Arahan Pj Gubernur DKI: Jika Cuaca Tak Kondusif, Pekerja Bisa WFH

Jakarta, IDN Times - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Isnawa Adji, mengatakan, Work From Home (WFH) akan menjadi salah satu alternatif untuk menghindari bencana apabila cuaca ekstrem terjadi.
Hal tersebut, kata dia, sesuai dengan usulan dari Pejabat Gubernur (Pj) DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, belum lama ini.
"WFH akan menjadi salah satu altenatif meskipun DKI belum mengeluarkan peraturan tertulis, tapi ini bisa jadi salah satu diskresi bagi pimpinan kantor untuk lakukan langkah-langkah seperti itu," kata Isnawa dalam acara podcast di kanal YouTube Pemprov DKI Jakarta belum lama ini, dikutip Senin (21/11/2022).
1. Dampak bencana hidrometeorologi luar biasa

Isnawa mengatakan, bencana hidrometeorologi seperti banjir dan angin kencang sangat berdampak kepada warga.
"Bencana hidrometerologi kan dampaknya sangat luar biasa terhadap aktivitas warga. Kemacetan, banjir, genangan, antisipasi pohon tumbang, dan lain-lain," kata Isnawa.
Oleh karena itu, pihaknya pun selalu menginformasikan warga tentang antisipasi banjir dan angin kencang yang kerap terjadi di Jakarta.
2. Arahan Pj Gubernur

Sebagaimana arahan Pj Gubernur Heru kepada lurah dan camat, kata dia, jika cuaca ekstrem sedang terjadi di Jakarta, maka disarankan para pekerja agar dapat melaksanakan WFH.
"Kalau cuaca Jakarta kurang kondusif, Pj Gubernur menyampaikan, penting juga kepada pimpinan perusahaan agar kantor-kantor bisa WFH," kata dia.
Berdasarkan arahan itu pula, ujar dia, WFH tak hanya dapat dilakukan saat pandemik saja.
3. BPBD tak bisa bekerja sendiri

Menurut Isnawa, tidak bisa semua antisipasi bencana hidrometeorologi dan penanganan kebencanaan warga dilakukan oleh BPBD.
Dalam penanganan bencana, kata dia, pihaknya juga didukung oleh banyak dinas di DKI Jakarta. Mulai dari Dinas Sumber Daya Air, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pertamanan dan Hutan Kota, serta beberapa dinas terkait lainnya.
Isnawa mencontohkan upaya yang dilakukan bersifat nonstruktural seperti pemantauan cuaca dengan menempatkan personel di titik-titik rawan bencana, mengadakan simulasi penanggulangan bencana, buat posko, dan lainnya.
Sementara yang sifatnya struktural adalah pengerukan sungai, buat setu, waduk embung, pembenahan vertikal drainase, sodetan.
"Kami terus lakukan berbagai upaya untuk mengurangi dampak hidrometeorologi," ucap dia.