Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Baru Umur 20 Tahun, Sopir Ambulans yang Evakuasi Brigadir J Jadi Saksi

Sopir ambulans swasta, ASR (20) pengangkut jenazah Brigadir J dari rumah dinas Ferdy Sambo. (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Jakarta, IDN Times - Sopir ambulans yang mengevakuasi jenazah Brigadir J, Ahmad Syahrul Ramadhan, akan menjadi saksi di sidang kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, dengan terdakwa Bharada Richard Eliezer, Bripka Ricky Rizal, dan Kuat Ma'ruf, Senin (7/11/2022).

Berdasarkan surat panggilan saksi yang dilihat IDN Times, dari 10 saksi yang akan dihadirkan dalam sidang tersebut, Syahrul merupakan saksi termuda dengan usia 20 tahun.

“Bismillah aja (persiapannya), takut, umur masih 20,” kata Syahrul kepada IDN Times.

1. Syahrul menyaksikan langsung jenazah Brigadir J di rumah Ferdy Sambo

Penampakan Brigadir J Tergeletak dengan Berlumuran Darah Ditampilkan saat sidang di PN Jaksel pada Selasa (25/10/2022). (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Pria kelahiran Jakarta, 12 November 2022 itu merupakan seorang sopir ambulans swasta yang sempat menyaksikan langsung kondisi jenazah Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo, Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat, 8 Juli 2022.

Dalam sebuah wawancara ekslusif dengan IDN Times pada Juli 2022, saat ia datang, Brigadir J telah tergeletak di depan tangga rumah mantan Kadiv Propam Polri itu.

"Saya langsung masuk, langsung saya disuruh bantu evakuasi, memang posisinya di depan tangga. Memang benar informasi yang di tv-tv, kalau sudah tergeletak di posisi depan tangga," ujar dia kepada IDN Times.

2. Syahrul melihat jenazah Brigadir J terlentang memakai kaus dan celana jin berlumuran darah

Penampakan Brigadir J Tergeletak dengan Berlumuran Darah Ditampilkan saat sidang di PN Jaksel pada Selasa (25/10/2022). (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Kondisi saat itu, kata dia, penyidik baru saja selesai melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Syahrul pun diminta mengevakuasi jenazah Brigadir J ke RS Polri. Tak banyak bertanya, dia langsung mengenakan sarung tangan latex dan hazmat untuk menangani jenazah Brigadir J.

Ia dibantu petugas mengangkat jenazah Brigadir J dari lantai yang posisinya terlentang berlumuran darah. Saat itu, kata dia, Brigadir J yang sudah tak bernyawa tampak mengenakan kaus dan memakai celana jin.

“Baju bebas, kaus, celana jin panjang, berlumuran darah,” kata Syahrul.

Syahrul mengaku tak melihat detail jenazah, baik itu luka, bekas peluru, ataupun barang bukti. Seingatnya, tak ada pistol atau benda tajam di sekitar jenazah.

“Langsung masukin ke kantong jenazah, langsung ke mobil saya, dan langsung ke RS Polri,” ujarnya.

3. Syahrul sempat dilarang pulang dari RS Polri oleh polisi

Rekaman CCTV Kasus Pembunuhan Brigadir J. (youtube.com/CNN Indonesia)

Selama perjalanan, ia dikawal banyak anggota Polisi yang menggunakan mobil Provos. Sesampainya di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, ia menurunkan jenazah tersebut dibantu petugas forensik.

Jenazah pun selesai dievakuasi. Namun rupanya ia tak diperbolehkan pulang terlebih dahulu. Syahrul mengaku diminta menunggu dengan suguhan rokok dan kopi hitam di depan ruang forensik.

“Langsung saya diminta identitas, saya kasih, KTP, SIM dan ID card, dan mobil saya difoto depan dan samping. Mau Subuh, saya baru boleh pulang,” kata dia.

Syahrul tak mengetahui jika yang ia angkut adalah Brigadir J. Namun, ia membenarkan bahwa dirinya menjemput jenazah di rumah dua lantai nomor 46, yang belakangan tersebar di media.

“Iya rumahnya itu,” kata Syahrul mengakhiri percakapan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us