Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dewan Pers: AI Kerap Misinformasi, Pers Harus Hadir Sesuai Fungsinya

Ilustrasi profesi jurnalis. (IDN Times/Arief Rahmat)

Jakarta, IDN Times - Ketua Dewan Pers, Ninik Rahayu, mengingatkan kecerdasan buatan atau Artificial intelligence (AI) memang membantu kerja jurnalistik. Namun, tetap diperlukan kontrol ketat agar tidak merusak fundamental jurnalistik seperti keakuratan, keadilan, dan independensi.

"Kita tahu bahwa AI dan AI generatif sangat efektif membantu jurnalistik dalam memperoleh informasi, tapi akurasi dan uji kebenaran itu menjadi satu hal yang sangat penting. AI tidak bisa menggantikan data, konteks faktual yang ada di lapangan, dan soal critical thinking, itu yang tidak bisa digantikan oleh AI," kata Ninik di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Jumat (24/1/2025).

1. Butuh akurasi

Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu. Dewan Pers Luncurkan Pedoman Penggunaan AI dalam Produk Jurnalistik di gedung Dewan Pers, Jumat (24/1/2025). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Ninik menjelaskan di tengah arus informasi yang dahsyat, kecerdasan buatan memang bisa jadi informasi, namun bisa jadi misinformasi. Sebab, informasi salah yang kemudian dianggap benar oleh banyak orang atau informasi ini sengaja dibuat salah, dan terus disebarkan sangat berbahaya.

"Bisa mis-informasi, bisa disinformasi, bisa mal-informasi, dan ini sangat mengganggu pengetahuan publik. Oleh karena itu, sikap kehati-hatian, akurasi, dan verifikasi masih sangat diperlukan," katanya.

2. Pers harus hadir sesuai dengan fungsinya

Dewan Pers Luncurkan Pedoman Penggunaan AI dalam Produk Jurnalistik di gedung Dewan Pers, Jumat (24/1/2025). (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Karena itu, Ninik mengingatkan, pers harus hadir sesuai fungsinya dengan memberikan pengetahuan, memberikan pemahaman, melakukan upaya peningkatan kecerdasan publik, daya intelektual publik, dan yang terpenting lagi adalah memberikan kontrol sosial.

"Oleh karena itu jika informasi dari teknologi buatan atau AI ini memang ada indikasi misinformasi atau disinformasi, di situlah letaknya kehadiran kawan-kawan jurnalistik untuk meluruskan sesuai dengan data dan fakta yang dimiliki," katanya.

3. AI tidak bisa gantikan manusia

Ilustrasi pekerjaan jurnalis. (IDN Times/Arief Rahmat)

Ninik mengatakan kecerdasan buatan untuk membantu dan mempermudah proses kerja jurnalistik, namun tidak bisa menggantikan manusia.

"Jadi sekali lagi, AI termasuk AI Generatif dan seluruh teknologi buatan manusia, seharusnya menjadi daya pemicu efektivitas kerja jurnalistik, mempermudah kerja jurnalistik, bukan menggantikan tugas manusia dalam proses kerja jurnalistik," ujar Ninik.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
Dini Suciatiningrum
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us