KKP Mau Bangun 100 Kampung Nelayan Merah-Putih, Modal Rp2,2 Triliun
- KKP akan membangun 100 Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP) tahun ini
- Anggaran pembangunan berasal dari anggaran biaya tambahan (ABT) dalam APBN
- Pembangunan ditargetkan rampung dalam 4 bulan, KKP terima 910 proposal pengajuan proyek KNMP
Jakarta, IDN Times - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan membangun 100 Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP) tahun ini.
Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi, Sosial dan Budaya KKP Trian Yunanda mengatakan, pihaknya membutuhkan dana Rp2,2 triliun untuk pembangunan tersebut. Dengan demikian, dana yang dibutuhkan untuk membangun satu KMNP sebesar Rp22 miliar.
1. KKP mau ajukan anggaran tambahan
Trian mengatakan, dana pembangunan itu akan berasal dari anggaran biaya tambahan (ABT) dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
"Kami dulu membangun di kampung nelayan modern di Biak dengan anggaran Rp 22 miliar, yang kemudian itu menjadi kurang lebih acuan anggaran per lokasi. Itu (pembangunannya) kita lakukan selama 3 bulan," kata Trian dalam acara Morning Sea-Kampung Nelayan Modern di Kantor KKP, Jakarta, Senin (16/6/2025).
2. Pembangunan ditargetkan rampung dalam 4 bulan
Sebelumnya, KKP sudah membangun Kampung Nelayan Modern di Desa Samber-Binyeri, Kabupaten Biak Numfor, Papua yang memakan waktu tiga bulan.
Targetnya, pembangunan 100 kampung nelayan bisa dilakukan dalam empat bulan.
"100 lokasi ini, dari asumsi tim kami dalam waktu 4 bulan dengan perencanaan betul-betul matang. Oleh karenanya, proses-proses setelah seleksi ini, secara paralel, secara simultan kita menyiapkan pradesign," ujar Trian.
3. KKP terima 910 proposal pengajuan proyek kampung nelayan
Hingga saat ini, KKP sudah menerima 910 proposal pembangunan KNMP dari pemerintah daerah (Pemda), tepatnya Dinas Kelautan dan Perikanan. Pihaknya akan melakukan seleksi, karena untuk tahun ini hanya akan dibangun 100 KNMP. Namun, KKP berencana membangun 1.100 KNMP sampai 2027.
Untuk lolos seleksi, kampung itu harus didominasi oleh nelayan atau pembudidaya ikan, dengan jumlah lebih dari 80 persen dari seluruh populasi di kampung. Selain itu, daerah itu juga harus punya lahan dengan status yang jelas, untuk pembangunan fasilitas produksi lebih dari 1 hektare (ha).
Daerah itu juga harus memiliki potensi sumber daya ikan, budidaya ikan, dan wisata bahari yang dapat dikembangkan, serta terintegrasi dengan Koperasi Desa Merah Putih.
"Tim sosek melihat secara non-teknis, melihat dari moralitas sosial, keberterimaan masyarakat yang menjadi syarat utama kita. Karena kita kan bertumbuh bersama masyarakat, untuk memastikan bahwa Kampung Nelayan Merah Putih ini betul-betul bisa terwujud dan berkelanjutan," ucap Trian.
