Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Hujan Abu Menutupi Yogyakarta, Aktivitas Warga Normal

Dok. Pribadi

Yogyakarta, IDN Times - Selepas erupsi freatik yang membuat gempar pagi ini, Jumat (11/5/2018), beberapa kawasan di Yogyakarta mulai ditutupi abu vulkanis. Mulai sekitar pukul 9.40 hujan abu tersebut awalnya turun di beberapa lokasi yang berdekatan dengan Gunung Merapi, seperti Kaliurang dan Turgo.

Beberapa jam kemudian, hujan abu pun turut dirasakan di lokasi yang lebih jauh hingga ke wilayah Bantul dan Sedayu.

1. Abu turun di berbagai lokasi di Yogyakarta

Dok. Pribadi

Hujan abu pertama kali dirasakan oleh warga yang berada di wilayah utara Sleman yang berbatasan langsung dengan gunung Merapi. Menurut Usi Fahrisa Nur, seorang guru yang bertugas di SMK Muhammadiyah Pakem Yogyakarta, hujan abu mulai terasa sekitar pukul 08.30 WIB, beberapa saat setelah erupsi freatik terjadi.

Kondisi ini didahului dengan langit yang mulai gelap, disusul dengan hujan abu dengan intensitas cukup tinggi.

Sementara itu di wilayah Jalan Kusumanegara, hujan abu baru terasa sekitar pukul 10.36 WIB. Menurut keterangan Radhitiya Anjar mahasiswa UAD Yogyakarta, hujan abu di wilayah ini terasa cukup deras, namun berangsur-angsur mulai berhenti menjelang pukul 11.30 WIB.

2. Aktivitas warga tetap berjalan normal

Dok. Pribadi

Meskipun ditutupi abu, aktivitas masyarakat di Yogyakarta masih berjalan seperti biasanya. Beberapa warga terlihat menutupi muka dengan masker untuk melindungi diri dari debu saat berkendara. Sementara itu, pedagang masker dadakan juga mulai di beberapa perempatan di Yogyakarta.

Sementara itu, beberapa masyarakat di masyarakat di kawasan lereng Merapi yang sempat berlari ke tempat pengungsian juga sudah kembali beraktivitas seperti biasanya. Meskipun begitu, beberapa sekolah di wilayah tersebut diliburkan karena situasi yang tidak kondusif untuk kegiatan belajar-mengajar.

3. Erupsi yang tidak berbahaya

Dok. Pribadi

Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, hujan abu ini merupakan dampak dari erupsi freatik yang terjadi di dekat kawah Merapi. Dilansir dari akun Twitter Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), letusan tersebut terjadi pada Jumat pagi pukul 07.40 WIB. Hal ini menyebabkan suara gemuruh, gempa kecil dan kepulan asap setinggi hingga 5500 meter di atas puncak.

Erupsi freatik sendiri merupakan erupsi yang disebabkan oleh tekanan uap akibat pemanasan mendadak pada air bawah tanah. Berbeda dengan letusan vulkanis, letusan ini tidak mengakibatkan lava keluar dari kawah.

"Pasca erupsi, kegempaan yang terekam tidak mengalami perubahan dan suhu kawah mengalami penurunan. Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang," imbau BPPTKG.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Arifina Budi A.
EditorArifina Budi A.
Follow Us