Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ada 621 Kejadian Bencana Kota Bogor, 1001 Bangunan Masuk Zona Hitam

Ilustrasi Kejadian longsor di Kota Bogor. (BPBD Kota Bogor).

Bogor, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor, Jawa Barat, mencatat telah terjadi 621 bencana sepanjang 2024 yang didominasi musim penghujan awal dan akhir tahun ini.

 

Kepala BPBD Kota Bogor, Hidayatullah, menyampaikan sesuai prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak musim hujan pada Oktober-November 2024, dan bisa lebih panjang hingga Januari 2025, maka warga Bogor yang berada di zona hitam diimbau segera berpindah. 

 

“Beberapa dari data zona hitam mungkin terus berubah, tapi data yang kami terus sinkronisasi dengan dinas lain ada 1001 bangunan. Warga yang tinggal di zona hitam sebaiknya pindah,” katanya di Kota Bogor, Jumat (18/10/2024). 

1. Peringkat kecamatan masuk zona hitam

Ilustrasi kebakaran di Kota Bogor. (BPBD Kota Bogor).

Hidayatullah menjelaskan dari enam kecamatan yang ada di Kota Bogor, masing-masing memiliki karakteristik bencana berbeda-beda. Mulai dari bencana tanah longsor, banjir, banjir lintasan, serta longsor dan banjir sekaligus.

 

Kategori wilayah kecamatan yang paling banyak bangunan ruko dan rumah masuk zona hitam adalah di Kecamatan Bogor Utara berjumlah 483, disusul Bogor Tengah 249, Bogor Barat 81, Tanah Sareal 55, dan Bogor Timur 27.

2. Sebaran kejadian bencana Kota Bogor

Infografis sebaran bencana Kota Bogor. (BPBD Kota Bogor)

Menurut pendataan BPBD Kota Bogor, dari 621 kejadian bencana selama Januari hingga 17 Oktober 2024, sebaran kejadian bencana paling banyak adalah tanah longsor 231, disusul bangunan roboh 144, pohon tumbang 137, kebakaran 32, angin kencang 31, banjir 29, kekeringan 4, dan SAR 3. 

 

Dari ratusan kejadian bencana itu, terdapat dampak rumah rusak ringan 158, rusak sedang 136, dan rusak berat 92. 

3. Bantuan perbaikan atau relokasi warga tinggal di zona hitam

Wakil Ketua DPRD Kota Bogor Rusli Prihatevy. (Humas DPRD Kota Bogor).

Sementara, Wakil Ketua I DPRD Kota Bogor, M. Rusli Prihatevy, menyoroti serapan anggaran dari pos Biaya Tidak Terduga (BTT) masih sangat minim. 

 

Berdasarkan data dari Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), serapan Belanja Tidak Terduga (BTT) masih 0,33 persen atau Rp310 juta dari pagu anggaran Rp92,11 miliar.

 

"Tentu dengan banyaknya bencana yang terjadi di Oktober, kami mendorong Pemerintah Kota Bogor untuk segera mencairkan BTT untuk para korban bencana, sebab realisasi serapan anggaran masih sangat minim," kata Rusli, Kamis, 17 Oktober 2024.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linna Susanti
Rochmanudin Wijaya
Linna Susanti
EditorLinna Susanti
Follow Us