Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bima Arya Ajak Anak Muda Transformasi Menuju Aktivisme Kolaboratif

WhatsApp Image 2025-11-04 at 16.09.32 (1).jpeg
Bima Arya pada acara Pijar Foundation bertema Muda30 Award di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (3/11/2025). (Dok. Kemendagri)
Intinya sih...
  • Indonesia di simpang sejarah: generasi muda penentu masa depan
  • Transformasi aktivisme: dari konfrontatif ke kolaboratif
  • Siap menghadapi dunia penuh kejutan dan bangun daya juang
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto mengajak generasi muda Indonesia untuk bertransformasi dari aktivisme yang semata konfrontatif menjadi aktivisme kolaboratif. Menurutnya, generasi masa kini harus menjadi bagian dari generasi kosmopolitan seperti yang digambarkan sosiolog Anthony Giddens yakni generasi yang hidup di dunia tanpa batas, berpikir global, adaptif, dan mampu bekerja lintas budaya.

“Atau istilah saya tadi, mentalnya mental aktivis, skill-nya global, dan hatinya nasionalis,” ujar Bima saat menyampaikan keynote speech pada acara Pijar Foundation bertema Muda30 Award di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (3/11/2025) malam.

1. Indonesia di simpang sejarah: generasi muda penentu masa depan

WhatsApp Image 2025-11-04 at 16.09.32 (2).jpeg
Bima Arya pada acara Pijar Foundation bertema Muda30 Award di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (3/11/2025). (Dok. Kemendagri)

Bima menegaskan bahwa Indonesia tengah berada di titik penentu sejarah menuju 2045. Dalam dua dekade mendatang, bangsa ini berpeluang menjadi salah satu dari lima negara dengan ekonomi terbesar di dunia, asalkan generasi mudanya mampu memanfaatkan momentum bonus demografi dan menghindari jebakan pendapatan menengah.

“Hari ini Indonesia di simpang jalan. We are at the crossroads. Kita punya kesempatan untuk menjadi negara maju in 20 years' time. Dua puluh tahun lagi kita akan menjadi satu dari lima negara dengan ekonomi paling maju di dunia,” ujar Bima.

Ia mengingatkan bahwa generasi muda pernah menentukan arah bangsa pada 1998 melalui reformasi. Kini, mereka kembali dihadapkan pada “simpang jalan kedua” untuk menulis sejarah baru.

“Jadi simpang jalan pertama setelah reformasi telah kita lalui. Nah, hari ini adalah simpang jalan kedua. Sekali lagi yang menentukan hari ini adalah sejauh mana kita memilih untuk menulis sejarah sendiri,” jelasnya.

2. Transformasi aktivisme: dari konfrontatif ke kolaboratif

WhatsApp Image 2025-11-04 at 16.09.33.jpeg
Bima Arya pada acara Pijar Foundation bertema Muda30 Award di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (3/11/2025). (Dok. Kemendagri)

Menurut Bima, generasi muda masa kini perlu bertransformasi dari pola aktivisme yang konfrontatif menjadi aktivisme yang kolaboratif. Ia juga mengutip pemikiran sosiolog Anthony Giddens tentang generasi kosmopolitan, yakni generasi yang hidup di dunia tanpa batas, berpikir global, namun tetap berpijak pada nilai-nilai lokal.

Namun, Bima menekankan bahwa keterbukaan terhadap dunia global perlu disertai dengan pijakan kuat pada nilai dan identitas lokal. Ia menilai, generasi muda yang ideal adalah mereka yang mampu menjaga budaya serta jati diri bangsa, memiliki semangat nasionalisme yang tinggi, namun tetap kompetitif di kancah global.

3. Siap menghadapi dunia penuh kejutan dan bangun daya juang

WhatsApp Image 2025-11-04 at 16.09.32.jpeg
Bima Arya pada acara Pijar Foundation bertema Muda30 Award di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (3/11/2025). (Dok. Kemendagri)

Mengutip buku The Great Wave karya Michiko Kakutani, Bima menggambarkan dunia sebagai ruang yang sarat kejutan dan perubahan tak terduga. Ia mengingatkan agar generasi muda siap menghadapi “gelombang” baru dan kemunculan figur-figur di luar sistem

“Jadi setiap saat kita harus siap-siap dikejutkan oleh gelombang-gelombang yang tidak biasa. Kejutan-kejutan yang di luar nalar dan kemunculan orang-orang di luar sistem. Pesan dari buku ini adalah, 'You have to really be aware of this trend'. Hari ini tidak semua berjalan sesuai dengan pakem,” jelasnya.

Bima menambahkan, kunci menghadapi tantangan tersebut adalah membangun daya juang dan dikelilingi lingkungan pertemanan yang saling menguatkan. Menurutnya, komunitas yang solid akan melahirkan calon pemimpin bangsa yang mampu membawa Indonesia menuju masa depan emas.

“Kalau itu terjadi, maka insyaallah kalian akan bisa merebut 2045 dan menjadi aktor-aktor utama ketika Indonesia menjadi negara emas,” pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dwifantya Aquina
EditorDwifantya Aquina
Follow Us

Latest in News

See More

LPSK Terima 12.243 Permohonan Perlindungan Sepanjang 2025

04 Nov 2025, 22:30 WIBNews