Gerindra Minta Maaf Kadernya Terseret Penjebakan Prostitusi Online

Jakarta, IDN Times - Partai Gerindra meminta maaf atas perbuatan salah satu kadernya, Andre Rosiade yang terlibat aksi penjebakan prostitusi online di Padang, Sumatera Barat. Peristiwa itu terjadi pada (26/1) lalu. Andre yang menempati posisi sebagai Ketua DPD Gerindra Sumbar bermaksud ingin membuktikan masih ada praktik prostitusi di kota kelahirannya itu.
Menurut keterangan Kabid Humas Polda Sumbar, Stefanus Satake Bayu Setianto sempat menyatakan kepada lama suara.com, Andre ingin membuka mata Pemkot Padang dan DPRD Sumbar agar tidak membiarkan polisi seorang diri bekerja memberantas prostitusi online. Tapi, perlu kerja sama.
Lalu, bagaimana ia membuktikan masih ada praktik prostitusi online? Pria yang juga anggota DPR itu memesan PSK melalui aplikasi Michat. Namun, ia tak menggunakan akun miliknya, melainkan milik temannya.
Dari aplikasi itu, Andre diduga berkomunikasi dengan seorang muncikari. Dari sana disepakati tarif untuk bisa berhubungan badan dengan perempuan berinisial NN mencapai Rp800 ribu.
NN kemudian mendatangi sebuah kamar di satu hotel. Diduga Andre meminta orang suruhannya untuk menempati kamar yang sudah dipesan. Namun, tak berapa lama personel polisi menggerebek kamar itu. Beberapa media kemudian ikut mengabadikan momen tersebut.
"Pertama-tama kami sampaikan bahwa untuk hal yang mengenai Saudara Andre Rosiade, pertama, tim DPP Gerindra telah kirim tim ke Sumbar. Awal yang pertama, memang ditemukan memang saudara Andre Rosiade tidak berada di dalam kamar pada saat kejadian. Itu yang pertama," tutur Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad di komplek DPR pada Jumat (7/2).
Kedua, Dasco melanjutkan, DPP Gerindra segera memanggil Andre untuk meminta klarifikasi isu tersebut.
"Kami memintaa maaf kepada masyarakat apabila kemudian membuat situasi menjadi tidak kondusif," kata dia lagi.
Lalu, apakah Andre akan dijatuhi sanksi oleh DPP Gerindra?
1. Soal sanksi bagi Andre menunggu hasil verifikasi di Majelis Kehormatan Partai Gerindra

Menurut Dasco, penentuan apakah Andre akan dikenai sanksi atau tidak akan ditentukan dari proses verifikasi di Majelis Kehormatan DPP Gerindra. Rencananya, Andre akan dipanggil untuk memberikan keterangan pada pekan depan.
"Proses klarifikasi ini dibutuhkan untuk membandingkan dengan informasi yang beredar di masyarakat," kata dia.
Soal kebenaran ada kuitansi pemesanan kamar hotel atas nama Andre, ia menjelaskan hal tersebut termasuk salah satu yang akan diklarifikasi.
"Kami akan tanyakan ke yang bersangkutan (soal kuitansi pemesanan kamar hotel)," ungkapnya lagi.
2. Partai Gerindra mempertimbangkan tak akan mencalonkan Andre sebagai calon gubernur Sumbar

Dalam kesempatan itu, Dasco juga menjelaskan bahwa Gerindra tengah mempertimbangkan tidak akan mencalonkan Andre sebagai cagub Provinsi Sumbar dalam pilkada September 2020. Mengenai pengganti Andre, menurut Dasco, namanya masih digodok.
"Perlu diketahui bahwa DPP Pertai Gerindra mempertimbangkan untuk tidak mencalonkan saudara Andre Rosiade sebagai gubernur Sumbar," ujarnya.
3. Andre membantah telah melakukan penjebakan prostitusi online

Sementara, Andre menepis persepsi yang menyebut ia melakukan penjebakan prostitusi online. Ia menyebut hanya menindak lanjuti informasi dari masyarakat. Pernyataan itu disampaikan Andre melalui akun media sosialnya.
"Kejadiannya tanggal 26 Januari 2020. Ada puluhan orang dan banyak anggota Polri di lapangan. Kenapa diributkan sekarang? Padahal, polisi sudah menetapkan tersangka," cuit Andre di akun media sosialnya pada (4/2) lalu.
Ia juga menambahkan tidak mau kota kelahirannya, Padang, kena azab Tuhan lantaran membiarkan praktik prostitusi online merajalela di sana.