Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Penyebab Papila Lidah Membesar, Tak Perlu Langsung Panik

ilustrasi lidah (freepik.com/freepik)
ilustrasi lidah (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Papila lidah bisa membesar dan hilang dengan sendirinya.
  • Transient lingual papillitis, papiloma skuamosa, sifilis, dan demam scarlet adalah penyebab umum pembengkakan papila.
  • Refluks asam dan tidak rutin menyikat gigi juga dapat menyebabkan pembengkakan papila lidah.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Permukaan lidah tidak rata, dipenuhi dengan ribuan benjolan kecil bernama papila, yang di dalamnya terdapat kuncup pengecap sekaligus sensor suhu. Berkat papila inilah kamu bisa merasakan manisnya buah, gurihnya makanan, atau panasnya sup yang baru matang.

Namun, pada kondisi tertentu, papila bisa membesar. Perubahan ini kadang disertai rasa tidak nyaman, seperti nyeri ringan, sensasi terbakar, atau lidah terasa lebih kasar dari biasanya. Kabar baiknya, papila yang membesar umumnya tidak berbahaya dan sering kali dapat mengecil kembali dengan sendirinya.

Tetap saja, memahami apa yang bisa memicu perubahan ini penting agar kamu tahu kapan cukup menunggu dan kapan perlu memeriksakan diri. Yuk, cari tahu apa saja penyebab umum papila lidah membesar!

1. Transient lingual papillitis

Transient lingual papillitis (TLP) adalah kondisi yang cukup umum dan biasanya tidak berbahaya. Kondisi ini ditandai dengan munculnya benjolan kecil berwarna putih atau merah di permukaan lidah. Benjolan ini muncul ketika papila mengalami iritasi dan membengkak.

Meski ukurannya kecil, tetapi TLP bisa menimbulkan rasa tidak nyaman, seperti perih atau sensasi terbakar, terutama saat makan. Menariknya, kondisi ini biasanya hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari tanpa perlu perawatan khusus.

Hingga kini, penyebab pastinya belum teridentifikasi secara jelas. Namun, beberapa faktor sering dikaitkan dengan munculnya TLP, seperti stres, perubahan hormon, hingga konsumsi makanan tertentu.

2. Makanan yang sangat panas atau dingin

Papila lidah sangat sensitif terhadap rangsangan, termasuk suhu makanan atau minuman. Papila bisa membengkak bila terkena suhu yang terlalu panas maupun terlalu dingin, bahkan sampai merusak sementara fungsi indra perasa. Kabar baiknya, kondisi ini biasanya pulih dengan sendirinya dalam beberapa hari.

Selama masa pemulihan, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan. Hindari penggunaan obat kumur berbahan alkohol, karena justru dapat memperparah rasa perih dan membuat lidah makin meradang. Sebaliknya, cukupi asupan air putih agar mulut tetap lembap dan membantu melindungi papila dari risiko infeksi bakteri.

3. Papiloma skuamosa

ilustrasi lidah (freepik.com/pvproductions)
ilustrasi lidah (freepik.com/pvproductions)

Papiloma skuamosa adalah kondisi yang sering dikaitkan dengan infeksi human papillomavirus (HPV). Pada umumnya, benjolan akibat papiloma skuamosa tidak menyebabkan nyeri, dengan bentuk yang tidak beraturan. Meski jinak, tetapi kondisi ini bisa mengganggu kenyamanan, terutama bila ukurannya membesar atau letaknya mengganggu saat berbicara maupun makan.

Penanganan biasanya dilakukan dengan pembedahan sederhana atau ablasi laser, yang bertujuan mengangkat jaringan tumbuh tersebut. Namun, perlu dipahami bahwa hingga kini tidak ada terapi yang benar-benar menghilangkan HPV. Pengobatan lebih difokuskan untuk mengelola gejala dan mencegah kekambuhan.

4. Sifilis

Sifilis adalah salah satu infeksi menular seksual (IMS) yang berbahaya bila tidak segera ditangani. Penyakit ini biasanya dimulai dengan munculnya luka kecil yang tidak nyeri di area genital, mulut, atau rektum. Luka awal ini sering kali tidak disadari karena tampak sepele dan bisa hilang dengan sendirinya. Namun, bukan berarti infeksinya ikut lenyap.

