Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Penyebab Air Ketuban Sedikit Saat Hamil dan Penanganannya

ilustrasi USG kehamilan (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi USG kehamilan (pexels.com/MART PRODUCTION)

Tubuh perempuan mengalami banyak perubahan ketika mengandung. Salah satu perubahan tak terlihat pada perut, yakni adanya pembentukan kantung dengan cairan ketuban untuk melindungi janin. Oleh karena itu, dibutuhkan volume air yang pas agar buah hati bisa merasa nyaman selama di dalam rahim. 

Air ketuban sedikit saat hamil dapat menimbulkan risiko yang berbahaya bagi janin. Untuk itu, ketahui penyebab, gejala, hingga cara mengatasinya sebagai langkah antisipasi menjaga kehamilanmu. 

Apa itu air ketuban?

Air ketuban merupakan cairan yang melindungi janin ketika berada di dalam kandungan. Dalam perkembangannya, air ketuban terdiri dari cairan yang diproduksi ibu dan urine janin. Selain melindungi, cairan ini juga membantu pertumbuhan janin, membuat pergerakannya jadi lebih leluasa, hingga mencegah kompresi tali pusat. 

Intermountain Health menyebutkan bahwa volume air ketuban menentukan kesejahteraan janin. Normalnya, jumlah ketuban akan bertambah seiring dengan perkembangan janin dalam kandungan. Secara umum, dokter akan mengukur normal tidaknya cairan berdasarkan Amniotic Fluid Index (AFI).

Kadar normal air ketuban berkisar antara 5-25 cm berdasar kategori AFI. Jika kandunganmu memiliki volume cairan kurang itu, maka dikatakan oligohydramnion atau kekurangan air ketuban

Penyebab air ketuban sedikit saat hamil

ilustrasi hamil (pexels.com/Nikita Korchagin)
ilustrasi hamil (pexels.com/Nikita Korchagin)

Alasan paling umum yang menyebabkan cairan ketuban sedikit adalah pecahnya ketuban. Selain itu, bisa juga karena tusukan di kantung ketuban setelah amniosentesis atau kebocoran cairan yang sangat kecil sehingga sulit diketahui, melansir What to Expect.

Pada kondisi tak biasa, kekurangan cairan ketuban juga dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut:

  • Gangguan kesehatan pada ginjal atau saluran kemih bayi yang menyebabkan janin tidak buang air dengan cukup
  • Dehidrasi
  • Masalah dengan plasenta seperti solusio plasenta atau pemisahan plasenta dari dinding rahim selama kehamilan
  • Tekanan darah tinggi kronis atau diabetes pada ibu
  • Obat-obatan tertentu
  • Cacat lahir
  • Ketuban pecah dini (PROM)
  • Usia kandungan lebih dari hari perkiraan lahir atau lebih dari 42 minggu.

Cairan ketuban bervolume rendah rentan terjadi pada akhir trimester ketiga kehamilan. Meski demikian, kondisi ini juga bisa berlangsung pada awal perkembangan janin. 

Tanda-tanda air ketuban sedikit

Gejala air ketuban sedikit saat hamil atau oligohidroamnion umumnya tidak disadari  oleh ibu hamil. Namun, petugas medis dapat menemukan beberapa tanda yang mengindikasikan kondisi tersebut, yaitu:

  • Keluarnya cairan dari vagina selama kehamilan
  • Rahim yang berukuran kecil
  • Janin dalam kandungan tidak cukup aktif bergerak
  • Berat badan ibu tidak bertambah. 

Ibu pun berisiko mengalami kondisi yang sama jika pernah mengandung dengan diagnosis ketuban sedikit. Oleh karena itu, sangat penting bagi perempuan hamil untuk selalu mendapatkan pemeriksaan rutin guna mengetahui kesehatan ibu dan janin. 

Dampak kurang ketuban saat hamil

ilustrasi hamil (pexels.com/freestocks)
ilustrasi hamil (pexels.com/freestocks)

Tidak perlu khawatir, sebagian besar perempuan yang didiagnosis ketuban rendah pada trimester ketiga tetap menjalani kehamilan normal. Meski demikian, apabila ketuban sangat rendah untuk bayi mengapung, pertumbuhan janin mungkin akan terhambat. Janin pun rentan mengalami penyempitan tali pusat selama kelahiran.

Jika tidak memungkinkan untuk persalinan normal, dokter akan menyaranakan melakukan operasi sesar. Dokter juga dapat melakukan amnioinfusi atau transfusi larutan garam ke dalam rongga rahim untuk menggantikan cairan ketuban yang hilang atau rendah selama persalinan.

Risiko lebih besar mungkin terjadi jika kurangnya cairan ketuban berlangsung pada trimester awal dan kedua kehamilan. Lebih detail, American Pregnancy Association menjelaskan kemungkinan yang terjadi sesuai usia kehamilan tersebut.

Apabila kurang ketuban terdeteksi pada trimester pertama, komplikasi serius dapat terjadi. Berikut hal yang mungkin kamu alami:

  • Kompresi organ janin yang mengakibatkan cacat lahir
  • Peningkatan kemungkinan keguguran  atau lahir mati

Jika oligohidramnion terdeteksi pada paruh kedua kehamilan, komplikasinya dapat meliputi:

  • Pembatasan Pertumbuhan Intrauterin (IUGR)
  • Kelahiran prematur
  • Komplikasi persalinan seperti kompresi tali pusat, cairan bernoda mekonium, dan persalinan sesar.

Penanganan pada kasus air ketuban sedikit

Tidak ada obat yang terbukti dapat meningkatkan air ketuban dalam jangka panjang. Apabila air ketuban sedikit saat trimester awal dan kedua kehamilan, dokter mungkin menyarankan beberapa langkah alami cara memperbanyak air ketuban, seperti:

  • Istirahat total dari aktivitas berat
  • Lebih banyak hidrasi, memastikan asupan minum cukup 
  • Diet

Dokter juga dapat merekomendasikan cairan infus dan pengujian nonstres atau profil biofisik apabila diperlukan. Sementara jika kurangnya ketuban karena kondisi medis tertentu, maka perlu pengobatan spesifik sebagai perawatannya. 

Memastikan nutrisi ibu terpenuhi dengan baik juga dapat menunjang produksi cairan ketuban. Selain itu, jika air ketuban sedikit pada usia kehamilan yang cukup, dokter dapat merekomendasikan untuk induksi dan persalinan.

Air ketuban sedikit saat hamil perlu mendapatkan pemantauan serius dari dokter. Oleh sebab itu, jangan lewatkan pemeriksaan medis agar selalu update dengan kondisi kesehatan janin, ya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lea Lyliana
Laili Zain Damaika
Lea Lyliana
EditorLea Lyliana
Follow Us