Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

BGN: Susu Tak Diberikan Serentak di MGB, 80 Persen Masih Impor

Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana. (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)
Intinya sih...
  • Kepala BGN, Dadan Hindayana, jelaskan susu tak diberikan serentak dalam paket makan bergizi gratis karena mayoritas masih impor.
  • Pemerintah ingin program MBG melibatkan sumber daya lokal agar kebutuhan impor tidak membengkak, termasuk susu.
  • Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, menyatakan pemberian susu tidak wajib dalam program makan bergizi gratis.

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana menjelaskan, susu tak diberikan serentak dalam paket makan bergizi gratis (MBG) karena mayoritas masih impor. Alhasil, hanya daerah tertentu saja yang memberikan susu kepada anak-anak.

"Kenapa susu tak boleh diberikan serempak di seluruh indonesia karena susu kita masih 80 persen impor," kata Dadan dalam acara Rapimnas sayap Partai Gerindra, Perempuan Indonesia Raya (PIRA) di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Sabtu (25/1/2025).

1. Pemerintah ingin bahan baku dari sumber daya lokal

IDN Times/Debbie Sutrisno

Dadan menjelaskan, pemerintah ingin program MBG melibatkan sumber daya lokal, sehingga kebutuhan impor dari negara lain, seperti susu, tidak membengkak.

"Kami ingin susunya berbasis sumber daya lokal, jadi jangan sampai program ini meningkatkan impor juga," ujar dia.

2. Istana sebut susu di makan bergizi tidak wajib, diberi seminggu sekali

Pelaksanaan program makan bergizi gratis di sekolah di kawasan DKI Jakarta pada Senin (6/1/2025). (IDN/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Sementara, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, mengatakan pemberian susu tidak wajib dalam program makan bergizi gratis.

"Susu kan tidak diwajibkan setiap hari, jadi itu tergantung daerahnya, tapi minimal kalau berdasarkan yang saya tanya tadi ke Kepala SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi), mereka itu sekali seminggu susunya, kalau SPPG (yang saya kunjungi tadi), dia bilang susu itu per hari Jumat, tapi yang di Cimahi yang kita kunjungi, susunya di hari Senin," ujar Hasan kepada jurnalis pada 6 Januari lalu.

3. Suplai susu di setiap daerah tidak merata

Pelaksanaan program makan bergizi gratis di sekolah di kawasan DKI Jakarta pada Senin (6/1/2025). (IDN/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Hasan menjelaskan, alasan pemberiannya seminggu sekali, karena suplai susu di setiap daerah tidak merata. Menu program makan bergizi gratis juga akan berganti setiap hari. Sehingga, para siswa tidak bosan ketika menyantapnya.

"Setiap hari (ganti menu), di dapur yang tadi saya kunjungi hari ini telur, besok ikan dori, besoknya lagi ayam," kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ilyas Listianto Mujib
Yosafat Diva Bayu Wisesa
Ilyas Listianto Mujib
EditorIlyas Listianto Mujib
Follow Us