5 Fakta Unik Raja Udang Eurasia, Sang Pemburu Ikan yang Handal

Pernahkah kamu berjumpa dengan burung cantik satu ini? Burung raja udang eurasia atau yang juga dikenal dengan nama latin Alcedo atthis adalah salah satu jenis burung yang berasal dari genus Alcedo dari famili Alcedinidae. Burung ini biasa ditemukan di habitat perairan tawar dan payau seperti daerah muara sungai, danau, rawa-rawa, hingga daerah mangrove. Keberadaannya tersebar secara luas di wilayah Eurasia hingga Indonesia seperti Sulawesi, Ternate, dan Maluku. Apa saja keunikan burung raja udang eurasia ini? Simak ulasan selengkapnya berikut ini!
1. Burung kecil yang berwarna mempesona

Burung raja udang eurasia memiliki ukuran yang cukup kecil. Dilansir dari Jurnal Ilmiah Biologi Teknologi dan Kependidikan, burung ini memiliki panjang sekitar 16 cm dengan lebar sayap 25 cm. Burung ini memiliki warna bulu yang mempesona dan menciptakan sebuah gradasi warna yang eksotis terutama pada saat melintas terbang dari satu dahan ke dahan lainnya. Pada bagian kepala, punggung dan sayapnya berwarna biru kehijauan, sedangkan pada bagian tenggorokan memiliki tanda berwarna putih dengan perut dan penutup telinga berwarna jingga atau merah karat. Burung ini memiliki ekor yang pendek dan paruh yang cukup panjang berwarna hitam pada bagian atas dengan dasar berwarna kemerahan.
2. Memiliki penglihatan tajam

Burung raja udang eurasia diketahui memiliki penglihatan yang sangat tajam terutama pada saat mengincar mangsanya. Burung ini memiliki lensa mata berbentuk seperti telur yang berfungsi untuk melihat mangsa di dalam air. Menurut Sandra Sinclair dalam bukunya yang berjudul How Animals See : Other Visions of Our World, burung raja udang dikenal memiliki fovea yakni bagian mata yang berfungsi untuk mempertajam visual tidak hanya ke arah depan namun juga ke samping. Bahkan burung jenis raja udang juga dianggap memiliki penglihatan terbaik di udara maupun di dalam air dibandingkan burung air jenis lainnya.
3. Keterampilan teknik berburu yang handal

Burung raja udang eurasia dikenal sebagai salah satu burung pemburu ikan yang handal. Burung ini akan menukik masuk ke dalam sungai lalu menyelam secepat kilat menangkap mangsanya dengan bantuan penglihatannya yang tajam di dalam air dan kemudian membawa mangsanya kembali ke tempatnya bertengger untuk dimakan. Jenis burung ini juga diketahui tidak hanya memangsa ikan atau udang-udang kecil namun juga serangga, larva, dan jenis krustasea lain.
4. Burung teritorial yang mempertahankan wilayahnya

Burung raja udang eurasia merupakan salah satu burung teritorial yakni burung yang mempertahakan wilayahnya. Dilansir dari laman National Geographic, baik burung jantan ataupun burung betina pada jenis raja udang akan berusaha melindungi wilayah dan tempatnya bersarang terutama ketika musim kawin.
Hal ini berfungsi untuk menjamin ketersediaan sumber makanan di wilayah teritorialnya. Pada saat musim kawin, burung jantan akan saling bertarung untuk mendapatkan burung betina. Setelah salah satunya menang burung ini akan bersuara dengan nyaring dan mendekati burung betina dengan memberikan hasil perburuan seperti ikan segar.
5. Menjadi indikator lingkungan yang sehat

Burung raja udang eurasia termasuk salah satu jenis burung yang bisa dijadikan sebagai indikator lingkungan di suatu wilayah. Jika masih ditemukan burung ini, maka dapat dikatakan kondisi lingkungan di sekitar wilayah tersebut masih baik dan sebaliknya. Burung ini menyukai habitat lahan basah atau daerah perairan yang bersih dan sehat karena berkaitan dengan sumber makanan alaminya seperti ikan ataupun udang kecil yang hidup di dalamnya. Kondisi lingkungan yang tercemar dapat menyebabkan hilangnya sumber makanan bagi burung ini sehingga dapat mengancam keberlangsungan hidupnya.
Menurut daftar merah IUCN, burung raja udang eurasia saat ini berstatus LC (Least Concern) atau memiliki risiko rendah dari kepunahan. Meskipun demikian, populasi burung ini diketahui semakin menurun, salah satunya disebabkan karena aktivitas manusia yakni dengan maraknya pencemaran di habitat alam dan terjadinya degradasi hutan akibat pembukaan lahan.