Mahathir Ungkap Kisah Tulisan Pertama dan Terus Asah Kemampuan
- Dr. Mahathir Mohamad mengungkap alasan menulis tentang masyarakat Melayu yang hidup dalam keterbatasan, termasuk wanita, penanam padi, dan penangkap ikan.
- Mahathir menekankan pentingnya terus mengasah kemampuan otak di masa tua dengan menulis, membaca, berbicara, dan berbahasa.
Jakarta, IDN Times – Mantan Perdana Menteri Malaysia, Tun Dr. Mahathir Mohamad berulang tahun ke-100 tahun pada 10 Juli 2025. Saat wawancara dengan Pemimpin Redaksi IDN Times, Uni Lubis, Mahathir pernah mengungkapkan kisah di balik tulisan pertamanya yang terbit di The Straits Times Singapura pada 20 Juli 1947.
Dalam tulisan bertajuk Malay Women Make Their Own Freedom, Mahathir menggunakan nama pena “Cedet,” sebuah nama yang ternyata berasal dari panggilan masa kecilnya, “Det”.
1. Alasan mengangkat tulisan bertajuk Malay Women Make Their Own Freedom
Dia mengungkapkan alasan mengangkat isu tentang masyarakat Melayu yang hidup dalam keterbatasan, meskipun berada di tanah yang kaya.
“Itu berkenaan dengan masalah orang Melayu karena mereka rata-rata miskin dan tidak dapat hasil daripada bumi. Saya tulis bukan saja berkenaan dengan wanita, tapi juga berkenaan dengan penanam padi, penangkap ikan, dan sebagainya. Apa masalah mereka? Kenapa mereka miskin?” kata dia dalam wawancara bertajuk Real Talk with Uni Lubis tersebut.
2. Ungkap rahasia terus mengasah kemampuan otak di masa tua
Mahathir menekankan pentingnya menggunakan akal dan pikiran sepanjang masa.
“Menulis, membaca, bercakap, berbahas—itu semua mengaktifkan otak kita, pemikiran kita. Kalau kita tidak lakukan aktivitas ini, kebolehan (kemampuan) kita akan merosot,” ungkapnya dalam program Real Talk with Uni Lubis di kantor Yayasan Perdana Foundation, Putrajaya, Malaysia.
3 Memiliki kiprah politik yang panjang di Malaysia
Mahathir memiliki kiprah politik yang panjang di Malaysia, terutama karena menjabat dua kali sebagai perdana menteri: periode pertama (1981–2003) dan periode kedua (2018–2020).
Ia mengawali karier politiknya pada 1964 sebagai anggota Dewan Rakyat. Reputasinya yang baik kala itu membuatnya ditunjuk sebagai menteri untuk pertama kalinya pada 1974, dengan jabatan sebagai Menteri Pendidikan.
4. Pernah ditunjuk sebagai Menteri Perdagangan dan Industri
Tak berhenti di situ, ia juga ditunjuk sebagai Menteri Perdagangan dan Industri pada 1978, setahun setelah meninggalkan Kementerian Pendidikan. Pada 1981, ia diminta menduduki posisi sebagai Menteri Pertahanan. Lima tahun kemudian, ia berpindah menjadi Menteri Dalam Negeri.
Jabatan terakhirnya sebagai menteri adalah Menteri Keuangan yang ia emban dari 5 Juni 2001 hingga 31 Oktober 2003.