Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Didukung Pertamina, Muria Batik Kudus Berdayakan Disabilitas

IMG-20250611-WA0039.jpg
Pemenang Pertamina Pertapreneur Aggregator 2024, Yuli Astuti melestarikan batik Kudus. (Dok/Istimewa).
Intinya sih...
  • Batik Kudus terancam punah karena kurangnya minat generasi muda
  • Muria Batik Kudus mempekerjakan penyandang disabilitas, anak-anak berkebutuhan khusus, dan kelompok rentan
  • Pertamina mengadakan Pertapreneur Aggregator untuk mencetak UMKM agregator yang tangguh dan mandiri

Jakarta, IDN Times – Pemenang Pertamina Pertapreneur Aggregator 2024, Yuli Astuti, tak hanya berupaya melestarikan batik Kudus.

Melalui brand Muria Batik Kudus yang ia dirikan sejak 2005, Yuli juga turut memberdayakan masyarakat di sekitarnya, terutama perempuan dan penyandang disabilitas.

“Saya ingin melatih mereka supaya bisa mandiri,” ujarnya.

1. Batik Kudus sempat terancam punah

Ilustrasi batik warak ngendog Semarang. (Dok. IDN Times/bt)
Ilustrasi batik warak ngendog Semarang. (Dok. IDN Times/bt)

Menurut Yuli, batik Kudus sempat terancam punah karena tidak ada generasi muda yang tertarik untuk membatik.

Oleh karena itu, Yuli mulai mendidik anak-anak muda di sekitarnya agar mau belajar menggunakan canting dan menghasilkan batik.

Tak hanya itu, ia juga mempekerjakan perempuan sebagai pembatik di tempatnya. Mereka berlatih dan bekerja sambil tetap mengurus keluarga. Bahkan, mereka bisa membuat batik dari rumah masing-masing.

“Waktu kerjanya sangat fleksibel agar mereka bisa menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga,” ucapnya.

2. Muria Batik Kudus tembus pasar Internasional

ilustrasi ekspor (pixabay.com/michaelgaida)
ilustrasi ekspor (pixabay.com/michaelgaida)

Muria Batik Kudus juga mempekerjakan penyandang disabilitas, anak-anak berkebutuhan khusus, serta kelompok rentan seperti lansia.

Yuli ingin usahanya menjadi rumah yang inklusif bagi mereka yang membutuhkan perhatian. Saat ini, Muria Batik Kudus telah menjadi agregator bagi 10 usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sebagian besar UMKM tersebut bergerak di bidang industri kreatif dan tekstil.

Inisiatif Yuli dalam melestarikan batik Kudus dan menjadikan Muria Batik Kudus sebagai tempat usaha yang inklusif, membawanya meraih hibah alat produksi senilai Rp70 juta dari PT Pertamina (Persero) dalam ajang Pertapreneur Aggregator 2024.

Yuli merasa beruntung bisa mengikuti ajang tersebut. Ia memperoleh berbagai ilmu yang membantunya mengembangkan Muria Batik Kudus. Didampingi oleh mentor profesional, ia belajar strategi bisnis hingga cara berkolaborasi dengan UMKM lain. Yuli menargetkan dapat merangkul 10 hingga 15 UMKM tambahan.

Kini, produk Muria Batik Kudus telah merambah pasar internasional. Batik hasil karya Yuli, bersama anak-anak muda, perempuan, dan kelompok rentan yang ia bina, telah menembus pasar Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, hingga Thailand.

3. Cetak UMKM agregator untuk bantu usaha kecil lainnya

Ilustrasi toko batik kualitas premium (pinterest.com/@Ardelia)
Ilustrasi toko batik kualitas premium (pinterest.com/@Ardelia)

Vice President CSR & SMEPP Pertamina, Rudi Ariffianto, mengatakan, Pertapreneur Aggregator diadakan untuk mencetak UMKM agregator yang dapat membantu usaha kecil lainnya agar bisa naik kelas.

Para pesertanya merupakan lulusan program pendampingan Pertamina, yakni UMK Academy.

Selain mendapatkan hibah alat produksi, Muria Batik Kudus dan para pemenang Pertapreneur Aggregator lainnya juga memperoleh pelatihan serta pendampingan eksklusif selama satu tahun dari Pertamina. Program ini bertujuan menjadikan mereka UMKM agregator yang tangguh, mandiri, berdaya saing, dan berdampak nyata bagi lingkungan sekitar.

“Komitmen Pertamina untuk mengembangkan UMKM selaras dengan Asta Cita Pemerintahan Prabowo-Gibran, khususnya poin ketiga, yaitu menciptakan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, dan mengembangkan industri kreatif,” ungkap Rudi

Share
Topics
Editorial Team
Sunariyah Sunariyah
EditorSunariyah Sunariyah
Follow Us