[PUISI] Embun Juga Bungkam

Di tengah persimpangan kota
Dua insan menaut kata temu
Usai badai menghardik kejam
Seolah esok hendak kiamat
Dan mereka jadi serpihan
Insan yang datang lebih awal
Duduk di sekat paling tepi
Pada tembok kaca berembun
Ia menatap hujan paling deras
Disertai pikat elok sendu
Rintiknya enggan berhenti
Namun tak disertai petir
Seolah mereka pun tahu
Temunya hanya belaka
Harap itu telah pupus
Insan itu terus menunggu
Bahkan setelah hujan reda
Tanpa tahu tautnya putus
Bahkan embun ikut bungkam
Tak tega, jika insan itu tahu
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.