Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Obat Penunda Haid untuk Haji yang Aman dan Efektif

ilustrasi minum obat (freepik.com/freepik)
ilustrasi minum obat (freepik.com/freepik)

Menstruasi merupakan kondisi yang rutin terjadi pada sebagian besar perempuan. Pada kebanyakan siklus, fase pendarahan ini bisa datang setiap bulan. Rutinnya menstruasi ini menandakan reproduksi yang sehat. Sayangnya, ada kalanya periode menstruasi harus ditunda karena suatu hal, misalnya ketika melakukan ibadah haji.

Demi mencapai tujuan tersebut, perempuan yang akan berangkat ke tanah suci direkomendasikan mengonsumsi obat penunda haid. Ada beberapa jenis obat penunda haid untuk haji yang biasa dan aman dikonsumsi. Berikut daftarnya dan cara kerjanya pada tubuh.

Obat penunda haid untuk haji

Biasanya, perempuan yang akan menunaikan ibadah haji diminta mengonsumsi obat penunda haid. Obat tersebut bekerja dengan merekayasa kadar hormonal pada tubuh sehingga menstruasi tidak datang selama periode tertentu.

Jenis obat penunda haid yang dikonsumsi bisa berbeda-beda, tergantung pada kondisi masing-masing perempuan. Namun, obat-obatan berikut perlu dikonsumsi dengan dosis dan jangka waktu yang direkomendasikan oleh dokter supaya tetap aman bagi tubuh. 

1. Norethisterone dan progesteron

ilustrasi obat-obatan (freepik.com /freepik)
ilustrasi obat-obatan (freepik.com /freepik)

Pada dasarnya, norethisterone merupakan bentuk sintetis dari progesteron yang merupakan hormon seks perempuan. Fluktuasi hormon tersebut menjadi salah satu yang menentukan apakah kamu haid atau tidak. 

Kadar hormon progesteron yang tinggi menyebabkan lapisan rahim subur sehingga bisa menerima sel telur yang sudah dibuahi. Ketika kadar hormon progesteron menurun, lapisan dinding rahim pun meluruh dan menyebabkan menstruasi.

Lebih jelasnya, obat norethisterone yang sejenis progesteron bekerja dengan mempertahankan kadar progesteron dalam tubuh agar tetap tinggi. Oleh karena itu, konsumsi obat ini dapat menipu dan menyakinkan tubuh bahwa kamu sedang hamil sehingga tidak menstruasi.

Selain untuk menunda haid, obat ini juga kerap diresepkan guna menjaga lapisan rahim saat hamil. Adapun aturannya, obat ini perlu mulai dikonsumsi sebelum atau saat haid dimulai. Biasanya, kamu akan diminta mengonsumsi 2—3 kali sehari selama lebih dari 10-14 hari. Umumnya, haid pun dapat kembali sekitar 2—4 hari setelah konsumsi obat dihentikan.

2. Pil KB kombinasi

Jenis obat penunda haid untuk haji ini bisa digunakan ketika sudah rutin mengonsumsi pil KB  kombinasi. Cara menggunakannya dengan mengubah aturan minumnya.

Pil KB Kombinasi atau disingkat PKK merupakan kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dan progestogen. Sama seperti jenis sebelumnya, obat ini dapat memengaruhi kadar hormon dalam tubuh. 

Tujuan konsumsi obat ini untuk menghentikan ovulasi sehingga tidak melepaskan sel telur. Ketika hal tersebut terjadi, otomatis tubuh tidak akan mempersiapkan diri untuk kehamilan (menebalkan dinding rahim) dan tidak meluruh alias menstruasi.

Obat ini biasanya terdiri dari 21 pil dengan hormon dan 7 pil plasebo atau tidak dengan pil plasebo. Pil ini perlu dikonsumsi setiap hari, lalu kamu akan mengalami menstruasi saat mengonsumsi pil plasebo.

Namun, jika tujuannya adalah menunda menstruasi, maka kamu perlu mengabaikan pil plasebo dan mulai konsumsi paket pil baru setelah 21 hari. Baiknya tanyakan kepada dokter untuk aturan konsumsi lebih tepatnya, ya.

3. Agonis Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH)

ilustrasi suntik (unsplash.com/Diana Polekhina)
ilustrasi suntik (unsplash.com/Diana Polekhina)

Dokter mungkin meresepkan agonis GnRH sebagai obat penunda haid untuk haji. Singkatnya, obat ini dapat menekan ovulasi dengan menghentikan produksi estrogen dan progesteron.

Sistem endokrin bertanggung jawab memproduksi GnRH yang merangsang kelenjar pituitari untuk melepaskan hormon perangsang folikel (FSH) dan hormon luitenisasi (LH). Kedua hormon tersebut merangsang produksi estrogen dan progesteron.

Nah, konsumsi agonis GnRH menghasilkan rangsangan pada kelenjar pituitari yang nantinya menyebabkan kelenjar hipofisis berhenti memproduksi FSH dan LH. Dengan demikian, produksi hormon di ovarium pun tidak terjadi, begitu pula ovulasi. 

Berbeda dengan dua obat penunda haid sebelumnya yang berbentuk pil, agonis GnRH berupa suntikan dan semprotan hidung. Meski terhitung efektif, obat ini dapat memicu efek samping, seperti hot flashes dan sakit kepala.

Obat penunda haid untuk haji di atas hanya bisa digunakan dengan resep dokter, ya. Selain itu, perhatikan juga aturan minum atau pakainya agar obat tersebut bisa bekerja maksimal dalam menunda menstruasi. 

Referensi:

"Norethisterone - Everything You Need to Know". Aschcroft Pharmacy. Diakses Mei 2024. 
"How to Delay Your Period". Verywell Health. Diakses Mei 2024. 
"How to Take The Combined Pill". NHS. Diakses Mei 2024. 
"Combined Oral Contraceptive Pill". Sexual Wellbeing. Diakses Mei 2024. 
"About to Start Using Birth Control Pills? Here’s How to Take Them". Healthline. Diakses Mei 2024. 
"Gonadotropin-Releasing Hormone (GnRH)". Cleveland Clinic. Diakses Mei 2024. 
"Gonadotropin Releasing Hormones Agonists Overview". Verywell Health. Diakses Mei 2024. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Lea Lyliana
Mayang Ulfah Narimanda
3+
Lea Lyliana
EditorLea Lyliana
Follow Us