai anggota filum Nematomorpha, dan perkiraan keanekaragaman spesies untuk filum ini mencapai 2.000 spesies yang tersebar diseluruh dunia kecuali antartika. Tidak perlu heran, karena di antartika kamu tidak akan menemukan mantis dan serangga lainnya yang merupakan inang utama cacing ini.
3. Parasit yang rumit

Cacing rambut kuda membutuhkan inang untuk menyelesaikan siklus hidupnya. Kehidupan cacing zombi ini dimulai saat mereka menetas dan menjadi larva mikroskopis. Mereka akan berenang bebas di dalam air dan menjadi santapan untuk para larva nyamuk dan lalat capung. Namun, perjalanan mereka tidak berakhir tragis seperti itu. Larva cacing yang tertelan akan membentuk kista di dalam tubuh larva nyamuk.
Sebenarnya bukan larva nyamuk tujuan utamanya, cacing rambut kuda hanya menjadikan larva nyamuk sebagai inang perantara untuk membawa mereka ke daratan dan menginfeksi inang utama. Mereka akan diam dan menunggu hingga larva nyamuk bermetamorfosis menjadi nyamuk dewasa. Saat nyamuk telah keluar dari air, ada banyak predator yang siap memangsa. Beberapa diantaranya adalah mantis, jangkrik, dan serangga terestrial yang merupakan inang utama cacing ini.
Fase berikutnya pun dimulai, mereka yang tertelan inang utama akan mulai aktif dan merobek usus inang dengan mulutnya. Fase remaja mereka habiskan di perut belalang hingga mereka cukup dewasa untuk kembali ke habitat aslinya. Sedangkan habitat asli cacing rambut kuda ini yaitu perairan, mulai dari danau, sungai hingga genangan kecil dan bak air. Mereka memang banyak ditemukan di air, tapi sebenarnya tubuh mereka tidak harus terendam air, hanya dengan lingkungan yang lembab sudah cukup untuk mereka.
4. Sang master manipulator

Mungkin kamu bertanya-tanya, bagaimana cara mereka mengubah inangnya menjadi zombie? Sebenarnya kamu tidak akan bisa membedakan serangga mana yang telah terinfeksi cacing ini, mereka tampak normal dari luar. Misalnya jangkrik, tidak ada perilaku aneh dari serangga malang ini, kecuali kemampuannya untuk bersuara tiba-tiba hilang. Cacing rambut kuda harus menghilangkan suara krik-krik ini. Mereka tidak akan merelakan inangnya mati dimangsa predator lain karena tertarik pada suaranya. Dengan manipulasi itu jangkrik akan tetap hidup hingga cacing rambut kuda kembali ke air untuk kawin.
Fase dewasa adalah saat yang tepat untuk cacing rambut kuda keluar dari inangnya. Memanipulasi pikiran kembali dilakukan oleh cacing ini yang melibatkan sistem saraf pusat dan perifer. Cacing rambut kuda akan mengubah inangnya menjadi zombie yang tertarik pada pantulan cahaya air kemudian melemparkan dirinya untuk bunuh diri atas perintah si cacing parasit. Tepat saat itu cacing rambut kuda akan menggeliat keluar dari lubang abdomen jangkrik.
Serangga malang itu akan mengambang di air dan kehilangan ketertarikan untuk kawin dan makan. Semua akan lebih mudah jika mereka mati dimangsa ikan daripada hidup tapi tak bisa melakukan apa-apa dan akhirnya akan mati juga. Begitulah mungkin keputusaan yang mereka alami.
5. Peran ekologis

Meski dikenal sebagai hewan parasit, namun cacing rambut kuda ini memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem, loh. Siklus hidup mereka yang menginfeksi dan memanipulasi perilaku serangga sebagai inangnya ternyata secara tidak langsung mengurangi jumlah serangga-serangga ini di perairan. Dengan mengendalikan populasi serangga air, cacing rambut kuda ini juga membantu mencegah terjadinya wabah serangga yang dapat merusak tanaman pertanian atau mengganggu keseimbangan ekosistem.
Selain itu, cacing rambut kuda memiliki peran sebagai indikator kualitas air di suatu perairan, lho. Beberapa spesies Nematomorpha hidup di air yang masih bersih dan tidak terkontaminasi. Oleh karena itu, konsentrasi Nematomorpha yang tinggi dapat mengindikasikan bahwa kualitas air di suatu daerah tertentu baik. Cacing ini mungkin terabaikan keberadaannya, namun mereka adalah contoh nyata bagaimana makhluk hidup yang kecil dan sederhana dapat memiliki dampak yang besar pada lingkungan sekitarnya.
6. Misteri evolusi

Walaupun cacing rambut kuda sudah dikenal sejak lama, nyatanya masih banyak misteri yang belum terselesaikan tentang mereka. Banyak pertanyaan yang jawabannya harus digali lebih dalam, seperti dari mana sebenarnya asal cacing rambut kuda? Kapan mereka pertama kali muncul dan bagaimana mereka berevolusi menjadi parasit? Lalu apa hubungan kekerabatan mereka dengan kelompok hewan lainnya? Penelitian filogenetik ini akan terus dilakukan untuk mengungkap posisi taksonomi Nematomorpha dalam pohon kehidupan.
Dan yang menjadi pertanyaan besar para ilmuwan adalah bagaimana caranya cacing rambut kuda bisa memanipulasi perilaku inang secara begitu akurat? Apakah mereka mengeluarkan zat kimia tertentu yang mempengaruhi sistem saraf inang? Atau mungkin ada mekanisme lain yang belum kita pahami? Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut diperlukan penelitian lebih lanjut yang melibatkan berbagai disiplin ilmu, seperti biologi molekuler, ekologi, dan evolusi.
7. Bukan musuh manusia

Dilihat dari caranya hidup sebagai parasit, tentu hal tersebut tak ayal mengusik kekhawatiran banyak orang. Apakah cacing ini bisa menginfeksi manusia? Dan seberapa bahayakah cacing ini? Jelas pertanyaan-pertanyaan itu tidak lantas terjawab begitu saja. Penelitian perlu dilakukan untuk mendapat jawaban faktual dan logis. Dan berdasarkan penelitian N Miladinović-Tasić yang berjudul 'Human Encounter with a Horsehair Worm (Nematomorpha): Is There a Reason To Worry?' disimpulkan bahwa tidak terdapat bukti empiris yang mendukung adanya kasus parasitisasi manusia oleh cacing rambut kuda.
Faktanya, cacing rambut kuda hanya menginfeksi arthropoda sebagai inang, baik di ekosistem darat maupun perairan. Hingga saat ini, belum ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa cacing ini dapat menginfeksi vertebrata seperti manusia atau mamalia lainnya. Video dan foto cacing ini mungkin membuatmu merasa tidak nyaman, namun penting untuk diingat bahwa alam memiliki banyak keanekaragaman hayati yang menarik, termasuk cacing rambut kuda.