Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

BP Taskin: Jateng Masuk Provinsi Miskin, Mayoritas Warganya Petani

Intinya sih...
  • Mayoritas warga Jateng adalah petani, menyebabkan tingginya angka kemiskinan di provinsi tersebut.
  • BP Taskin siap membantu Provinsi Jateng dengan menggencarkan investasi dan bisnis untuk mengentaskan kemiskinan.

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin), Budiman Sudjatmiko menyebut angka kemiskinan yang masih tinggi di Jawa Tengah (Jateng) karena mayoritas warganya petani.

Hal tersebut disampaikan Budiman saat bertemu Gubernur Jateng Terpilih, Ahmad Luthfi di Kantor BP Taskin, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta pusat, Kamis (23/1/2025).

"Jawa Tengah adalah provinsi termiskin ke-2 di Pulau Jawa. Tadi kita mengidentifikasi , rupa-rupanya salah satu sebabnya karena memang di Jawa Tengah kebanyakan masyarakat yang masih agraris," ucap dia.

1. BP Taskin siap bantu pengentasan kemiskinan di Jateng

Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin), Budiman Sudjatmiko bersama Wakil Kepala BP Taskin, Nanik Sudaryati Deyang (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)
Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin), Budiman Sudjatmiko bersama Wakil Kepala BP Taskin, Nanik Sudaryati Deyang (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Budiman menyebut, pihaknya siap membantu Provinsi Jateng dalam mengentaskan angka kemiskinan. Salah satunya, dengan menggencarkan investasi dan bisnis.

"Lalu berbicara bagaimana mengentaskan masyarakat miskin lewat membangun, ngajak orang miskin berinvestasi dan berbisnis kira-kira ini. Investasi dari mana pun bisa," ujarnya.

"Dan (Ahmad Luthfi) minta perhatian dari BP Taskin, beliau bertemu juga dengan beberapa pejabat tinggi di Indonesia. Dan sehari setelah beliau dilantik nantinya, jika memang ada program, kami siap turun. Pak Gubernur menunjukkan di mana alamat orang miskin di Jateng, kami siap turun," sambung Budiman.

2. Berbagai permasalahan yang muncul di Jateng

Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin), Budiman Sudjatmiko bersama Wakil Kepala BP Taskin, Nanik Sudaryati Deyang (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)
Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin), Budiman Sudjatmiko bersama Wakil Kepala BP Taskin, Nanik Sudaryati Deyang (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Budiman bersama Luthfi juga membahas berbagai permasalahan sosial di Jateng, di antaranya terkait tempat tinggal, pendidikan, hingga sektor agraris.

"Beberapa persoalan yang disampaikan, soal perumahan tadi banyak muncul. Soal perumahan, soal pangan, pendidikan sama pendidikan, putus sekolah, pertanian sama perumahan," kata Budiman.

3. Ahmad Luthfi mulai berkoordinasi dengan berbagai pihak

Dalam kesempatan itu, Luthfi memastikan, dirinya sudah mulai berkoordinasi dengan bupati/walikota di Jateng dan lembaga pemerintah untuk menyiasati tingginya angka kemiskinan.

"Dengan harapan ke depan pada saat kami nanti dilantik secara juridik formal kami mempunyai komitmen untuk segera bersama-sama masyarakat Jawa Tengah untuk membangun masyarakat lebih baik," tuturnya.

Mantan Kapolda Jateng itu mengatakan, layanan dasar berupa sandang, pangan, dan papan, masih menjadi masalah utama yang dibahas untuk menyejahterakan warga Jateng. Selain itu, juga mengenai infrastruktur dasar dan kesehatan.

"Jadi ada beberapa hal yang perlu kita sampaikan. Yang pertama adalah layanan dasar. Jadi layanan dasar itu sandang pangan dan papan. Yang kedua adalah infrastruktur dasar," ucap Luthfi.

"Jadi kalau layanan dasar itu nanti dari mulai sekolahnya, kemudian kebutuhan pokoknya, dan yang ketiga dari segi kesehatannya," sambung dia.

Ia lantas menjabarkan, infrastruktur dasar di Jateng hampir 14 persen berkaitan dengan sanitasi. Kebutuhan ini masih dalam tahap eksplorasi untuk menemukan solusi yang tepat. Lalu, kebutuhan air minum bersih juga masih 19 persen. 

"Itu semua PR-PR yang harus segera berurutan utama akan kita laksanakan," imbuhnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
Yosafat Diva Bayu Wisesa
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us