Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ini Dugaan Motif Pembunuhan 5 Pendulang Emas di Yahukimo Papua

Google Map

Jakarta, IDN Times - Polisi masih mendalami kasus penyerangan lima pendulang emas di Kampung Minim, Kabupaten Yahukimo, Papua, Minggu (1/5). Penyerangan ini membuat lima pendulang emas tewas.

"Motifnya (sementara) hanya penyerangan secara spontan terhadap masyarakat yang sedang melakukan pendulangan emas," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (3/9).

1. Polisi mengevakuasi 74 pendulang emas

IDN Times/Axel Jo Harianja

Aparat TNI dan Polri belum dapat mengungkapkan kronologi dugaan penyerangan tersebut. Saat ini polisi masih mengevakuasi para pendulang emas yang selamat, dan akan dimintai keterangan.

"Baru beberapa saksi yang berhasil lolos, kurang lebih 74 orang yang berhasil diamankan atau diselamatkan baru bisa dimintai keterangan. Untuk detailnya nanti dulu, yang penting kita evakuasi dulu," kata Dedi.

2. Dugaan sementara lima pendulang emas tewas karena diduga diserang warga lokal

ANTARA/Diasty Surjanto

Dedi sebelumnya mengatakan lima pendulang emas tewas yang diduga diserang warga Yahukimo, menggunakan senjata tajam seperti anak panah, tombak, dan parang.

"Diserang sama warga lokal, menyerang begitu saja," kata dia.

3. Kapolda Papua membenarkan kematian lima pendulang emas

Pixabay

Sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Pol Rudolf Albert Rodja membenarkan adanya laporan tentang pembunuhan lima pendulang emas. Namun, belum diketahui pasti berapa jumlahnya dan bagaimana nasib mereka, karena lokasi pendulangan emas itu berada jauh dari ibu kota Kabupaten Yahukimo.

"Saya sudah mendapat laporan awal dari Kapolres Yahukimo dan Kapolres Asmat," ujar Rodja, di Jayapura, Papua, seperti dikutip dari Antara, Senin (2/9).

Rodja menjelaskan kedua polres akan mengirimkan tim untuk segera meninjau, karena lokasi pendulangan diduga berada di perbatasan. "Mudah-mudahan tim dapat segera dikirim, sehingga dapat mengecek kebenaran informasi tersebut," kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us