Ditjen Dikti Respons Kematian Timothy Unud: Perundungan Harus Diberantas

- Kampus seharusnya jadi lingkungan yang aman
- Timothy mahasiswa Universitas Udayana ditemukan tewas usai loncat
- Beredar percakapan whatsapp merundung Timothy usai meninggal
Jakarta, IDN Times - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktidsaintek) angkat bicara terkait kematian Mahasiswa Universitas Udayana, Timothy Anugerah Putra.
Melalui media sosial, Ditjen Dikti menegaskan bahwa segala bentuk nirempati, perundungan, kekerasan verbal di lingkungan kampus tak dapat dibenarkan. Seharusnya peristiwa yang dialami Timothy tak terjadi.
"Ditjen Dikti menegaskan bahwa segala bentuk tindakan nir-empati, perundungan, maupun kekerasan digital harus diberantas tuntas," ujar Ditjen Dikti dalam unggahan di media sosialnya yang dikutip pada Sabtu (18/10/2025).
"Komitmen ini telah tertuang dalam Permendikbudristek No. 55 Tahun 2024 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Perguruan Tinggi (PPKPT)," lanjutnya.
1. Kampus seharusnya jadi lingkungan yang aman

Ditjen Dikti menegaskan kampus seharusnya menjadi ruang aman bagi mahasiswa untuk belajar, bertumbuh, dan saling menghargai. Mereka mengajak semua pihak menciptakan lingkungan kampus yang sehat.
"Mari bersama mewujudkan ekosistem pendidikan tinggi yang berempati, beradab, dan bebas dari kekerasan dalam bentuk apa pun," ujarnya.
2. Timothy mahasiswa Universitas Udayana ditemukan meninggal

Timothy merupakan Mahasiswa Angkatan 2022 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana.
Ia ditemukan tewas usai diduga melimpat dari Gedung FISIP Universitas Udayana pada Rabu (15/10/2025). Ia disebut jatuh setelah melompat dari lantai 2.
Ia sempat dilarikan ke RSUP Prof Ngoerah untuk mendapatkan perawatan medis. Ia disebut mengalami pergeseran dan patah pada tulang serta pendarahan pada organ dalam.
3. Beredar percakapan WhatsApp merundung Timothy usai meninggal

Setelah kabar meninggalnya Timothy tersebar, beredar sejumlah percakapan grup WhatsApp yang berisi komentar nirempati sejumlah mahasiswa terkait hal tersebut. Namun, pihak kampus membantah perundungan dan komentar nirempati tersebut lah yang menyebabkan Timothy tewas.
"Berdasarkan hasil rapat koordinasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik bersama Dewan Perwakilan Mahasiswa, Himpunan Mahasiwa Program Studi, dan magasiwa yang terlibat dalam percakapan, dapat dipastikan bahwa isi percakapan tersebut terhadi setelag almarhum meninggal dunia," ujar I Ketut Sudarsana.
Mahasiswa melakukan ujaran nirempati diberhentikann dengan tidak hormat sebagai pengurus organisasi mahasiswa. Hal itu diumumkan melalui akun media sosial Himpunan Mahasiwa Ilmu Politik Universitas Udayana.
Mereka adalah Vito Simanungkalit (Wakil Kepala Departemen Eksternal Himapol), Muhammad Riyadh Alvitto Satriyaji Pratama (Kepala Departemen Kajian, Aksi, Strategis dan Pendidikan), Maria Victoria Viyata Mayos (Kepala Departemen Eksternal), Anak Agung Ngurah Nanda Budiadnyana (Wakil Ketua Departemen Minat dan Bakat).
Lalu, dua mahasiwa lain yang merupakan pengurus BEM FKP Universitas Udayana juga diberhentikan. Mereka adalah Leonardo Jonathan Handika Putra (Wakil Ketua BEM FKP Unud) dan Putu Ryan Abel Perdana Tirta (Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Mahasiswa FISIP Unud)
Depresi bukanlah persoalan sepele. Jika Anda merasakan tendensi untuk melakukan bunuh diri, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.
Saat ini, tidak ada layanan hotline atau sambungan telepon khusus untuk pencegahan bunuh diri di Indonesia. Kementerian Kesehatan Indonesia pernah meluncurkan hotline pencegahan bunuh diri pada 2010. Namun, hotline itu ditutup pada 2014 karena rendahnya jumlah penelepon dari tahun ke tahun, serta minimnya penelepon yang benar-benar melakukan konsultasi kesehatan jiwa.
Walau begitu, Kemenkes menyarankan warga yang membutuhkan bantuan terkait masalah kejiwaan untuk langsung menghubungi profesional kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat.
Kementerian Kesehatan RI juga telah menyiagakan lima RS Jiwa rujukan yang telah dilengkapi dengan layanan telepon konseling kesehatan jiwa:
RSJ Amino Gondohutomo Semarang | (024) 6722565
RSJ Marzoeki Mahdi Bogor | (0251) 8324024, 8324025
RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta | (021) 5682841
RSJ Prof Dr Soerojo Magelang | (0293) 363601
RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang | (0341) 423444
Selain itu, terdapat pula beberapa komunitas di Indonesia yang secara swadaya menyediakan layanan konseling sebaya dan support group online yang dapat menjadi alternatif bantuan pencegahan bunuh diri dan memperoleh jejaring komunitas yang dapat membantu untuk gangguan kejiwaan tertentu