1,35 Ton Sampah Tekstil dan Plastik Ditemukan di Sungai Ciliwung

Jakarta, IDN Times — Aksi Bersih Sampah Sungai Ciliwung yang ditenggarai oleh World Clean-up Day Indonesia bersama Mantaapu Corp menemukan sebanyak 1,35 ton sampah di area Sungai Ciliwung.
Sampah tersebut didominasi sampah plastik sekali pakai dan sampah tekstil.
“Aksi diikuti oleh 127 peserta dan berhasil mengumpulkan 1,35 ton sampah yang didominasi plastik sekali pakai dan tekstil,” kata Pendiri Waste4Change, Mohamad Bijaksana Junerosano, dalam keterangan tertulis, Rabu (18/1/2023).
1. Masalah sampah kian mengkhawatirkan, di Jakarta bisa 7.500 ton sehari

Menurut Junerosano, masalah sampah di Indonesia kian mengkhawatirkan. Terutama sampah di Ibu Kota Jakarta yang bisa mencapai 7.500 ton per hari.
“Dalam dua hari, jumlah ini setara dengan Candi Borobudur. Jika tidak dikelola dengan baik, TPA akan penuh sampah dan berpotensi membahayakan ribuan nyawa,” ujarnya.
Selain berbahaya bagi manusia, masalah sampah juga mengancam keberlanjutan ekosistem hingga menyebabkan kerusakan lingkungan.
“Yang terpenting adalah aksi clean up seperti ini jangan dijadikan kebiasaan. Namun jadi salah satu motivasi untuk mengurangi sampah,” kata Junerosano.
2. Aksi bersih sampah diharapkan memantik kesadaran masyarakat

Leader World Clean-up Day Indonesia, Andy Bahari, berharap aksi ini bisa memantik kesadaran masyarakat tentang dampak sampah yang dihasilkan.
“Sampah yang diangkut dari rumah atau gedung tempat kita bekerja, bisa saja berakhir di sini jika tidak diangkut dan dikelola dengan baik,” ujar Andy.
Aksi bersih Sungai Ciliwung sebelumnya turut digaungkan oleh Jerhemy Owen, konten kreator adri Mantappu Corp. Aksi ini diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya generasi muda tentang persoalan sampah yang tidak hanya terbatas pada perilaku buruk membuang sampah sembarangan.
3. Data KLHK, 35 persen sampah tak terkelola dengan baik

Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), setidaknya 23 juta ton timbulan sampah belum dikelola pemerintah daerah di 514 kabupaten/kota.
Artinya, sekitar 35 persen dari total timbulan sampah di Indonesia masih tidak terkelola dengan baik. Data ini menunjukkan potensi besar sampah dalam mencemari lingkungan, termasuk sungai dan lautan.