Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Cegah ISPA Saat Haji dan Umrah, Jemaah Direkomendasikan Vaksinasi

Foto umat Muslim di depan Kabah yang berada di Masjidil Haram. (pexels.com/Haydan As-soendawy)
Foto umat Muslim di depan Kabah yang berada di Masjidil Haram. (pexels.com/Haydan As-soendawy)
Intinya sih...
  • Peningkatan jemaah haji lansia 65 tahun ke atas mencapai 21 persen pada tahun 2024.
  • Penurunan kekebalan tubuh lansia meningkatkan risiko penularan penyakit infeksi saluran pernapasan, termasuk COVID-19 dan RSV.
  • Pentingnya vaksinasi untuk mencegah penyakit infeksi pernapasan menular, terutama bagi lansia yang memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi berat.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Waktu tunggu ibadah Haji yang lama membuat beberapa orang baru bisa mewujudkannya saat usia lanjut. Hal ini terbukti dari data Pusat Kesehatan Haji, bahwa telah terjadi tren peningkatan jemaah haji lansia dengan usia 65 tahun ke atas, yang mana pada tahun 2024 sebanyak 21 persen di antaranya adalah lansia.

Maka dari itu, penting untuk memperhatikan kesehatan lansia mengingat seiring bertambahnya usia, daya tahan atau kekebalan tubuh cenderung menurun, sehingga meningkatkan kerentanan terhadap penyakit infeksi menular.

Hal ini dibahas dalam "Press Conference: Kenali dan Penuhi Rekomendasi Pencegahan Penyakit Menular Pernapasan untuk Jemaah Haji dan Umrah" secara daring, pada Rabu (26/02/2024).

Penularan penyakit antar jemaah

Dalam kasus penurunan kekebalan terkait usia atau age-related declined in immunity (ARDI), terdapat risiko penularan penyakit infeksi saluran pernapasan, seperti influenza, COVID-19 hingga respiratory syncytial virus (RSV) antar jemaah ketika melakukan ibadah haji dan umrah.

Risiko lainnya adalah tripledemic, yaitu ketika adanya sirkulasi bersamaan dari RSV, COVID-19, dan influenza.

Penyakit menular yang memiliki tingkat mortalitas dan morbiditas yang tinggi pada orang dewasa, khususnya lansia, sebenarnya dapat dicegah melalui vaksinasi. Karena itu, penting untuk memahami penyakit infeksi pernapasan menular yang bisa dicegah melalui vaksinasi, terutama yang disebabkan oleh virus seperti RSV, COVID-19, dan influenza, yang mengalami peningkatan kasus.

Kolaborasi untuk lakukan pencegahan

ilustrasi jemahan haji (IDN Times/Muhammad Nasir)
ilustrasi jemahan haji (IDN Times/Muhammad Nasir)

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) bekerja sama dengan Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (PERDOKHI) dan Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes), serta didukung oleh GSK Indonesia menyampaikan rekomendasi pencegahan penyakit.

Kerja sama ini menekankan pentingnya edukasi serta peningkatan kesadaran masyarakat dan petugas kesehatan mengenai penyakit infeksi pernapasan menular yang dapat dicegah melalui vaksinasi.

”Seiring meningkatnya jumlah lansia yang mengikuti ibadah haji dan umrah, melakukan konsultasi dengan tenaga medis penting sebelum keberangkatan haji dan umrah untuk meningkatkan perlindungan terhadap para jemaah, terutama terhadap ISPA yang salah satunya disebabkan oleh RSV di Tanah Suci," kata Ketua Tim Kerja Pemeriksaan Kesehatan Haji, dr. Mohammad Imran, MKM.

"Selain itu, melakukan tindakan preventif seperti vaksinasi menjadi salah satu solusi yang dapat dilakukan dalam mencegah penyakit dan menurunkan risiko komplikasi penyakit kronis," lanjutnya.

Butuh tindakan preventif

ilustrasi injeksi, vaksin, suntikan (unsplash.com/Ed Us)
ilustrasi injeksi, vaksin, suntikan (unsplash.com/Ed Us)

RSV dapat menular melalui inhalasi atau kontak dengan droplet saluran napas dari mereka yang terinfeksi. Gejala umum termasuk hidung tersumbat, batuk, mengi dan demam ringan.

Hngga saat ini belum tersedia pengobatan khusus untuk mengatasi RSV pada orang dewasa, yang meningkatkan kesulitan dalam penanganannya, sehingga tindakan preventif termasuk vaksinasi menjadi hal penting.

Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh individu untuk mencegah penyebaran, seperti tertib pakai masker dan menerapkan kebersihan pribadi dengan menutup mulut saat batuk atau bersin. Selain itu, mendapatkan vaksinasi RSV juga disarankan untuk kelompok berisiko, termasuk lansia yang memiliki risiko lebih tinggi terkena infeksi berat.

Prof. dr. Tjandra Yoga SpP(K), MARS, DT&H, DTCE FISR, Ketua Majelis Kehormatan PDPI mengatakan bahwa RSV ditemukan sebagai salah satu infeksi saluran pernapasan selama haji tahunan. Untuk mencegahnya, kini ada rekomendasi vaksin RSV.

"Di Arab Saudi vaksin ini menjadi program imunisasi nasional untuk penduduk berusia 60 tahun ke atas. Di Indonesia, PDPI telah mengeluarkan panduan penatalaksanaan penyakit paru dan pernapasan bagi petugas kesehatan haji dan umrah. Sedangkan untuk pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti lansia, dapat menularkan virus sampai dengan 4 minggu," kata Prof. Tjandra.

Vaksinasi ini memberikan perlindungan bagi para jemaah, misal selama dalam pesawat, jemaah menjadi rentan tertular karena berada di dalam ruangan terutup lebih dari 8 jam. Infeksi RSV dapat menular dan menyebar dengan mudah, yang mana satu orang yang terinfeksi biasanya menginfeksi tiga orang lainnya, dan sebagian besar dapat menularkan dalam jangka waktu tiga sampai delapan hari. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Umi Kalsum
3+
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us