Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

GMNI Malang Unjuk Rasa Tuntut PPKM Dihentikan

Unjuk rasa yang dilakukan oleh GMNI di Kota Malang tuntut PPKM dihentikan. IDN Times/Alfi Ramadana

Malang, IDN Times - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) DPC Malang melakukan aksi unjuk rasa di depan Balai Kota Malang, Jumat (20/8/2021). Ada beberapa tuntutan yang disuarakan mahasiswa tersebut. Utamanya tentang Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dianggap tak maksimal. Bahkan PPKM dinilai justru mempersulit masyarakat. 

1. PPKM dinilai tak selesaikan masalah

Sejumlah mahasiswa yang tergabung di GMNI melakukan aksi unjuk rasa di depan Balai Kota Malang. IDN Times/Alfi Ramadana

Ketua DPC GMNI Malang, Alan Landi mengatakan selama ini pemerintah tidak benar-benar serius memikirkan nasib rakyatnya. Hal itu terbukti saat penerapan PPKM yang tak diikuti dengan solusi pasti. Terutama untuk rakyat miskin yang selama ini hanya menjadi korban kebijakan saja tanpa ada solusi nyata. Terlebih masih banyak masyarakat yang ketika hari itu tidak keluar bekerja, maka mereka tidak mendapat penghasilan.

"Ini yang tidak terpikirkan oleh pemerintah. Karena tidak semua masyarakat Indonesia tetap bekerja sat di rumah saja. Pedagang, sopir angkot hingga pekerja lepas tentu kesulitan memenuhi kebutuhan sehari-hari jika mereka tidak boleh bekerja," terangnya Jumat (20/8/2021). 

2. Pemerintah harus pastikan kebutuhan rakyat terpenuhi

Sejumlah mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa di depan Balai Kota Malang. IDN Times/Alfi Ramadana

Alan mengatakan, pemerintah boleh saja mengeluarkan kebijakan PPKM ataupun lainnya. Tetapi pemerintah harus juga memastikan bahwa kebutuhan rakyat benar-benar terpenuhi. Agar ketika mereka di rumah saja, ada jaminan bahwa hidup mereka ditanggung pemerintah.

"Jangan sampai hanya karena harus menjalankan kebijakan pemerintah, mayarakat justru seolah terjebak dalam situasi sulit. Terlebih mereka masih harus memenuhi kebutuhan sehari-hari," tambahnya. 

3. Kritik kebijakan vaksin yang dinilai tak adil

Khofifah berbincang dengan peserta vaksin. Dok/istimewa

Tak hanya itu saja, Alan juga menyampaikan kritikan terhadap program vaksinasi yang ditetapkan pemerintah. Utamanya terkait kebijakan mewajibkan memiliki sertifikat vaksin untuk bisa melakukan aktivitas perjalanan. Menurutnya hal tersebut sangatlah tidak adil, lantaran tak semua masyarakat bisa mendapatkan vaksin. Mereka yang tak lolos screening kesehatan awal tidak direkomendasikan dilakukan vaksinasi.

"Kalau bepergian harus membawa kartu vaksinasi tentu ini ada diskriminasi bagi mereka yang tidka bisa ikut vaksin karena memiliki penyakit bawaan dan lainnya. Tentu ini bukan solusi yang tepat," katanya. 

4. Harus ada pengawasan ketat pada setiap kebijakan

Unjuk rasa yang dilakukan oleh GMNI di Kota Malang tuntut PPKM dihentikan. IDN Times/Alfi Ramadana

Terlepas dari itu, Alan meminta pemerintah benar-benar mengawasi setiap kebijakan yang dikeluarkan. Agar pelaksanaannya bisa maksimal. Terutama untuk kebijakan yang berkaitan langsung dengan rakyat. Pengawasan ketat juga bisa meminimalisir oknum nakal yang memanfaatkan situasi sulit masyarakat untuk keuntungan pribadi. Termasuk juga harus mempertimbangkan lagi kebijakan-kebijakan yang tidak sepenuhnya bagus untuk rakyat.

"Kami menilai bahwa pemerintah gagal menangani wabah COVID-19 ini. Buktinya meskipun vaksin sudah digencarkan, tetapi kasus diberapa wilayah justru malah meningkat," pungkasnya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Alfi Ramadana
EditorAlfi Ramadana
Follow Us