Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jemaah Haji Asal Nabire Bawa 2 Istri, Minta Sekamar di Makkah

Maharki Ayub, jemaah asal Nabire, Papua, saat berada di hotel. Ayub haji bareng kedua istrinya. (Media Center Haji)
Maharki Ayub, jemaah asal Nabire, Papua, saat berada di hotel. Ayub haji bareng kedua istrinya. (Media Center Haji)
Intinya sih...
  • Maharki Ayub berangkat haji bersama dua istrinya, Djami Kamri dan Mariati pada Sabtu, 23 Mei 2025.
  • Ayub berharap bisa sekamar dengan kedua istrinya di Arab Saudi, tetapi akhirnya mereka tinggal di hotel yang sama namun beda kamar.
  • Meski tidak bisa sekamar, Ayub tetap bahagia karena dapat tenang beribadah dan merasa bersyukur atas pelayanan petugas haji yang ramah.

Madinah, IDN Times - Bahagia rasanya bagi Maharki Ayub, jemaah haji asal Nabire, Papua, berangkat haji bareng dua istrinya. Pensiunan PNS ini memboyong istri kedua dan ketiganya.

Saat memasuki Paviliun E-1 Bandar Udara King Abdul Aziz, Sabtu, 23 Mei 2025, pukul 23.30 Waktu Arab Saudi, Maharki sempat terpisah dengan kedua istrinya. Dia berada di depan barisan, sementara kedua istrinya masih berada di belakang.

Dua istrinya bernama Djami Kamri dan Mariati. Djami kelahiran 1965, sedangkan istri ketiganya kelahiran 1971. Sedangkan, istri pertama wafat pada 2005.

1. Ayub ingin berlaku adil

Jemaah haji asal Indonesia saat meninggalkan hotel di Madinah menuju Makkah. (Media Center Haji/Rochmanudin)

Maharki bercerita tentang perjuangannya naik haji tahun ini bersama kedua istrinya. Bagi Maharki, memiliki dua istri harus adil. Tidak hanya dari sisi kebutuhan jasmani, tetapi juga rohani.

Begitu juga saat berhaji, pria asal Pulau Buru, Maluku ini berusaha mendaftarkan secara bersamaan 12 tahun lalu.

“Hasil dari tabungan dan sedikit dari hasil usaha kedua istri saya, alhamdulillah bisa melunasi biaya haji sebelum berangkat,” ujar ayah tujuh anak dari tiga istri ini.

2. Ayub ingin dua istrinya satu kamar

Jemaah haji kloter terakhir dari Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS) diberangkatkan dari Madinah ke Makkah, Minggu (25/5/2025). (Media Center Haji/Rochmanudin)

Saat tiba di Arab Saudi, Maharki berharap bisa satu kamar dengan kedua istrinya.

“Memang berapa orang sekamar? Apa bisa saya satu kamar dengan kedua istri saya?” tanya Maharki, sambil berjalan menuju bus.

“Keduanya akur, karena saya tidak membedakan,” tutur Maharki.

Jemaah yang akrab disapa Ayub ini mengaku istri pertamanya meninggal dunia pada usia 35 tahun.

“Saya menikah itu di usia 25 tahun, tapi istri saya meninggal pas berusia 35,” ungkapnya.

Ayub tinggal di Nabire sejak masih belia karena ikut orang tuanya. Dia besar dan menyelesaikan studi di Kabupaten dan Provinsi Papua. Lulus SMA, ia mencoba peruntungan dengan mendaftar sebagai CPNS.

“Dua tahun lalu saya pensiun dari PNS. Sekarang banyak berkebun untuk mengisi aktivitas,” ujarnya.

3. Maharki tidak bisa sekamar dengan kedua istrinya

Ratusan jemaah haji yang terpisah dari keluarganya ditempatkan di hotel transit di Madinah, sebelum diberangkatkan ke Makkah, Arab Saudi. (Media Center Haji/Rochmanudin)

Pada Senin, 25 Mei 2025, Maharki mengabarkan kedua istrinya tidak bisa sekamar. Hanya saja, mereka tinggal di hotel yang sama, Hotel 222 Durrat Al Massa.

“Kami semua rombongan di hotel yang sama. Hanya saja beda kamar semua,” tutur salah seorang petugas haji daerah (PHD) asal Nabire.

Meski tak bisa disatukan di kamar yang sama, Maharki tetap bahagia, karena bisa dengan tenang beribadah.

“Inshaallah, kami sangat bersyukur bisa tenang, dan petugas ramah-ramah di sini, bisa memfasilitasi,” ujarnya.

Bagi Maharki, beribadah ke tanah suci bukan sekadar panggilan, tapi juga bagian dari ujian bersikap adil dan tetap amanah.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rochmanudin Wijaya
EditorRochmanudin Wijaya
Follow Us