10 Politisi yang Cabut dari PSI, Sebagian Loncat ke Partai Lain

Jakarta, IDN Times - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ditinggal sejumlah kadernya sejak beberapa bulan terakhir, khususnya setelah kepemimpinan Giring "Nidji" Ganesha.
Belum lama ini, Mohamad Guntur Romli dan dua kader memilih ke luar dari PSI, pasca-kunjungan capres Prabowo Subianto ke kantor DPP PSI pada 2 Agustus 2023.
Dua kader yang memilih mundur yakni Dwi Kundoyo dan Estugraha yang merupakan calon legislatif (caleg) PSI untuk DPRD DKI Jakarta dan Kota Bogor.
Terbaru, tiga kader PSI yang juga anggota DPRD DKI Jakarta loncat ke Partai Amanat Nasional (PAN).
"Saya menyatakan mundur sebagai caleg dan keluar dari PSI. Saya mundur dari keanggotaan PSI," ujar Dwi di sebuah kafe di Cikini, Jakarta Pusat, Senin, 7 Agustus 2023.
Simak deretan politikus PSI yang memilih loncat ke partai lain jelang Pemilu 2024.
1. Dwi Kundoyo

Dwi Kundoyo memilih mundur dari PSI, lantaran dia menilai DPP PSI sedang main mata dengan Prabowo dan disinyalir bakal merapat ke koalisi Partai Gerindra. Mereka mundur lantaran Prabowo tidak sejalan dengan idealisme mereka.
"Menurut saya sudah mencederai apa yang selama ini saya perjuangkan. Saat masih menjadi mahasiswa, saya aktif melawan pemerintahan otoriter Orde Baru. Penolakan terhadap Prabowo sudah saya suarakan sejak bergabung di dalam HMI (Himpunan Mahasiswa Islam)," ujar Dwi.
Pada Pemilu 2014 dan 2019, Dwi memilih Jokowi sebagai capres. Dia menilai dalam sejarah, Prabowo kerap disebut-sebut sebagai dalang penculikan aktivitas pada 1998.
"Karena Prabowo dan pengikutnya tidak berhenti memainkan isu SARA. Mereka bergandengan tangan dengan kelompok radikal dan intoleran," sambungnya.
Diketahui, dalam beberapa kali kesempatan, Prabowo membantah terlibat penculikan aktivis dalam kerusuhan Mei 1998, dan di pengadilan ia tidak terbukti. Menteri Pertahanan dan Ketua Umum Partai Gerindra itu juga pernah menyebut, isu HAM selalu muncul menjelang pemilu.
Prabowo juga pernah menyebut empat kali maju sebagai kandidat Pilpres, ia selalu dikait-kaitkan dengan kasus penculikan aktivis 98. Sedangan, 13 aktivis sampai sekarang tidak diketahui keberadaannya.
Sementara, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, menegaskan peristiwa 98 sebenarnya bukan penculikan, tetapi penangkapan aktivis yang diduga merakit bom di Rusun Tanah Tinggi, Jakarta Pusat. Bom meledak pada 18 Januari 1998. Sedangkan, Tim Mawar kala itu dipimpin Prabowo.
2. Mohamad Guntur Romli

Mohamad Guntur Romli juga menyatakan hengkang dari PSI lantaran partai anak muda itu memiliki sinyal kedekatan dengan Prabowo.
"Mulai hari saya menyatakan keluar dari PSI, sebagai anggota dan kader PSI," ujar Romli pada Jumat, 4 Agustus 2023.
Romli memilih ke luar PSI dengan alasan perkembangan terakhir yang terjadi di DPP membuatnya tidak nyaman. Dia mengatakan tidak diberi tahu soal kehadiran Prabowo di kantor DPP PSI.
"Saya sungguh terkejut, karena masih ingat Januari 2019, PSI pernah memberikan 'Award Kebohongan Terlebay' pada Prabowo Subianto," tutur dia.
Kebohongan yang dibuat Prabowo yakni soal selang cuci darah di RSCM yang digunakan berkali-kali ke puluhan pasien berbeda. Namun, hal itu dibantah Direktur RSCM saat itu.
Pasca-ke luar dari PSI, saat ini Guntur Romli terdaftar sebagai caleg PDIP.
3. Rian Ernest

Pengunduran diri Rian Ernest menambah daftar kader-kader PSI yang memilih untuk hengkang. Dia mundur dari PSI lebih dulu dari Guntur Romli, dan memilih hengkang ke Partai Golkar.
Rian menuturkan, PSI telah menjadi rumah yang begitu hangat dan nyaman. Namun dia merasa perlu melakukan pengunduran diri.
"Melalui video ini, saya menyatakan pengunduran diri dari PSI. Meski berat, saya yakin ini keputusan yang benar demi langkah politiknya," ujar Ernest.
Pasca-hengkang dari PSI, Rian menyebut Golkar merupakan partai terakhirnya.
4. Michael Sianipar

