Daftar Haji Tak Harus Tua!

- Epul dan Diar mendaftar haji di usia muda untuk menjaga kesehatan saat berangkat ke Tanah Suci.
- Mereka mendapatkan dorongan dari keluarga, serta memiliki kesanggupan dana untuk mendaftar haji.
- BPKH mengajak generasi Z dan milenial untuk berhaji di usia muda, karena faktor kesehatan menjadi pertimbangan penting.
Jakarta, IDN Times - Labbaikallahumma labbaik, labbaika la syarika laka labbaik, innal hamda wan ni'mata laka wal mulk, la syarika laka. Bacaan talbiyah itu kerap membuat hati Asep Saepullah (34) bergetar ketika mendengarnya.
Bacaan talbiyah itu semakin sering terdengar ketika musim haji berlangsung, baik itu melalui televisi hingga media sosial. Epul, sapaan akrabnya, semakin ingin berangkat ke Tanah Suci melihat unggahan sejumlah umat Muslim yang menunaikan ibadah haji.
Hatinya semakin bergetar ketika mengantar ibunda tercinta berangkat ke asrama haji. Ketika itu, ada teman SMP-nya yang juga berangkat ke Tanah Suci bersama rombongan ibunya.
"Saat mengantar Ibu berangkat haji, saya melihat ada teman saya saat SMP (seumuran), sudah berangkat haji berbarengan dengan ibu saya. MasyaAllah, dari situ ada keinginan kuat untuk berhaji," ujar Epul kepada IDN Times, Selasa (1/10/2024).
1. Rezeki tak terduga untuk daftar biaya haji

Tepat dua tahun lalu, saat usianya 32 tahun, Epul mengajak istrinya untuk pergi ke bank untuk membayar setoran awal haji. Tahun 2022, Epul yang sudah rindu Tanah Suci, mengaku mendapat rezeki lebih dari biasanya.
"Waktu itu Allah memberi kami rezeki lumayan besar. Ada beberapa rezeki yang kami peroleh di luar dari biasanya. Waktu itu ada honor mengajar PPG, menjadi assesor guru penggerak, serta remunerasi," ucap dia.
Epul mengucap bismillahirrahmanirrahim, melangkahkan kaki keluar rumah, membawa uang puluhan juta rupiah dan mendaftar ke bank penerima setoran biaya penyelenggaraan ibadah haji, bersama sang istri.
"Maka, kami memutuskan rejeki tambahan yang diperoleh untuk mendaftar haji di usia yang relatif masih muda," kata dia.
2. Pernah galau

Meski demikian, Epul pernah galau. Ketika itu, Ia bimbang apakah berhaji atau umrah terlebih dulu.
Namun, setelah salat istikharah, Epul mantap untuk mendaftar berangkat haji.
"Awalnya dilema antara umrah dulu atau mendaftar haji terlebih dahulu. Akhirnya memilih mendaftar haji terlebih dahulu, sambil kalau ada rezeki untuk umrah, bisa umrah terlebih dahulu sebelum berhaji," ucap dia.
3. Alasan mendaftar haji di usia muda

Epul yang berprofesi sebagai dosen mengaku mendaftar haji di usia muda karena mengetahui masa tunggu yang tidak sebentar. Oleh karena itu, dia memutuskan untuk mendaftar haji di usai 32 tahun.
"Saya mendaftar haji di usia muda, karena saya ingin nantinya ketika melaksanakan haji, kondisi fisik (badan) lebih sehat dan fit. Menurut informasi yang saya peroleh dari berbagai media massa, masa tunggu ibadah haji reguler di Indonesia rata-rata 20 tahun. Kita tahu bahwasanya ibadah haji merupakan ibadah fisik. Oleh karena itu, beribadah haji pada usia tidak terlalu tua tentu memberi kenyamanan dan kekuatan dalam menjalankannya," ujar dia.
Senyum lebarnya merekah saat ditanya apa motivasi lainnya mendaftar haji, Epul menjawab dengan tegas ingin menunaikan rukun Islam kelima.
"Yang saya yakini, jika bisa sesegera mungkin memenuhi rukun Islam yang ke-5, itu lebih bagi kami secara pribadi. Mudah-mudahan ibadah haji yang nanti akan kami lakukan diterima Allah, dan menjadi haji yang mabrur, dan berdampak terhadap diri kami untuk menjadi insan yang lebih baik," kata dia.
4. Daftar haji usia muda agar bisa prima saat menunaikan ibadah haji

Secara terpisah, Diar Dwi Surya (32) juga mengaku sudah mendaftar haji di usia muda. Diar mendaftar haji bersama istri saat berusia 29 tahun. Tujuannya, agar kesehatannya tetap prima ketika sudah waktunya berangkat ke Tanah Suci.
"Daftar di usia muda agar jika saatnya dipanggil berangkat haji masih dalam kondisi prima dan sehat dibanding yang sudah berumur," ujar Diar.
Saat ini, Diar mengaku rajin berolahraga, mulai dari lari, bermain tenis meja hingga bulu tangkis. Tujuannya tetap satu, agar tubuhnya sehat hingga bisa menjalankan rukun Islam ke-5.
5. Ada dorongan dari orang tua untuk daftar haji usia muda

Dalam kesempatan itu, Diar mengaku ada dorongan dari orang tua untuk mendaftar haji usia muda. Sebab, kondisi finansial juga mampu untuk mendaftar.
Meski ada dorongan dari orang tua, Diar mengaku tak membebani hal tersebut. Diar merasa senang orang tuanya mengarahkan ke jalan yang baik.
"Ada dorongan dari orang tua dan istri yang mendukung daftar haji di usia muda, serta kesanggupan dana untuk mendaftar haji," kata dia.
Diar berharap, ketika sudah waktunya berangkat ke Tanah Suci, kesehatannya dengan istri bisa terjaga. Sehingga, mampu melaksanakan rangkaian ibadah haji dengan lancar.
6. Semua bisa haji

Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) juga terus mengkampanyekan tagar semua bisa haji. Artinya, siapa saja mereka yang sudah baligh, tentu bisa berangkat ke Tanah Suci untuk berhaji, termasuk Anda yang berusia muda.
Anggota BPKH, Amri Yusuf, kemudian mengajak generasi Z (Gen Z) dan milenial untuk bisa berhaji di usia muda. Sebab, haji di usia tua itu ada sejumlah faktor, terutama berkaitan dengan kesehatan.
"Pada saat kegiatan haji 1444 H / 2023 M berlangsung, jumlah jemaah haji meninggal dunia sekitar 800 orang, dan 90 persen adalah mereka yang usia di atas 65 tahun. Data ini kelihatannya harus segera kita perbaiki karena masyarakat baru punya keinginan ke tanah suci ketika sudah relatif mapan saat usianya di atas 40 tahun. Jika fenomena sekarang, masa tunggunya di atas 25 tahun, maka orang akan berhaji di usia 70 tahun,” ujar Amri.
Amri juga berharap ada kebijakan untuk memberikan prioritas bagi generasi muda menjadi prioritas untuk berangkat haji.
Menurutnya, Arab Saudi juga memiliki visi untuk menambah porsi haji sebanyak 1 juta jemaah pada 2030. Bila visi itu terwujud, Indonesia diperkirakan mendapat penambahan kuota haji.