Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

DPR: Hubungan Indonesia dan Barat Harus Dijaga Meski Mau Gabung BRICS

Menteri Luar Negeri, Sugiono ketika mewakili Presiden Prabowo Subianto hadir di KTT Brics, Kazan, Rusia. (www.instagram.com/@sugiono_56)
Intinya sih...
  • Komisi I DPR mendukung Indonesia bergabung ke dalam aliansi ekonomi BRICS Plus.
  • Anggota BRICS bisa membawa peluang strategis bagi Indonesia, seperti peningkatan investasi asing dan transfer teknologi.

Jakarta, IDN Times - Anggota Komisi I DPR RI Sukamta mendukung langkah Indonesia yang mau bergabung ke dalam aliansi ekonomi BRICS Plus. 

BRICS Plus merupakan satu kekuatan ekonomi baru di dunia yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Menurutnya, bergabungnya Indonesia ke dalam aliansi ini bisa membawa berbagai peluang strategis, khususnya dalam isu geopolitik global. 

"Keanggotaan BRICS tidak hanya tentang keuntungan ekonomi, tetapi juga geopolitik. Di tengah ketegangan geopolitik global dan kompetisi ekonomi antara negara-negara besar, Indonesia perlu menjaga keseimbangan,” kata Sukamta di Jakarta, Selasa (29/10/2024).

1. Indonesia harus tetap jaga hubungan baik dengan Barat

Anggota Komisi I DPR RI Sukamta dukung Indonesia mau gabung BRICS. (Dok. PKS)

Sukamta mengatakan, Indonesia memang seharusnya memperluas kerja sama internasional dan memperkuat posisinya dalam berbagai forum ekonomi dunia. Kendati demikian, Indonesia tetap harus menjaga keseimbangan hubungannya dengan Barat.

“Namun Indonesia juga harus tetap menjaga keseimbangan dalam hubungan dengan mitra-mitra tradisional di Barat, seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa," kata dia.

"Ini penting agar bisa mengoptimalkan manfaat dari berbagai kerjasama yang ada,” lanjut dia.

2. Manfaat Indonesia bergabung BRICS

KTT BRICS (brics-russia2024.ru)

Legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu merinci berbagai manfaat yang akan diterima oleh Indonesia jika bergabung dengan BRICS. Salah satu peluang itu adalah peningkatan investasi asing ke Indonesia, mengingat anggota BRICS merupakan gabungan dari lima ekonomi besar di dunia.

“Seperti memberikan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan aliran investasi asing, terutama dari negara-negara seperti China dan India,” tuturnya.

Di sisi lain, bergabungnya Indonesia dengan BRICS dinilai Sukamta bisa membuka jalan transfer teknologi dan inovasi sehingga bisa mendukung pembangunan infrastruktur dan industri dalam negeri.

“Juga membuka jalan bagi transfer teknologi dan inovasi yang bisa mendukung pembangunan infrastruktur dan industri dalam negeri," ujar dia

3. Gabung BRICS, Indonesia bisa buka akses pasar baru

Konferensi BRICS (brics-russia2024.ru)

Selain itu, Sukamta menilai, aliansi BRICS dapat mewakili pasar-pasar ekonomi global yang berkembang pesat. Dengan bergabung ke BRICS Plus, Indonesia bisa memiliki akses yang lebih luas ke pasar-pasar non-tradisional seperti Brasil, Rusia, dan Afrika Selatan.

"Diversifikasi ini penting untuk mengurangi ketergantungan pada pasar-pasar utama di Barat, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global," kata dia. 

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri RI, Sugiono menghadiri KTT BRICS di Kazan, Rusia. Dalam kehadirannya ini, Sugiono menyampaikan keinginan Indonesia untuk menjadi anggota BRICS telah dimulai.

"Bergabungnya Indonesia ke BRICS merupakan pengejawantahan politik luar negeri bebas aktif. Bukan berarti kita ikut kubu tertentu, melainkan kita berpartisipasi aktif di semua forum,” kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Amir Faisol
EditorAmir Faisol
Follow Us