Ketua DPW PSI DKI Jakarta, Michael Sianipar juga mengundurkan diri dari PSI, dengan alasan hampir serupa. Dia menyebut, nilai-nilai yang ada di PSI sekarang ini sudah berubah dan memiliki masalah sistemik.
"Saya bergabung di PSI sejak 2015, dan pernah juga menjadi pengurus dari tingkat kota hingga DPP. Banyak hal yang sudah saya lakukan bersama rekan-rekan di PSI. Namun dengan berat hati, sudah saatnya saya mengundurkan dari dari partai yang saya cintai ini,” kata Michael dalam keterangan resminya, Senin, 5 Desember 2022.
Pasca-hengkang dari PSI, Michael Sianipar menjabat Ketua DPP Partai Perindo Bidang Ekonomi Kreatif dan Digital.
5. Tsamara Amany

Tsamara Amany yang selama ini menjadi ikon PSI lebih awal mengundurkan diri sebagai pengurus dan kader PSI. Tepatnya pada Senin, 18 April 2022. Keputusan tersebut disampaikan Tsamara dalam akun YouTube pribadinya.
"Selama lima tahun mengabdi di PSI sebagai Ketua DPP, hari ini 18 April 2022, saya memutuskan untuk mengundurkan diri sebagai pengurus dan kader PSI," ujar dia.
Sempat muncul rumor, mundurnya Tsamara karena bergabung dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk proyeksi Pemilu 2024.
Tsamara menjelaskan, keputusan dirinya ke luar dari PSI bukan karena ingin bergabung ke partai politik lain. Dia merasa saat ini membutuhkan perjalanan baru di luar partai politik.
"Untuk saat ini saya ingin fokus mengabdi untuk Indonesia melalu cara-cara lainnya. Salah satunya dengan fokus menyuarakan isu perempuan, dan mengabdi untuk kepentingan perempuan," ujarnya.
6. Sunny Tanuwidjaja

Sunny Tanuwidjaja mundur dari jabatannya sebagai Sekretaris Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Kemunduran Sunny berkaitan dengan sikap politiknya yang mendukung Anies Baswedan.
"Sunny Tanuwidjaja telah mundur dari jabatan Sekretaris Dewan Pembina PSI sejak setahun lalu karena berbeda jalan politik," ujar Ketua DPP PSI, Isyana Bagoes Oka, Selasa, 28 Juni 2022.
7. Azmi Abubakar

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PSI Banten, Azmi Abubakar, juga memutuskan mundur dari PSI pada Jumat, 2 September 2022. Dia tak menjelaskan secara gamblang alasannya mundur dari PSI.
Azmi mengaku masih tetap berpartisipasi di ranah politik. Dia belum memikirkan akan menyeberang ke partai lain, dan hanya sedang fokus mengerjakan hal lain.
8. Tiga kader PSI loncat ke PAN

Terbaru, tiga eks kader muda PSI mengumumkan secara resmi bergabung PAN pada Selasa (12/9/2023). Ketiganya yakni Anggara Wicitra Sastroamidjojo, Idris Ahmad, dan Jovin Kurniawan. Mereka dulu merupakan anggota DPRD DKI dari PSI.
Anggara merupakan Ketua Fraksi PSI di DPRD DKI Jakarta dan memutuskan hengkang pada akhir Agustus 2023. Ia mengatakan sebelum pindah ke PAN, ia telah berkomunikasi dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Erick Thohir. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu ikut diajak berbicara lantaran disodorkan PAN sebagai bakal cawapres.
"Saya juga ajak bicara Pak Zul dan Pak Erick. Kami berdiskusi dan menimbang cukup panjang. Akhirnya saya memilih untuk bergabung di PAN. Karena saya melihat PAN itu memiliki komitmen terhadap ruang berekspresi teman-teman muda," ungkap Anggara ketika memberikan keterangan pers di kantor DPP PAN, Jakarta Selatan, Selasa (12/9/2023).
Reformasi itu, kata Anggara, terlihat di PAN, dengan menempatkan anak-anak muda sebagai ujung tombak. Dengan alasan senada, Idris juga memutuskan hengkang dari PSI dan berlabuh ke PAN. Menurut Idris, isu-isu mengenai anak-anak muda betul-betul diperjuangkan.
Sementara, Jovin mengaku ikut pindah ke PAN karena ada budaya egaliter dan penempatan berdasarkan meritokrasi. Menurutnya, PAN tidak sekadar menjual embel-embel sebagai partai anak muda.
"Ternyata PAN berkomitmen untuk menjaga marwah partai dengan melibatkan anak-anak muda," kata dia.
Baca berita terbaru terkait Pemilu 2024, Pilpres 2024, Pilkada 2024, Pileg 2024 di Gen Z Memilih IDN Times. Jangan lupa sampaikan pertanyaanmu di kanal Tanya Jawab, ada hadiah uang tunai tiap bulan untuk 10 pemenang.