Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

CEK FAKTA: Benarkah Papua Berpotensi Terjadi Megathrust?

ilustrasi gempa (IDN Times/Aditya Pratama)
Intinya sih...
  • Direktur BMKG imbau masyarakat tak percaya hoaks terkait megathrust di Papua, karena belum ada teknologi prediksi gempa.
  • Ada dua sumber gempa potensial di laut utara Papua, yakni Papua Megathrust (M 8,7) dan Manokwari Thrust (M 7,6).
  • Kedua sumber gempa bisa menyebabkan tsunami, pernah memicu tsunami Biak dan Manokwari yang menimbulkan korban jiwa.

Jakarta, IDN Times - Direktur Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono, mengimbau masyarakat tidak mudah percaya kabar bohong atau hoaks terkait datangnya megathrust di Papua. Menurut dia, hingga kini belum ada teknologi yang bisa memastikan kapan terjadinya gempa bumi.

"Hingga saat ini belum ada ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat memprediksi dengan tepat dan akurat, terkait kapan, di mana, dan berapa besar gempa akan terjadi," ujar Daryono dalam keterangannya, Sabtu (5/4/2025).

"Sehingga masyarakat Papua diimbau untuk tidak mudah percaya dengan berita-berita bohong (hoaks) yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Pastikan informasi gempa dan tsunami bersumber dari BMKG," sambungnya.

1. Ada potensi terjadi megathrust di Papua

ilustrasi gempa (IDN Times/Esti Suryani)

Kendati, Daryono menjelaskan, secara tektonik di laut utara Papua, terdapat dua sumber gempa potensial dengan mekanisme naik, yakni Papua Megathrust dan Manokwari Thrust.

"Papua Megathrust memiliki potensi gempa dengan magnitudo maksimum magnitudo (M) 8,7, sementara Manokwari Thrust memiliki potensi gempa dengan magnitudo maksimum M 7,6," kata dia.

2. Bila terjadi megathrust bisa memicu tsunami

Ilustrasi gempa bumi dan tsunami (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)

Papua Megathrust dan Manokwari Thrust bisa menyebabkan tsunami, karena kedua sumber gempa memiliki mekanisme naik.

"Berdasarkan catatan sejarah, sumber gempa Papua Megathrust pernah memicu tsunami Biak dengan tinggi 7,7 meter pada 17 Februari 1996, yang menyebabkan 107 orang meninggal dunia dan 51 orang hilang," ujar Daryono.

"Sementara Manokwari Thrust pernah memicu tsunami Manokwari setinggi 1,8 meter pada 4 Januari 2009, yang menyebabkan empat orang meninggal dunia dan puluhan orang luka-luka," sambungnya.

3. BMKG menyiapkan mitigasi

Ilustrasi Gempa (IDN Times/Aditya Pratama)

Selain itu, Daryono menyebut, masyarakat harus mengakui dan menerima wilayah utara Papua memiliki kawasan rawan gempa dan tsunami. Karena itu, pemerintah dan masyarakat tidak boleh abai dan melupakan kerawanan tersebut.

"Dalam ketidakpastian dan belum tahu kapan gempa akan terjadi, kita masih dapat menyiapkan upaya mitigasi konkret. Perlu ada upaya nyata sebagai langkah kesiapsiagaan, mitigasi, dan upaya pengurangan risiko bencana gempa dan tsunami di Papua," ucap dia.

Kesimpulan: Dengan penjelasan dari BMKG, maka kabar yang menyebut akan terjadi megathrust dalam waktu dekat di Papua tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Namun terkait potensi megathrust di Papua benar adanya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us