Legenda El Dorado, Mitos Kota Emas yang Tak Pernah Ditemukan

- Asal usul El Dorado: Ritual suku Muisca di Kolombia menggunakan emas sebagai persembahan kepada dewa, namun ditafsirkan sebagai kota emas oleh penjelajah Spanyol.
- Ekspedisi penjelajah Spanyol: Berbagai ekspedisi gagal menemukan El Dorado karena faktor pasokan makanan minim dan kegagalan dalam mencari petunjuk kekayaan besar yang tersembunyi.
- Ekspedisi Sir Walter Raleigh: Klaim lokasi El Dorado di Guyana oleh bangsa Inggris tidak pernah terbukti, meskipun Sir Walter Raleigh ingin mengadakan ekspedisi kedua sebelum dihukum mati.
Sebuah cerita rakyat atau legenda berkembang dari mulut ke mulut. Namun, keterbatasan informasi dan validasi membuat sebuah legenda akhirnya salah ditafsirkan dan tak terbukti kebenarannya. Salah satunya adalah legenda El Dorado dari Amerika Selatan.
Cerita tentang El Dorado berkembang pada era penjelajahan Eropa, tepatnya pada abad 16–17. Cerita ini berasal dari ritual suku asli Kolombia yang menggambarkan adanya kota yang penuh dengan emas. Namun, setelah ekspedisi dilakukan selama berabad-abad, El Dorado tak pernah ditemukan.
1. Asal usul El Dorado

Pada awalnya, El Dorado bukan diartikan sebagai sebuah kota yang penuh dengan emas. El Dorado lebih merujuk kepada ritual kuno suku Muisca di dataran tinggi Pegunungan Andes yang kini menjadi bagian dari Kolombia. Namun, ritual tersebut memang melibatkan emas sebagai salah satu persembahannya.
Dalam ritual tersebut, seorang penguasa baru (zipa) akan dilumuri serbuk emas. Setelah itu, zipa akan naik ke atas rakit dan menaburkan emas serta batu mulia ke Danau Guatavita sebagai persembahan kepada dewa mereka. Ritual itu pun dilakukan setiap setahun sekali.
Cerita ini sampai ke telinga penjelajah Spanyol. Namun, mereka menganggapnya sebagai petunjuk akan kekayaan besar yang tersembunyi. Seiring waktu, istilah El Dorado bergeser dari sebuah ritual menjadi sebutan untuk kota yang penuh dengan emas.
2. Ekspedisi penjelajah Spanyol

Pada awal abad 16, berbagai ekspedisi diluncurkan oleh para penjelajah Spanyol untuk menemukan El Dorado. Salah satunya adalah ekspedisi Gonzalo Pizarro pada Februari 1541 yang dimulai dari Quito, Ekuador. Namun, ekspedisi tersebut menemui kegagalan karena berbagai alasan, salah satunya karena faktor pasokan makanan yang minim.
Pada Desember 1541, Francisco de Orellana menawarkan diri kepada Pizarro untuk mengambil pasokan makanan ke Quito. Namun, pasukan De Orellana yang berisi 50 orang justru tak kembali ke Quito. Ia justru menjelajah ke arah sebaliknya untuk menyusuri Sungai Amazon.
Pada Agustus 1542, pasukan De Orellana sukses menembus Amazon hingga Samudera Atlantik. Hal tersebut membuat De Orellana menjadi orang Eropa pertama yang menyusuri Sungai Amazon hingga ke muaranya. Sedangkan, pasukan Pizarro yang marah besar karena menunggu bantuan, memilih untuk pulang ke Quito tanpa menemukan El Dorado.
3. Ekspedisi Sir Walter Raleigh

Legenda tentang El Dorado tak hanya berhenti di bangsa Spanyol. Cerita itu pun berkembang ke bangsa lain di Eropa, termasuk bangsa Inggris. Namun, kebenaran tentang kota Emas El Dorado tetap tak didapatkan.
Pada akhir abad 16, Sir Walter Raleigh dari Inggris mengklaim bahwa El Dorado terletak di Guyana. Dalam bukunya yang berjudul The Discovery of the Large, Rich, and Beautiful Empire of Guiana (1596), ia menggambarkan kekayaan kota-kota di pedalaman yang penuh emas. Namun, bukti konkret tidak pernah ditemukan dan dianggap dilebih-lebihkan. Oleh karena itu, ekspedisi pertamanya dianggap gagal.
Raleigh tak menyerah dan sempat ingin mengadakan ekspedisi kedua. Namun, ia gagal mewujudkan hal tersebut. Sebab, ia dijatuhi hukuman mati oleh Kerajaan Inggris karena melanggar perjanjian politik dengan Spanyol.
4. Upaya penggalian Danau Guatavita

Selain melalui kegiatan ekspedisi, upaya pencarian El Dorado juga dilakukan melalui penelusuran hal yang berkaitan dengan ritual kuno suku Muisca. Salah satunya melalui penggalian Danau Guatavita. Danau tersebut merupakan danau yang sering digunakan suku Muisca untuk ritual.
Pada abad 16, penjelajah Spanyol berusaha mengeringkan Danau Guatavita. Akan tetapi usaha tersebut tak menemukan hasil. Salah satu penyebabnya akibat penggunaan teknologi yang kurang mumpuni sehingga pengeringan danau sulit dilakukan.
Usaha penggalian berlanjut pada awal abad 20. Saat itu, sebuah perusahaan asal Inggris mencoba metode serupa dengan teknologi yang lebih modern. Hasilnya, mereka sukses menemukan beberapa artefak emas di dasar danau. Meski begitu, tak ditemukan bukti keberadaan kota emas yang legendaris.
Hingga kini, tidak ada bukti arkeologis dan historis yang mendukung keberadaan El Dorado sebagai kota emas. Para sejarawan menilai bahwa mitos ini berkembang dari salah tafsir budaya. Meski begitu, cerita El Dorado memiliki nilai penting dalam sejarah. Sedangkan, Danau Guatavita sendiri telah dijadikan situs bersejarah yang dilindungi dan menarik banyak wisatawan saat ini.