52 Tahun HKTI, Fadli Zon: Kesejahteraan Petani Harus Diperjuangkan

- HKTI mendukung kebijakan HPP gabah naik menjadi Rp6.500 per kg untuk meningkatkan kesejahteraan petani
- BULOG menyerap 725.000 ton gabah hingga Maret 2025, mencapai surplus 2,8 juta ton, disambut baik oleh HKTI
- Penghapusan utang petani dan akses permodalan serta pupuk bersubsidi dianggap sebagai terobosan besar untuk optimalisasi produksi petani
Jakarta, IDN Times – Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) genap berusia 52 tahun pada 27 April 2025. Organisasi yang menaungi 15 organisasi petani ini merupakan organisasi yang dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani, mendorong sektor pertanian nasional, serta mewujudkan kedaulatan pangan.
Dalam peringatan hari jadinya, Menteri Kebudayaan sekaligus Ketua Umum DPN HKTI Fadli Zon, menegaskan HKTI harus terlibat aktif memperjuangkan kesejahteraan petani serta kedaulatan pangan. Dengan meningkatnya Nilai Tukar Petani (NTP) pada Maret 2025 sebesar 0,22 persen menjadi 123,72 persen, mencerminkan adanya peluang peningkatan pendapatan bagi para petani.
1. Insentif harga gabah dan penyerapan oleh BULOG

HKTI menyambut baik kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah menjadi Rp6.500 per kg, yang dinilai mampu meningkatkan kesejahteraan petani. HKTI menyampaikan apresiasinya kepada pemerintahan Presiden Prabowo Subianto atas kenaikan HPP tersebut. Saat ini, kebijakan HPP tidak hanya menguntungkan petani tetapi juga dievaluasi berkala oleh pemerintah yang terbukti meningkatkan kesejahteraan petani.
Selain itu, penyerapan gabah oleh BULOG menunjukkan hasil yang positif, dengan total 725.000 ton setara beras yang terserap hingga 30 Maret 2025–angka tertinggi dalam satu dekade terakhir. Diprediksi, penyerapan ini akan menghasilkan surplus mencapai 2,8 juta ton. HKTI menyambut baik pencapaian tersebut dan juga menyatakan dukungannya kepada BULOG untuk terus meningkatkan penyerapan gabah petani
2. Penghapusan utang petani dan kemudahan pupuk bersubsidi

Penghapusan utang petani melalui PP Nomor 47 Tahun 2024 oleh Presiden Prabowo dianggap sebagai terobosan besar. Berkat kebijakan ini, akses permodalan lembaga perbankan bagi petani terbuka kembali, sehingga memungkinkan petani untuk berproduksi secara optimal.
Di sisi lain, petani kini juga lebih mudah memperoleh pupuk bersubsidi yang tersedia dalam jumlah cukup, dengan harga yang sesuai serta tepat waktu. Untuk mendukung keberlanjutan keberhasilan kebijakan ini, HKTI menyatakan kesiapannya membantu pemerintah dalam mengawasi distribusi dan penggunaan pupuk bersubsidi guna mencegah terjadinya penyelewengan.
3. Pemberian insentif bagi petani

HKTI memberikan dukungan penuh terhadap pemberian insentif input, seperti kemudahan akses permodalan dan ketersediaan pupuk bersubsidi,serta insentif output, seperti peningkatan HPP gabah dan penyerapan oleh BULOG, yang digagas Presiden Prabowo. Menurut HKTI, berbagai insentif ini akan meningkatkan kesejahteraan petani.
4. Program MBG bisa sejahterakan petani

Selain itu, HKTI juga berpendapat program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah salah satu faktor yang akan mempercepat peningkatan kesejahteraan petani. Hal tersebut dikarenakan program MBG dinilai berpotensi menyerap hasil pertanian dan peternakan, seperti sayur, telur, dan daging dari para petani. Fadli Zon menegaskan HKTI merupakan garda terdepan pendukung program MBG.
Ia juga mengklaim sinergi antara intensif input dan output kepada petani, ditambah dengan program MBG, adalah formula tepat untuk mewujudkan kesejahteraan petani, menciptakan kedaulatan pangan, dan membawa kemakmuran bagi Indonesia.