Seiring perkembangan penyakit, sifilis memasuki tahap sekunder yang ditandai dengan ruam di kulit, serta kemungkinan munculnya luka di mulut dan lidah. Infeksi pada tahap ini masih dapat diatasi dengan antibiotik, tetapi bila dibiarkan tanpa pengobatan, sifilis bisa berlanjut ke tahap yang lebih serius.

Pada fase lanjut, bakteri penyebab sifilis dapat menyerang organ vital, termasuk jantung, otak, dan sistem saraf. Kondisi ini bisa memicu komplikasi parah, bahkan mengancam jiwa. Karena itu, deteksi dini dan pengobatan sangat penting untuk mencegah kerusakan permanen akibat sifilis.

5. Demam scarlet

Salah satu ciri khas demam scarlet adalah munculnya kondisi yang disebut “lidah stroberi”. Lidah tampak merah terang, permukaannya bergelombang, dan sedikit membengkak. Tampilannya mirip dengan tekstur buah stroberi. Selain itu, infeksi bakteri ini juga sering disertai ruam di kulit dan demam.

Dalam banyak kasus, demam scarlet tergolong ringan dan bisa diatasi dengan antibiotik. Namun, bila tidak ditangani dengan tepat, penyakit ini berpotensi menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, demam rematik, hingga gangguan ginjal, walaupun kejadian ini jarang.

Karena menular, demam scarlet tidak boleh dianggap remeh. Diagnosis cepat dan terapi yang tepat sangat penting, bukan cuma untuk mencegah komplikasi, tetapi juga untuk menghentikan penularan penyakit.

6. Bakteri atau virus

ilustrasi bakteri (pexels.com/turek)
ilustrasi bakteri (pexels.com/turek)

Jarang menyikat gigi memberi kesempatan bagi bakteri dan virus untuk berkembang biak di dalam mulut. Akibatnya, jumlah mikroba bisa melonjak dan memicu infeksi maupun gangguan kesehatan mulut lainnya.

Untuk menjaga fungsi indra perasa tetap optimal, penting untuk tidak hanya menyikat gigi, tetapi juga membersihkan permukaan lidah. Papila sering menjadi tempat menumpuknya sisa makanan dan kuman. Selain itu, gunakan benang gigi agar kotoran di sela-sela gigi ikut terangkat.

Bila kamu memiliki masalah bau mulut atau ingin perlindungan ekstra, pembersih lidah khusus bisa membantu mengangkat lapisan bakteri yang membandel.

7. Refluks asam

Refluks asam terjadi ketika cairan asam dari lambung naik kembali ke kerongkongan. Pada sebagian kasus, asam ini bisa mencapai mulut dan memicu sensasi terbakar di lidah serta pembengkakan papila. Kondisi ini tidak hanya menimbulkan rasa tidak nyaman, tetapi juga bisa mengganggu fungsi indra perasa.

Langkah pertama untuk mengendalikan refluks adalah mengatur pola makan. Hindari makanan dan minuman yang dapat memperburuk gejala, seperti makanan panas atau pedas, kopi, kafein, cokelat, soda, dan makanan berlemak. Selain itu, hindari berbaring setidaknya 2–3 jam setelah makan, agar asam lambung tidak mudah naik kembali.

Bagi sebagian orang, perubahan gaya hidup ini belum cukup. Jika begitu, dokter mungkin akan meresepkan obat anti refluks untuk membantu mengendalikan gejala.

Ada banyak penyebab papila lidah membengkak. Umumnya, kondisi ini sembuh sendiri dalam beberapa hari tanpa pengobatan khusus. Namun, jika kamu menemukan benjolan yang menetap atau disertai pendarahan di lidah, segera temui dokter untuk memastikan penyebabnya dan mendapatkan penanganan yang tepat.

Referensi 

"Tongue Bumps: Enlarged Papillae and Other Problems." Crest. Diakses April 2025. 
"Tongue Bumps: Causes, Symptoms, and Treatments." Healthline. Diakses April 2025.
"What Causes Swollen Taste Buds?" Pacific Neuroscience Institute. Diakses April 2025. 
"What It Means If Your Taste Buds Are Swollen, According to Experts." Prevention. Diakses April 2025. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nuruliar F
Eka Amira Yasien
Nuruliar F
EditorNuruliar F
Follow Us

Latest in Health

See More

Jenis Pemeriksaan Jantung, Tujuan, dan Biayanya

21 Sep 2025, 08:05 WIBHealth