Dunia Dalam Ketidakpastian, Wamenkomdigi Ungkap Peran Penting Media

- Wakil Menteri Kominfo Angga Raka Prabowo: Media penting dalam menjaga kepentingan nasional di tengah ketidakpastian global.
- Hilirisasi sumber daya alam bertujuan untuk menghadapi tekanan asing, peran media sangat vital dalam menyampaikan informasi yang benar serta menjaga semangat kebangsaan.
- Perubahan teknologi mempengaruhi cara kerja media dan pola konsumsi informasi masyarakat, generasi muda membutuhkan ruang kerja.
Jakarta, IDN Times - Wakil Menteri Kominfo Angga Raka Prabowo menjelaskan peran penting media dalam menjaga kepentingan nasional di tengah ketidakpastian global. Dia mengungkapkan saat ini dunia tengah dalam ketidakpastian mulai dari perang, persaingan teknologi hingga artificial intelligence (AI).
“Saat ini, dunia sedang berada dalam ketidakpastian, banyak perang yang belum usai, tekanan ekonomi global, serta persaingan di dunia teknologi, khususnya dalam produksi chip untuk artificial intelligence, telah banyak membawa dampak bagi banyak negara, termasuk Indonesia," kata dia dalam agenda Dewan Pers yakni Konvensi Nasional Media Massa 2025 dengan tema "Disrupsi Berganda Terhadap Media Massa", dikutip Sabtu (21/2/2025).
1. Peran media informasikan semangat kebangsaan

Dia menekankan, hilirisasi sumber daya alam yang dilakukan pemerintah bertujuan untuk menghadapi tekanan asing. Dalam situasi ini, peran media sangat vital dalam menyampaikan informasi yang benar serta menjaga semangat kebangsaan.
Maka, bangsa Indonesia yang punya tradisi gotong-royong dalam menghadapi tantangan. Kerjasama, kolaborasi, dan saling mendukung adalah kunci agar dapat melewati masa-masa sulit
2. Perubahan teknologi pengaruhi cara kerja media

Angga Raka juga menyoroti perubahan teknologi yang mempengaruhi cara kerja media dan pola konsumsi informasi masyarakat. Menurutnya, generasi muda membutuhkan ruang kerja, dan hal ini menjadi prioritas utama Presiden Prabowo sejak awal menjabat.
Namun, dia menekankan bahwa penciptaan lapangan kerja bukan hanya tugas pemerintah, melainkan memerlukan kolaborasi dengan sektor swasta serta media sebagai jembatan komunikasi.
"Sebagai mitra dalam membangun bangsa, kami berharap media tetap berpegang pada prinsip jurnalistik yang sebenarnya. Kecepatan tidak boleh mengorbankan akurasi, dan kepentingan nasional harus selalu diutamakan," kata dia.
3. Framing media dan sensasionalisme hanya akan rusak kepercayaan publik

Dia juga menyoroti framing media yang lebih mengutamakan kepentingan kelompok tertentu dibandingkan dengan kepentingan nasional. Dia mendorong media agar tidak sekadar mengikuti tren global yang belum tentu sesuai dengan realitas Indonesia.
“Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital selalu terbuka terhadap gagasan dan kerjasama dari insan pers, wartawan, anak muda kreatif di dunia digital. Kami yakin kolaborasi dan gotong royong adalah jalan terbaik untuk membawa bangsa ini maju," kata dia.
Menurutnya, sensasionalisme hanya akan merusak kepercayaan publik. Maka pemerintah mengajak media untuk kembali pada jati diri jurnalistik yang sejati, faktual, objektif, dan berorientasi pada kepentingan bangsa dan negara.