Disambangi Ganjar, Walhi: Dulu Pak Jokowi Juga Datang

Jakarta, IDN Times - Calon presiden nomor urut tiga, Ganjar Pranowo, malam ini menyambangi kantor Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi). Ada sejumlah persoalan yang dibahas dalam pertemuan tersebut.
“Pada hari ini kita ketemu dengan Pak Ganjar. Tidak terlalu susah bagi kami berdialog soal lingkungan, soal alam karena beliau berlatar belakang mapala juga ketika jadi mahasiswa,” kata Direktur Eksekutif Nasional Walhi, Zenzi Suhadi, dalam konferensi pers, Kamis (8/2/2024).
1. Walhi singgung kesamaan Ganjar dan Jokowi

Zenzi menggarisbawahi dua kesamaan antara Ganjar dan Presiden Joko “Jokowi” Widodo dalam pandangan Walhi. Pertama, keduanya dianggap sebagai pecinta alam. Kedua, keduanya juga mendatangi kantor Walhi menjelang pemilihan presiden (pilpres).
“Pak Ganjar ini mempunyai dua kesamaan dengan Pak Jokowi sebenarnya, satu sama-sama pecinta alam, yang kedua menjelang pilpres sama-sama datang ke Walhi. Dulu Pak Jokowi juga datang ke Walhi di 2014,” sebutnya.
“Tapi saya waktu pecinta alam saya ketua. Beliau nggak,” timpal Ganjar.
2. Walhi dan Ganjar bahas kekayaan SDA di Indonesia tak dinikmati rakyat

Walhi menyoroti dua masalah utama yang dibahas dalam dialog bersama Ganjar. Yang pertama, Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam (SDA) yang melimpah, namun rakyat masih mengalami penderitaan atau kesulitan ekonomi.
“Indonesia sangat kaya dengan sumber daya alam, tetapi rakyat menerima deritanya selama ini,” sebut Zenzi.
Hal itu menunjukkan bahwa ada ketidakseimbangan dalam tata kelola sumber daya alam, baik dari segi kepemilikan, akses, maupun pengelolaannya di Indonesia.
“Ada tata kelola sumber daya alam, baik pemilik, akses dan pengelolaan di Indonesia ini masih salah,” sambungnya.
3. Walhi dorong keseimbangan antara lingkungan dan ekonomi

Zenzi mengungkapkan bahwa selama 43 tahun keberadaannya di Indonesia, Walhi telah bekerja tidak hanya berbicara tentang masalah lingkungan, tetapi juga telah memberikan peringatan mengenai hampir semua bencana dan kerusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia.
Namun, karena pandangan dan peringatan dari Walhi tidak diindahkan, bencana-bencana tersebut terjadi. Walhi kemudian berdiskusi dengan Ganjar tentang solusi bagi Indonesia, mengingat masalah lingkungan dan sosial sering muncul karena negara lebih fokus pada pertumbuhan ekonomi.
“Nah tadi kita membicarakan bagaimana ekonomi bisa tumbuh, lingkungan bisa pulih dan kesejahteraan itu terdistribusikan. Kita bicara tentang ekonomi Nusantara, tentang 33 jenis rempah dan kopi serta kelapa yang dihasilkan di Indonesia yang 5 dekade ini tidak diurus sehingga ekonominya dikuasai oleh negara-negara tetangga, Singapura, Vietnam, Thailand, China, India dan Bangladesh,” ujarnya.
Walhi menekankan pentingnya pemberdayaan ekonomi rakyat dengan mengutamakan keahlian petani dan nelayan dalam pengolahan sumber daya alam, sementara negara bertugas membangun pasar dan industri pengolahan di tingkat lokal untuk memastikan rakyat dapat menikmati hasil kekayaan alamnya.
“Negara bertugas bagaimana membangun pasarnya, membangun hilirisasinya di kampung-kampung supaya kita sebagai negara yang kaya dengan sumber daya alam, rakyat menikmati kesejahteraannya,” tambahnya.