Di tengah persimpangan kota
Dua insan menaut kata temu
Usai badai menghardik kejam
Seolah esok hendak kiamat
Dan mereka jadi serpihan

Insan yang datang lebih awal
Duduk di sekat paling tepi
Pada tembok kaca berembun
Ia menatap hujan paling deras
Disertai pikat elok sendu

Rintiknya enggan berhenti
Namun tak disertai petir
Seolah mereka pun tahu
Temunya hanya belaka
Harap itu telah pupus

Insan itu terus menunggu
Bahkan setelah hujan reda
Tanpa tahu tautnya putus
Bahkan embun ikut bungkam
Tak tega, jika insan itu tahu